5 Tips Review CV Secara Mandiri Agar Standout, Auto Dilirik HR!

- Kirimkan CV yang berbeda untuk setiap lowongan pekerjaan yang dilamar
- Pastikan ringkasan pertama dalam CV singkat, jelas, dan menarik
- Fokus pada pencapaian konkret daripada hanya daftar tanggung jawab
Meninjau CV sendiri memang gak selalu mudah. Terkadang, sulit menilai apakah CV-mu sudah cukup menarik atau masih butuh sentuhan agar lebih sempurna. Padahal, di tengah persaingan kerja yang ketat CV harus bisa bikin perekrut tertarik hanya dalam hitungan detik.
Lalu, gimana caranya biar CV-mu benar-benar standout? Sebelum mengirimkan aplikasi, pastinya kamu perlu meluangkan waktu untuk mengecek ulang dengan strategi yang tepat. Yuk, simak berikut beberapa tipsnya!
1. Pastikan CV sesuai dengan pekerjaan yang kamu apply

Dilansir Harvard Business Review, kamu perlu mengirimkan resume atau CV yang berbeda untuk setiap lowongan yang dilamar. Setiap perusahaan memiliki deskripsi pekerjaan yang unik, jadi pastikan untuk menyesuaikan dengan kata kunci yang relevan dengan kriteria yang mereka cari.
Jane Heifetz, ahli pembuat resume dan pendiri Right Resumes, menyarankan untuk memiliki satu versi dasar resume yang berisi informasi penting, tapi jangan ragu untuk menyesuaikannya sesuai dengan kesempatan yang ada.
"Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membaca deskripsi pekerjaan dengan teliti, kemudian soroti lima atau enam tanggung jawab utama serta kata kunci yang bisa dimasukkan ke dalam resume. Hal ini akan mempermudah dalam menyusun ringkasan serta memilih pengalaman dan pencapaian yang relevan," tuturnya.
Namun, CV kamu tidak perlu berubah total setiap kali kamu ingin melamar, kok. Cukup pastikan untuk menyesuaikannya dengan posisi dan industri yang kamu lamar. Heifetz juga menyarankan untuk mengubah urutan poin-poin atau menyesuaikan bahasa dalam ringkasan agar lebih relevan dengan kebutuhan perusahaan.
2. Pastikan deskripsi di dalam CV ringkas dan to the point

Kalimat pertama dalam CV sangat penting karena hanya dalam 15-20 kata, perekrut sudah bisa menentukan apakah mereka ingin melanjutkan membaca atau tidak. Jadi, pastikan kamu menulis ringkasan singkat tentang keahlian dan pengalamanmu dengan jelas dan padat. Rincian lebih lanjut bisa kamu jelaskan di bagian pengalaman kerja atau surat lamaran, tapi di awal, pastikan semuanya to-the-point.
Ringkasan ini berfungsi sebagai pengantar yang menjelaskan siapa kamu, mengapa kamu memenuhi syarat, dan mengapa kamu kandidat yang tepat. Sebagai referensi, berikut contoh yang bisa kamu gunakan:
Healthcare executive dengan lebih dari 25 tahun pengalaman dalam memimpin penyedia layanan kesehatan berkualitas. (Healthcare executive with over 25 years of experience leading providers of superior patient care.)
Sebaiknya, kamu menghindari penggunaan kata-kata klise seperti “Keterampilan komunikasi yang baik", "Pembelajar yang cepat", atau "Perhatian terhadap detail" yang terdengar umum dan tidak memberikan nilai tambah. Jika kesulitan menulisnya, kamu bisa bertanya kepada teman, mantan rekan kerja, atau bahkan mentor untuk bertanya bagaimana mereka akan merekomendasikan dirimu untuk suatu pekerjaan.
3. Perhatikan urutan pengalaman dan karier

Jika kamu berencana beralih ke industri baru, hindari langsung memasukkan pengalaman kerja yang mungkin dianggap kurang relevan oleh perekrut. Sebagai gantinya, tambahkan bagian pencapaian setelah ringkasan untuk menghubungkan pengalamanmu dengan persyaratan pekerjaan yang diinginkan.
"Bagian pencapaian ini menyoroti pencapaian utama yang ingin kamu tonjolkan. Setelah bagian pencapaian, baru cantumkan riwayat pekerjaan dan pengalaman terkait. Pendidikan bisa diletakkan di bagian akhir, kecuali jika kamu melamar di bidang akademik, di mana gelar dan sertifikasi lebih baik diletakkan di bagian atas," ungkap Heifetz.
Lalu, bagaimana dengan bagian skill yang sering ada di CV? Heifetz menyarankan untuk melewatkannya. Menurutnya, jika kamu belum berhasil meyakinkan perekrut tentang keahlianmu lewat pengalaman kerja, daftar keterampilan terpisah tidak akan terlalu efektif.
4. Fokus pada pencapaian, bukan hanya tugas dan peran

Saat meninjau CV, pastikan kamu fokus pada pencapaian, bukan hanya daftar tanggung jawab. Heifetz menyarankan agar 95 persen isi CV berisi pencapaian nyata yang menunjukkan hasil konkret.
Misalnya, mencantumkan "Saya memimpin tim beranggotakan 10 orang" tidak cukup menggambarkan dampak yang kamu buat. Sebaiknya, gali lebih dalam: Apakah timmu mencapai target? Berapa banyak anggota tim yang mendapat promosi? Ia pun menyarankan untuk menambahkan angka atau data konkret, seperti persentase peningkatan atau pencapaian finansial, bisa membuat CV lebih menarik dan meyakinkan.
Di tengah persaingan kerja yang ketat, menonjolkan pencapaian sangatlah penting. Misalnya, jika kamu bekerja selama pandemi, ceritakan bagaimana kamu membantu tim beradaptasi dengan menerapkan sistem kerja baru yang meningkatkan produktivitas atau membangkitkan kembali semangat tim yang sempat menurun.
5. Perhatikan agar CV nyaman dibaca

Sekarang, kamu gak perlu lagi memaksakan CV satu halaman dengan font kecil dan margin sempit. Heifetz mengatakan bahwa CV sepanjang dua hingga tiga halaman masih bisa diterima, asalkan tetap ringkas dan fokus. Jika terlalu panjang, perekrut bisa menganggapnya sebagai ketidakmampuan untuk mengedit informasi yang relevan.
Pilih font yang umum dan hindari desain yang terlalu rumit, karena bisa menghambat sistem Applicant Tracking System (ATS) dalam membaca CV-mu. Pastikan juga ada cukup ruang kosong agar teks tidak terkesan padat dan melelahkan untuk dibaca.
Misalnya, bagian ringkasan bisa berupa tiga hingga empat baris teks atau dua hingga tiga poin bullet. Jika kamu ingin menyertakan tautan portofolio atau proyek, tambahkan deskripsi singkat yang menjelaskan relevansinya bagi perekrut.
Itu dia cara melakukan review mandiri terhadap CV atau resume sebelum kamu mengirimkannya ke perusahaan yang ingin kamu tuju. Semoga tips di atas bisa membantu, ya!