Anggapan masih ada nanti, esok, lusa, minggu depan dan lain sebagainya, seringkali kita gunakan sebagai alasan menunda pekerjaan. Jangan sampai kita terlarut-larut dalam penundaan-penundaan yang merugikan.
Lalu apa saja kerugian yang barangkali tidak terpikirkan oleh kita akibat menunda pekerjaan? Berikut ini penjelasannya.
Banyak orang yang merasa cukup dengan pencapaian yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi jika mau bertindak dan berpikir lebih sungguh-sungguh. Sayangnya mereka justru terlena dengan penundaan-penundaan yang cenderung mengarah pada kemalasan.
Sehingga lama-kelamaan akan tergerus persaingan dan akhirnya usaha yang dilakukan tidak maksimal begitu pula dengan hasilnya tentu kurang memuaskan.
Aktifitas yang ditunda dan tidak dilakukan tepat waktu ternyata dapat mempengaruhi kualitas kesehatan. Misalnya saja jam tidur yang tertunda karena pekerjaan yang menumpuk karena ditunda-tunda, sehingga waktu bangun tidur pun molor menjadikan kemunduran jadwal-jadwal aktifitas sehingga tidak produktif dalam keseharian.
Lalu lama-kelamaan kesehatan menjadi terganggu dengan gejala penyakit yang menyerang. Sekalipun tidak parah tapi cukup mengurangi kenyamanan.
Kamu pernah menemui seseorang yang suka menunda pekerjaan? Menyebalkan ya?
Tentunya sikap suka menunda pekerjaan seperti itu bisa mencederai hubungan dengan orang lain, baik rekan kerja, pasangan, maupun siapa saja. Karena kita yang niat melakukan suatu pekerjaan sepenuh hati justru direpotkan olehnya. Bahayanya lagi, bukan hanya orang lain yang dirugikan dengan sikapnya, tapi juga diri sendiri.
Mengapa kelelahan? Karena jika ada urusan yang mestinya dituntaskan di awal waktu tidak langsung dikerjakan, pasti beban semakin menumpuk dan terpaksa harus diselesaikan di akhir. Sehingga lebih memforsir tenaga dan memakan waktu lebih.
Berbeda halnya jika segera dikerjakan di awal waktu, dicicil sedikit demi sedikit pasti ringan.
Menyegerakan pekerjaan berarti menyegerakan tercapainya tujuan atau cita-cita. Begitupun sebaliknya, jika menunda pekerjaan maka cita-cita semakin sulit terwujud seiring berjalannya waktu.
Kini sudah saatnya kita mendisiplinkan diri atas segala aktifitas kita supaya tidak rugi karena waktu yang terbuang percuma. Lakukan segera apa yang harus dilakukan, tinggalkan segera apa yang memang mestinya tidak dilakukan.