Mengenal Workplace Bullying di Kantor dan Cara Mencegahnya

Workplace bullying memang belum banyak diketahui oleh orang-orang. Karena biasanya kasus yang marak diperbincangkan di tempat kerja adalah terkait kekerasan atau harassment. Namun, workplace bullying ini sebenarnya berbeda dengan harassment.

"Workplace bullying itu belum ada payung hukumnya, berbeda dengan kekerasan atau harassment. Secara spesifik, workplace bullying adalah tindakan eksternal yang menargetkan kelompok atau seseorang, sehingga membuat mereka tertekan secara psikologis," jelas Tantri Arihta Sitepu, volunteer dari komunitas Sudah Dong.

Sebenarnya bentuk perundungan di tempat kerja gak jauh berbeda dengan bullying pada umumnya. Bullying ini bisa berupa verbal atau bahkan fisik. Bedanya adalah perilaku bullying ini dilakukan di tempat kerja, oleh satu karyawan untuk rekan kerja lainnya. Contohnya adalah candaan menyakitkan, diskriminasi, mencela, atau bisa juga berupa memberikan deadline yang gak masuk akal.

Sama halnya seperti bullying secara umum, perundungan di tempat kerja pun akan berdampak cukup buruk pada korbannya. Sebenarnya, bullying di tempat kerja memang kerap bersifat non-profesional. Namun, dampaknya bisa berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau pekerja.

"Dampaknya bisa berupa demotivasi, kesehatan mental yang memburuk, atau bahkan memengaruhi produktivitas dalam menyelesaikan pekerjaan," kata Tantri.

Meskipun dampaknya terjadi secara internal, namun akan berpengaruh juga terhadap profesionalitas dan produktivitas di tempat kerja. Tantri menambahkan, korban workplace bullying juga nantinya akan merasa gak worth it berada dalam lingkungan kerja tersebut.

Semua orang yang bekerja dalam suatu perusahaan sebenarnya harus mengetahui dan memahami workplace bullying. Karena efeknya bukan hanya secara individu, namun juga bisa berdampak buruk terhadap suatu perusahaan atau workplace.

"Menurut survey dari The Deloitte Global di tahun ini, millennials dan gen Z ternyata menolak untuk bekerja di tempat yang bertentangan dengan kode etik mereka sendiri. Dua generasi tersebut sangat mementingkan mental health. Jika suatu perusahaan kurang aware dengan mental health, maka perusahaan terancam kehilangan talent berkualitas dari dua generasi tersebut," ujar Kristy Nelwan, Head of Communication dari Unilever Indonesia.

Itulah mengapa, perusahaan pun sebenarnya wajib mengetahui dan memahami workplace bullying. Jika memungkinkan, perusahaan juga bisa membangun wadah khusus untuk para karyawan yang terkena bullying di tempat kerja. Karena gak bisa dipungkiri, perusahaan yang mengutamakan kepentingan mental health para karyawan pun biasanya banyak disenangi oleh kaum millennials dan gen Z.

Terkadang, terdapat beberapa perilaku yang bisa menyakitkan bagi orang lain, baik berupa ucapan atau tindakan. Banyak orang yang gak menyadari bahwa perkataan dan tindakan mereka ternyata termasuk bullying. Karena banyak juga tindakan yang dianggap biasa, ternyata bisa berbentuk perundungan untuk orang lain.

"Perilaku paling umum adalah tentang candaan. Saat bercanda, sebaiknya kita harus mempertimbangkan ucapan yang dikeluarkan. Apakah candaan itu merujuk ke satu orang tertentu dan bisa menyerang mentalnya? Jangan sampai mengeluarkan candaan yang membuat orang lain tertekan," tegas Kristy.

Banyak orang menganggap bahwa kata-kata yang dikeluarkan dalam candaan sifatnya memang gak serius. Sehingga, gak mungkin menyakiti hati orang lain. Namun, ternyata workplace bullying yang paling banyak dilakukan datang dari sebuah candaan.

Workplace bullying tentunya masih bisa untuk dicegah. Itulah mengapa, sebaiknya kita mengenali dan mengetahui tentang workplace bullying. Sehingga bullying ini gak terjadi di lingkungan kerja kita. Salah satu cara pencegahan workplace bullying adalah dengan meningkatkan relasi dan toleransi terhadap rekan kerja.

"Tindakan workplace bullying sebenarnya dapat dicegah, antara lain membangun relasi yang baik dengan rekan-rekan kantor, yang tentu saja membutuhkan personal effort. Setidaknya kita bisa mengetahui personal interest masing-masing. Dengan begitu, kita berusaha untuk menghargai personal interest setiap rekan kerja, sehingga mampu membangun toleransi. Toleransi inilah yang bisa mencegah workplace bullying," jelas Tantri.

Untuk lebih mampu mencegah workplace bullying, kamu bisa mencari tahu materinya lebih mendalam. Salah satunya dengan membaca e-booklet berjudul FYI: Sadari, Kenali, Atasi Bullying di Lingkungan Kerja dari Unilever dan Sudah Dong. Kamu bisa mengakses e-booklet tersebut di situs http://www.sudahdong.com/buku-panduan/.

Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kamu ketahui dari workplace bullying. Jangan disepelekan, ya! Karena pengetahuan tentang workplace bullying ternyata sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat.