Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Trik Ampuh Menggunakan Teknologi agar Belajar Jadi Lebih Interaktif

ilustrasi belajar dengan menggunakan tablet
ilustrasi belajar dengan menggunakan tablet (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Gunakan aplikasi kuis interaktif untuk menguji pemahaman.
  • Manfaatkan video pembelajaran interaktif untuk variasi materi.
  • Gunakan fitur kolaboratif seperti Google Docs atau Padlet.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Penggunaan teknologi dalam pendidikan kini sudah menjadi kebutuhan, bukan lagi sekadar pilihan. Apalagi setelah masa pandemi, guru dan siswa semakin terbiasa dengan berbagai platform digital untuk menunjang proses belajar. Namun, teknologi bukan sekadar alat bantu presentasi atau sarana mengirim tugas. Jika digunakan dengan tepat, teknologi bisa mengubah pembelajaran menjadi jauh lebih interaktif, seru, dan bermakna.

Sayangnya, banyak guru yang masih menggunakan teknologi sebatas sebagai pengganti papan tulis. Akibatnya, siswa mudah bosan dan kurang terlibat aktif. Padahal, ada banyak trik dan pendekatan kreatif yang bisa diterapkan agar teknologi menjadi jembatan interaksi yang efektif antara guru dan siswa. Berikut ini enam trik yang bisa kamu coba agar pembelajaran dengan bantuan teknologi menjadi lebih hidup dan menarik!

1. Gunakan aplikasi kuis interaktif untuk menguji pemahaman

ilustrasi diskusi di kelas
ilustrasi diskusi di kelas (pexels.com/Max Fischer)

Salah satu cara paling menyenangkan untuk mengaktifkan siswa adalah menggunakan aplikasi kuis interaktif seperti Kahoot, Quizizz, atau Mentimeter. Aplikasi ini memungkinkan siswa menjawab pertanyaan secara real-time melalui ponsel atau laptop mereka, sambil melihat skor dan posisi mereka di leaderboard. Sensasi kompetisi dan kecepatan menjawab membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran.

Kuis ini bisa digunakan di awal untuk mengetahui pengetahuan awal, di tengah sebagai evaluasi formatif, atau di akhir sebagai review pembelajaran. Dengan tampilan visual yang menarik dan gamifikasi, siswa merasa seperti sedang bermain game, padahal mereka sedang belajar. Guru pun bisa langsung melihat pertanyaan mana yang sulit dan perlu diulang. Selain seru, aplikasi kuis interaktif juga membantu guru mengukur ketercapaian tujuan belajar secara cepat dan efisien.

2. Manfaatkan video pembelajaran interaktif untuk variasi materi

ilustrasi guru jadi konten kreator
ilustrasi guru jadi konten kreator (freepik.com/tonodiaz)

Video bukan lagi sekadar hiburan, tapi bisa menjadi sumber belajar yang sangat efektif jika digunakan dengan bijak. Gunakan video pembelajaran dari YouTube Edu, Khan Academy, atau buat video sendiri dengan aplikasi seperti Loom atau Canva Video Editor. Namun, agar lebih interaktif, kombinasikan video dengan pertanyaan refleksi, diskusi, atau tugas praktis setelah menonton.

Kamu juga bisa menggunakan platform seperti Edpuzzle untuk menyisipkan pertanyaan langsung ke dalam video yang ditonton siswa. Ini membuat siswa gak sekadar pasif menonton, tapi juga berpikir kritis selama proses belajar berlangsung. Video bisa menjelaskan konsep abstrak secara visual dan kontekstual, membuat materi lebih mudah dipahami. Dengan variasi ini, siswa gak mudah bosan dan tetap fokus karena mereka terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

3. Gunakan fitur kolaboratif seperti Google Docs atau Padlet

ilustrasi mengevaluasi pemakaian handphone
ilustrasi mengevaluasi pemakaian handphone (freepik.com/freepik)

Teknologi juga bisa digunakan untuk mendukung kerja kelompok secara digital. Aplikasi seperti Google Docs, Google Slides, atau Padlet memungkinkan siswa bekerja sama dalam waktu yang sama, meskipun dari tempat yang berbeda. Siswa bisa menulis, mengedit, dan berdiskusi langsung dalam satu dokumen atau papan ide digital.

Fitur komentar dan riwayat revisi membantu guru memantau siapa yang berkontribusi dan bagaimana diskusi berlangsung. Selain itu, siswa juga belajar mengemukakan pendapat secara tertulis, menanggapi ide teman, dan bernegosiasi secara produktif. Aktivitas kolaboratif ini sangat cocok untuk proyek, debat online, atau membuat rangkuman pelajaran bersama. Dengan begitu, siswa merasa dilibatkan dan memiliki kontrol terhadap proses belajar mereka.

4. Ajak siswa membuat konten digital sebagai tugas belajar

ilustrasi membuat konten
ilustrasi membuat konten (freepik.com/stokkurs)

Daripada hanya menulis esai atau menjawab soal, berikan tugas yang memungkinkan siswa membuat konten digital, seperti video, poster digital, podcast, atau presentasi animasi. Gunakan aplikasi seperti Canva, Flip, Powtoon, atau Anchor untuk mendukung kreativitas mereka. Siswa zaman sekarang sangat akrab dengan teknologi, jadi manfaatkan hal ini untuk mendorong ekspresi dan eksplorasi mereka dalam belajar.

Misalnya, saat membahas topik sejarah, minta siswa membuat podcast seolah mereka adalah tokoh sejarah. Atau saat belajar bahasa, minta mereka membuat vlog dalam bahasa target. Proses membuat konten ini menumbuhkan rasa percaya diri, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan literasi digital. Selain itu, hasil karya bisa dipamerkan di kelas atau di media sosial sekolah, memberi siswa rasa bangga dan penghargaan atas usahanya.

5. Ciptakan forum diskusi daring agar suara semua siswa terdengar

ilustrasi mendengarkan podcast
ilustrasi mendengarkan podcast (pexels.com/Charlotte May)

Gak semua siswa berani berbicara di kelas, terutama yang pemalu atau kurang percaya diri. Teknologi bisa menjadi jembatan untuk membuka ruang diskusi yang lebih setara. Gunakan platform seperti Google Classroom, Microsoft Teams, Discord, atau bahkan grup WhatsApp khusus diskusi akademik. Di sana, siswa bisa mengemukakan pendapat, bertanya, atau menanggapi topik-topik yang disampaikan guru.

Forum diskusi daring memberikan waktu berpikir lebih panjang, sehingga siswa bisa merumuskan pendapat dengan lebih matang. Guru juga bisa membaca pola pikir siswa, memberikan umpan balik tertulis, dan menyusun strategi lanjutan. Siswa yang biasanya pasif di kelas justru sering tampil lebih aktif di ruang diskusi digital. Dengan strategi ini, kamu gak hanya membangun komunikasi dua arah, tapi juga melatih siswa berpikir kritis dan menyusun argumen secara tertulis.

6. Gunakan assessment digital untuk feedback yang cepat dan terukur

ilustrasi komunikasi digital
ilustrasi komunikasi digital (freepik.com/tirachardz)

Teknologi dapat membantu proses penilaian menjadi lebih efisien, cepat, dan menyenangkan. Gunakan platform seperti Google Forms, Socrative, atau Moodle untuk membuat kuis, polling, atau ujian online. Penilaian digital memberikan umpan balik instan yang sangat berguna bagi siswa dan guru dalam mengukur pemahaman.

Selain itu, guru bisa menganalisis data hasil tes secara visual ,  misalnya dalam bentuk grafik atau diagram ,  untuk melihat area mana yang masih perlu diperbaiki. Ini sangat membantu dalam menyusun rencana tindak lanjut atau diferensiasi pembelajaran. Siswa pun bisa melihat hasil belajarnya secara langsung dan mengetahui bagian mana yang harus dipelajari ulang. Dengan assessment digital, proses evaluasi gak lagi kaku, tapi menjadi bagian dari pengalaman belajar yang menarik dan informatif.

Menggunakan teknologi dalam pembelajaran gak harus rumit atau selalu mengandalkan perangkat mahal. Yang penting adalah bagaimana kamu merancang strategi pembelajaran yang berfokus pada interaksi, keterlibatan, dan pengalaman bermakna bagi siswa. Dengan berbagai platform dan aplikasi yang tersedia, guru memiliki lebih banyak cara untuk membuat kelas menjadi hidup dan menyenangkan.

Namun, teknologi hanyalah alat. Keberhasilannya sangat bergantung pada kreativitas guru dalam merancang kegiatan, serta kemampuan untuk membangun hubungan positif dengan siswa. Jadi, jangan ragu bereksperimen dan terus belajar dari pengalaman. Jadikan teknologi sebagai jembatan, bukan penghalang, untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif, adaptif, dan relevan dengan zaman.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

8 Inspirasi OOTD Padel Hijab ala Sohwa Halilintar, Sporty dan Stylish!

06 Nov 2025, 19:03 WIBLife