10 Tahun Lagi, Kamu Akan Berterima Kasih Karena Pernah Kerja Siang-Malam

Bekerja mencapai target itu adalah hal normal dan tentunya membawa kelegaan untuk tiap individu. Bahkan tak hanya berefek pada individu, tapi juga pada performa tim serta kesejahteraan tim tersebut. Targetmu dan tim akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Namun, coba bayangkan ketika kamu sudah bekerja di sebuah perusahaan selama lima tahun dan akhirnya kamu harus resign dari sana. Apakah kamu bangga atas pencapaianmu? Apakah kamu meninggalkan penyesalan di perusahaan itu? Sebelum kamu menyesal dan ingin kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya, coba renungkan 9 hal di bawah ini deh.
1. Kamu dan tim mungkin saja senang karena berhasil mencapai target. Tapi, bayangkan berapa kali lipat kebahagiaan yang bakal kamu rasakan ketika kamu bisa MELEBIHI target yang diberikan perusahaan untukmu.

Ada porsi lebih kebahagiaan dan kebanggaan yang kadang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika kamu berhasil melebihi target. Pengorbanan, kerja keras, serta doamu selama ini tidak sia-sia. Keuntungannya buat kamu juga, kan?
2. Ketika kamu bekerja, waktu itu penting karena sangat berharga. Namun yang paling penting bukan berapa jam kamu bekerja sehari, namun seberapa produktif kah kamu setiap hari?

Sebagai salah satu efek menjamurnya startup di Indonesia, banyak anak muda yang memompa semangatnya dengan bekerja di sana. Sedikit berbeda dengan sistem perusahaan besar dan konvensional atau pabrik, pegiat startup lebih menekankan pada sisi produktivitas dalam bekerja, bukannya jam kerja 9-5. Kalau kamu bekerja di startup dan ingin bekerja 9-5, silakan. Namun kewajibanmu adalah memadatkan pekerjaanmu hingga produktif selama pukul 09.00 hingga pukul 17.00.
3. Karena rumus 100 persen sudah tidak zaman lagi, coba pakai rumus 102 persen setiap hari untuk membuat hidupmu lebih berarti.

Kamu perlu tahu, anak muda di luar sana sudah bergerak mengikuti perkembangan zaman. Mereka menerapkan teori 102 persen dalam hidupnya. Ambil contoh kamu biasa bekerja hingga pukul 17.30 setiap hari. Kamu merasa hari itu kamu masih kuat dan memiliki waktu luang untuk bekerja. Well, kamu bisa membaca artikel-artikel penting untuk menambah wawasanmu. Atau kamu bisa membuat draft email yang akan kamu kirim esok pagi.
4. Di dunia ini, orang suka dengan yang namanya bonus. Karena itu, kalau kamu mau dapatkan bonus, kamu juga harus siap untuk memberikan lebih.

Ambil contoh Republik Korea yang terkenal dengan toko kosmetiknya yang bertaburan hampir di setiap daerah. Orang Indonesia banyak yang belanja ke sana dan merasa puas. Bukan hanya karena kualitas barangnya, namun juga sample produk kecantikan lainnya yang diberikan oleh setiap toko benar-benar membuat orang Indonesia puas dan bahagia. Setiap orang di dunia ini pasti berekspektasi, pada benda mati sekalipun. Kalau kamu ingin mendapatkan lebih dari ekspektasi, kamu juga harus memberikan lebih dari ekspektasi.
Baca Juga: "Work Hard" atau "Work Smart", Mana yang Lebih Penting?
5. Terlalu banyak perhitungan membuat hidupmu jadi kurang bahagia.

