Sulit Dikuasai, Tapi 15 Kecakapan Ini Amat Bermanfaat Sepanjang Hidup

Kebanyakan orang berpikir belajar untuk menguasai suatu hal dapat mempermudah hidup. Karena tiap subjek dan keahlian memiliki cara yang berbeda untuk dipelajari, maka belajar caranya belajar nampak sulit diawal. Walaupun begitu, sekali saja kau menguasai caranya belajar suatu hal, tidak ada satu hal pun yang tidak dapat dikuasai.

Misalnya saja belajar membaca, terdapat cara yang berbeda pada membaca karya sastra dengan membaca karya ilmiah. Membaca karya sastra akan lebih dimaknai dengan membiarkan pikiran dan perasaan kita mengikuti arah alurnya sambil berimajinasi. Sedangkan membaca karya ilmiah, seseorang diminta untuk berpikir dengan logis dan dapat menangkap ide atau gagasannya. Tidak mengetahui atau memiliki kecakapan cara belajar membaca yang berbeda ini pun membuang-buang waktu.

Setiap orang dalam menjalani episode kehidupannya hampir selalu menemukan lingkungan atau suasana yang baru dan berbeda. Tidak hanya lingkungan, cara kerja hingga karakter orang-orang yang berhubungan dengan kita pun berbeda. Kemampuan beradaptasi tidak hanya menuntut pengertian, toleransi dan namun juga daya tahan masing-masing individu.

Begitu pula saat menghadapi keadaan stagnan yang berdampak pada produktivitas kerja dan hasilnya. Kemampuan improvisasi dan mengatasi rintangan diperlukan untuk tetap bertahan dan produktif. Jika kemampuan beradaptasi, improvisasi dan mengatasi rintangan ini dapat dikuasai maka kau akan mudah menghadapi hal-hal baru dan bertahan dalam kondisi terbaikmu.

Sejak era milenum, meditasi menjadi aktivitas yang populer di segala kalangan. Pasalnya meditasi dapat menghadirkan dan meningkatkan mindfulness. Karena masa perkembangan teknologi yang pesat banyak hal membuat seseorang mudah terdistraksi dan sulit untuk fokus serta konsentrasi.

Melatih meditasi juga membantu menenangkan mereka yang memiliki tingkat kecemasan tinggi. Walaupun pada awalnya sulit menguasai kemampuan bermeditasi, namun tidak akan serugi sulit fokus dan berkonsentrasi apabila berupaya menguasai kemampuan ini. Layaknya perangkat lunak yang senantiasa bersih dan prima, meditasi membuat pikiran, perasaan serta tubuh kita lebih relax dan nyaman.

Nampaknya kemampuan menyuarakan ide atau gagasan semudah anak kecil yang berbicara. Namun ternyata, kemampuan menyatakan secara lisan apa yang dipikirkan lebih rumit dari belajar berbicara atau suatu bahasa.

Contoh sederhananya, apakah pernah melihat orang yang sulit menyatakan cinta? atau bahkan sekedar ingin mengajak kencan? Itu hanya salah satu contoh yang nampak sepele untuk menyatakan secara lisan apa yang dirasakan.

Contoh lainnya, apakah pernah melihat atau merasakan kesulitan menyatakan bahwa seseorang salah paham tanpa menyakiti atau menjatuhkan harga dirinya di suatu forum? Apalagi ketika suatu ide tidak dapat diterima karena salah paham. Hal ini umumnya terjadi pada saat rapat.

Peristiwa-peristiwa itu seringkali terjadi tiba-tiba dan seketika. Lain halnya jika kita mampu menguasai kemampuan meyuarakan ide atau gagasan secara lisan.

Tidak hanya untuk pedagang atau pebisnis, pada dasarnya hampir kebanyakan interaksi setiap orang dimaksudkan untuk menjual suatu hal dan atau menegosiasikan sesuatu. Bukan berarti pandai bersilat lidah, kemampuan menjual dan bernegosiasi ini lebih mengutamakan empati dan solusi sehingga tercapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Kemampuan memanfaatkan diam, mendengar dan mempelajari sesuatu dari lawan bicara pada saat yang tepat ketika berinteraksi itu susah-susah gampang. Kita mesti mendengar aktif, menghubung-hubungkan satu atau beberapa hal untuk memahami maksud ucapannya, dan berempati seketika itu juga. Bahkan jika perlu meresponnya dengan cara dan saat yang tepat.

Hal itu membutuhkan perhatian waktu dan pikiran kita. Bayangkan kalau kamu lagi punya masalah yang sedang dipikirkan pada saat yang sama sahabatmu sedang meminta perhatianmu ketika curhat, atau ketika kamu sedang menghadapi interviu. Jangan heran kalau responmu mungkin sekedar melongo disertai tatapan kosong.

Kemampuan memanfaatkan diam, mendengar dan mempelajari suatu hal dari perbincangan dan diskusi dengan lawan tutur amat diperlukan. Hal ini akan membuat komunikasi menjadi hidup dan bermakna bagi kedua belah pihak.

Tidak selamanya kita dalam keadaan termotivasi atau mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat serta lingkungan sekitar kita. Seringkali kita menghadapi permasalahan diri dengan apa yang dapat kita lakukan untuk diri kita sendiri. Kemampuan memotivasi diri terasa sulit saat diri kita tidak termotivasi, namun menguasainya membuat diri lebih mandiri dalam mengatur emosi diri dan mengatasi hambatan diri.

Kita dapat mengaturnya dengan mengikuti akun-akun media sosial yang selalu memposting quotes-quotes positif dan motivasi. Cara lainnya, kita dapat mengatur notifikasi sehingga quotes-quotes motivasi tersebut dapat langsung kita baca melalui ponsel kita. Lebih jauh lagi, kita dapat memohon bantuan seorang ahli atau mentor.

Terkadang mendengar kata disiplin saja sudah terasa berat, belum lagi konsisten melakukannya. Kemampuan disiplin bermanfaat dalam memenuhi capaian-capaian diri maupun target pekerjaan. Kemampuan disiplin ini bermanfaat bagi siapapun lintas usia dan profesi, bukan hanya yang mesti dikuasai dan dilakukan oleh tentara saja.

Setiap orang memiliki waktu 24 jam sehari, baik pebisnis, pekerja bahkan pengangguran. Mengingat itu saja dapat tergambar bahwa kemampuan mengelola waktu amat penting bagi setiap manusia.

Kemampuan mengelola waktu tidak hanya direncanakan sehari, seminggu, sebulan atau bahkan setahun sebelumnya saja. Kemampuan mengelola waktu pun menuntut setiap orang untuk merevisi ulang jadwal yang telah ditentukan dalam waktu beberapa jam kemudian. Hal ini dikarenakan beberapa hal dapat saja terjadi tanpa perkiraan sebelumnya.

Jika kita tidak mampu mengelola waktu seketika saat dihampiri hal-hal yang tak diduga, maka jadwal, rencana dan target hari itu tidak akan terselesaikan. Hal ini sulit dikuasai namun bukan tidak mungkin untuk tidak terkuasai. Agar hari ini lebih baik dari hari kemarin, agar hari esok lebih baik dari hari ini.

Telah sejak lama kemampuan membaca, memahami dan mengingat menjadi salah satu kunci akselerasi hidup seseorang. Berbagai pelatihan, kursus dan seminar telah banyak diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan ini. Namun hanya segelintir orang saja yang menguasainya. 

Seperti halnya kemampuan belajar untuk belajar, kemampuan membaca, memahami dan mengingat pun demikian halnya. Ketiga hal itu seringkali satu paket untuk dapat kita manfaatkan dalam banyak aspek hidup keseharian. Jika tidak cukup waktu membaca, saat ini ada buku yang dapat didengar semacam audiobook, bisa kita manfaatkan saat macet di perjalanan.

