Rumah akan lebih sehat jika pencahayaan alami dan sirkulasi udaranya lancar. Namun, dengan kondisi lahan yang terbatas seperti di Indonesia, tipe pemukiman pun mau tak mau harus menempel satu sama lain.
Konsekuensinya tak banyak jendela atau ruang terbuka yang bisa dibangun di rumah. Tenang, kini ada banyak trik mengakali tipe pemukiman dempet macam ini. Seperti sebelas ide di bawah. Selain cocok untuk lahan sempit, teras seperti ini menjamin privasi penghuni rumah maupun tetangga. Penasaran?
Dari luar fasad bangunan ini tampak seperti rumah cubicle biasa dengan dua lantai. Namun, tak lupa arsitek menyisakan sedikit area di belakang rumah untuk membuat ruang terbuka hijau. Bakal terpapar hujan dan panas, area ini pun dibuat dengan dinding stucco dan lantai dari bebatuan.
Cukup dengan semen ekspos dan sentuhan tanaman hijau saja di halaman belakang. Gak perlu ribet cabuti rumput tiap minggu. Bisa dipakai jemur pakaian atau tambahkan kursi dan meja untuk bersantai dan berjemur di akhir pekan.
Setipe dengan halaman belakang di poin pertama, hanya saja penampakannya dibuat polished dengan pemilihan material finishing dinding dan lantai yang lebih mulus. Diberi tambahan kanopi dan pohon yang lebih lebat agar saat udara lagi panas, teras atau halaman belakang masih adem.
Gak hanya lantai terracotta dan sofa-sofa empuknya yang menarik, halaman belakang ini dilengkapi akses menuju lantai dua atau bisa juga rooftop. Mobilitas jadi lebih praktis.
Teras ini bisa pula dibuat semi-outdoor. Desain teras ala arsitek Nicolas Campodonico ini misalnya bisa dibuat terbuka tanpa atap sama sekali atau bisa ditambahkan atap bening. Detail berupa roster atau breeze block-nya juga oke. Bisa dipasang jika ruangan sebelah merupakan kamar mandi atau ruang tengah.
Cara sederhana lain untuk dapatkan privasi di teras meski rumah berdempetan dengan tetangga tentu dengan vegetasi hijau. Kadang menatap tembok tinggi bikin penat sendiri, tumbuhi saja dengan tanaman lebat. Adem, cantik, dan tentunya bisa jadi ruang privat buatmu walau tanpa atap.
Selain di belakang atau samping rumah, ruang terbuka atau teras bisa lho diposisikan di tengah-tengah rumah. Seperti ide di atas, ruang terbuka ada di samping dapur dan dinding menuju area lain. Terinspirasi rumah pedesaan zaman dulu yang biasanya punya ruang terbuka di tengah rumah, sementara dapur dan kamar mandi di belakang. Didesain dengan gaya modern, boleh juga hasilnya.
Ada yang menarik dari desain ini. Bangunan karya studio Collectif Encore ini merupakan hasil pemugaran sebuah rumah lawas di Basque, Spanyol. Ada satu bagian di tengah rumah yang terlanjur bobrok, tetapi dipugar jadi ruangan semi-outdoor. Atap bolongnya dibiarkan terbuka dan separuh ruangan dibiarkan ditumbuhi semak-semak liar. Bisa ditiru nih di lahan sempit. Jika tak ingin becek saat hujan, atap bolongnya boleh ditutup dengan atap kaca atau polycarbonate.
Ingin yang beda, coba desain fasad rumah unik karya Thomas Randall-Page yang ia bikin khusus untuk sang ayahnya yang seorang seniman. Tak ada yang sia-sia di rumah panggung ini, bagian bawah bisa dipakai untuk teras dan spot parkir kendaraan sekalian.
Rumah-rumah loji ruang berpintu kaca di depan rumah. Kamu bisa mensonteknya dan tetap menjaga privasi dengan memasang kaca es. Tambahkan jendela hidup yang bisa dibuka tutup untuk sirkulasi udara di teras kacamu.
Hanya punya sedikit lahan di depan rumah, boleh pasang roster sebagai bagian dari pagar rumah. Padu dengan pintu kaca geser di ruang tamu agar kamu bisa menikmati udara dan sinar matahari langsung. Untuk ekstra privasi, tempatkan tanaman hias di ruang antara roster dan pintu kaca.
Punya ruang terbuka hijau di tengah pemukiman dempet memang butuh kreativitas lebih, tetapi tidak mustahil.