Terlalu perhitungan membuatmu insecure akan segala sesuatunya. Ambil contoh, kamu merasa sudah bekerja siang malam untuk perusahaanmu. Kamu memberikan waktumu selama 10 jam untuk perusahaan bahkan lebih. Ketika akhir bulan, ternyata pendapatan yang kamu terima serta komentar dari bosmu tidak sesuai dengan perhitunganmu. Kamu merasa seharusnya kamu mendapat lebih dari yang kamu dapatkan. Kamu yang memutuskan untuk memberi lebih, kamu yang memutuskan untuk bekerja lebih dari 10 jam. Kalau memang itu untuk kebaikan dirimu dan asli kemauanmu, jangan perhitungan dong sama perusahaan. Bayangkan kalau di dunia ini semua orang jadi perhitungan.
"Saya sudah bayar 35.575 rupiah pas lho, Mas. Ini minyaknya kurang 0,5 mililiter. Tambahin, Mas!"
"Mbak, saya sudah bayar 60.000 buat es ini, pas saya terima kok sudah leleh sedikit, gak bisa, ganti yang masih beku!"
... dan perang dunia ke-9 telah dimulai.
6. Setiap pekerjaan itu berbeda, gak bisa kamu sama ratakan dengan bekerja delapan jam sehari karena delapan jam itu adalah standar dari pemerintah.

Tidak perlu membohongi diri sendiri, di antara kamu juga pasti banyak yang bekerja lebih dar delapan jam kan? Berapa banyak yang keluar dari kantor di atas pukul 22.00? Entah karena malas terjebak macet di jalan atau karena masih mengurus kerjaan kantor. Setiap pekerjaan punya tanggung jawab dan job description yang berbeda. Bayangkan kalau polisi menerapkan jam kerja delapan jam dari pukul 09.00-17.00 dan tidak ada yang mau mengambil shift malam karena waktunya tidur. Mau jadi apa keamanan bangsa ini? Bagaimana kalau ada breaking news di tengah malam dan tidak ada wartawan yang mau turun ke lapangan? Ketika seseorang memutuskan untuk menerima suatu pekerjaan, seharusnya mereka juga sudah siap dengan konsekuensi pekerjaan 'yang sudah menjadi naturnya juga'. Kalau kamu mengatakan siap jadi koki, bersiaplah untuk tidak libur ketika hari besar. Ketika kamu bekerja di pusat perbelanjaan, bersiaplah untuk pulang malam karena biasanya pusat perbelanjaan tutup pukul 22.00.
7. Ayolah, kamu masih muda. Kamu masih bisa melakukan banyak hal dan menaklukan dunia ini.

Sebelum persendian lututmu kaku, sebelum kedua kakimu tidak kuat lagi menapak, sebelum tanganmu lunglai, mengapa tidak bekerja secara maksimal dan cerdas? Bekerja secara maksimal berarti kamu selalu haus untuk memberikan lebih, memberikan jauh di atas ekspektasi orang terhadapmu. Ketika kamu masih mampu, kenapa tidak memaksimalkannya?
8. Kamu sendiri yang tahu batasan dirimu sendiri, lakukan semaksimal yang kamu bisa.

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dan seharusnya tahu sampai sejauh mana kemampuannya. Ketika kamu sudah bekerja terlalu keras, ya berhentilah bekerja sejenak. Istirahatkan dirimu, belilah makanan kesukaanmu, tontonlah acara televisi favoritmu, berliburlah saat akhir minggu. Jangan hanya bekerja keras, tapi bekerjalah dengan cerdas.
9. Ketika kamu memberikan lebih, ada keuntungan lain yang kamu dapatkan. Walau kamu tidak melihatnya maupun merasakannya.

Masih ingat dengan keuntungan tangible dan intangible? Keuntungan tangible adalah keuntungan yang bisa kamu rasakan secara nyata dengan indera dan memiliki wujud. Sedangkan keuntungan intangible tidak bisa kamu lihat wujudnya namun bisa kamu rasakan dampaknya. Keuntungan tangible yang kamu dapatkan misalnya bonus tidak terduga dari atasanmu, pujian dan lain sebagainya. Untuk keuntungan intangible, yang biasanya jarang bisa dinilai atau diukur, contohnya seperti kemampuan leadership yang terasah, semangat juang yang tidak mudah patah serta kebanggaan bisa berkontribusi lebih di dunia ini.
Kamu masih muda, kan? Kenapa gak hidup secara maksimal dan membuat perubahan? At least, buat dirimu sendiri. Supaya kelak, dirimu di masa depan berterima kasih padamu yang sekarang.
Baca Juga: Hati-hati, Ini 10 Tanda Kalau Kamu Gak Akan Sukses di Masa Depan