Utamakan bacaan untuk pengembangan diri dibandingkan dengan hiburan. Bacalah untuk memahami, kemudian mengingatnya dengan membuat catatan ringkas sehingga mudah dipraktikan dalam mengembangkan potensi diri kita. Saat awal mungkin sulit menguasainya, namun dampaknya luas bagi aspek kehidupan kita.

Ide yang brilian sekalipun tidak dapat terimplementasikan jika tanpa kemampuan memecah proses pelaksanaan ide atau gagasan ke langkah-langkah yang lebih kecil. Dari langkah-langkah kecil tersebut menjadi target-target capaian dalam hitungan hari, minggu dan tahunan.

Itulah gunanya membuat perencanaan. Gagal merencanakan sama halnya dengan gagal memperoleh hasil. Kemampuan memecah proses ke langkah-langkah terkecil ini memiliki urgensi yang penting bagi personal individu maupun kehidupan profesional institusi.

Seseorang yang lebih mengenal dan mencintai dirinya akan lebih mudah mengenal dan menyayangi orang lain. Kemampuan menganalisa diperlukan untuk mengenal keadaan dan kecenderungan diri pada situasi dan kondisi tertentu.

Kemampuan menganalisa diri ini dapat diawali dengan mindfulness kemudian mulai merefleksi beberapa perilaku kita. Kapan waktu-waktu produktif kita, perubahan-perubahan apa yang terjadi pada tubuh, pikiran dan perasaan saat PMS, mengapa kita sering menarik diri saat di kerumunan orang, mengapa kita malah bercanda saat situasi sedang serius.

Hal-hal seperti itu dapat kita mulai untuk mencoba menguasai kemampuan menganalisa diri. Sehingga kita dapat menemukan cara untuk meminimalisir, menghindari dan mengatasi kebiasaan atau perilaku tertentu pada diri kita. Apabila berhasil, kita pun dapat membantu orang lain.

Kecerdasan emosi dan empati yang dikenal juga dengan singkatan EQ, pada beberapa aspek dapat mengungguli orang dengan IQ tinggi. Terlebih pada ranah profesi yang lebih banyak memerlukan keterlibatan manusia di dalamnya. Manusia lebih dapat disentuh dengan menguasai kecerdasan emosi dan kemampuan berempati.

Pada dasarnya orang lain memperlakukan diri kita sebagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri. Bukan dengan cara kita memperlakukan orang lain. Bagaimana kita ingin diperlakukan orang lain pun menunjukkan harga diri kita.

Kebanyakan mereka yang memiliki harga diri tinggi adalah orang-orang yang mempengaruhi dunia. Melalui aksinya, orang-orang yang memiliki harga diri tinggi mengubah dunia menjadi lebih baik.

Mereka itu seperti Martin Luther King, Malala Yousufzai, Mahatma Gandhi, Bunda Theresa, dan lain-lain. Mereka yang memiliki harga diri tinggi bertindak dengan karakter kuat yang mereka miliki. Mereka tidak mudah menjual pandangan hidup bahkan ideologi dengan emas atau materi.

Setiap perseorangan maupun institusi menjual sesuatu. Individu menjual apa yang ada pada dirinya, institusi pun menjual apa yang mereka miliki. Semua hal yang dijual berawal dari ide. Karena tidak semua ide menjual, maka kemampuan menghasilkan ide yang memiliki nilai amat diperlukan.

Kemampuan ini dapat dimulai dengan membuka wawasan yang luas serta berempati terhadap permasalahan manusia dan lingkungannya. Maka dari itu kemampuan ini dapat dibangun dari memiliki kemampuan membaca, memahami dan mengingat serta kemampuan belajar untuk belajar. 

Dari kelima belas hal di atas, menurutmu adakah kecakapan penting lainnya yang terpakai seumur hidup? manakah yang sudah kau kuasai? Kemudian kemampuan apa saja yang saat ini ingin dan sedang kau upayakan untuk dikuasai?