Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Istilah yang Sering Dipakai Orang Toraja, Pernah Dengar?

PesonaIndonesia.com

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan, Toraja memiliki adat dan istiadat yang tak hanya beragam tetapi juga unik sehingga menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun lokal.

Sama seperti bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya yang memiliki istilah untuk mengungkapkan sesuatu yang berbeda maknanya dengan maksudnya ketika diterjemahkan perkata, orang Toraja juga memiliki istilah serupa.

Nah, berikut 9 istilah yang populer di kalangan orang Toraja, yuk baca artikel selengkapnya di bawah ini. Ada penjelasannya kok, dijamin kamu bisa memahaminya.

1. Koteng jawa

Ilustrasi pemungutan suara (Unsplash.com/Element5Digital)

Secara harafiah, koteng artinya siput yang memiliki sifat melahap apa pun yang ada di depannya. Meskipun istilah ini terdapat kata yang merujuk kepada pulau terpadat di Indonesia yakni Jawa, istilah ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan daerah atau suku Jawa.

Istilah ini di Toraja biasanya ramai disebutkan pada saat momentum Pemilu. Koteng jawa digunakan untuk merujuk kepada orang-orang yang tidak teguh pendirian politiknya. Mereka biasanya menerima pemberian dalam bentuk apa pun dari tim kampanye setiap calon dan selalu berjanji akan mencoblos calon tersebut pada saat Pemilu nanti.

Tentunya, janji tersebut tidak mungkin dipenuhi karena surat suara dikatakan sah jika hanya mencoblos 1 calon.

2. Lendu'na salu barani, tawanamo to senga'

Unsplash.com/Vitor Pinto

Secara harafiah, istilah ini berarti jika sudah melewati salu barani, sudah jadi milik orang lain. Salu barani merupakan istilah untuk menyebut perbatasan daerah Toraja-Enrekang yang ditandai dengan sebuah sungai, jembatan dan gapura. Istilah ini sama sekali bukan mitos dan hanya merupakan bahan candaan di kalangan pemuda Toraja.

Istilah ini biasanya digunakan sebagai bahan candaan di kalangan pemuda Toraja untuk menertawai temannya yang memiliki pasangan sedang merantau sehingga mau tak mau mereka harus menjalani hubungan LDR jika memutuskan untuk tetap menjalin hubungan asmara. Tentunya, istilah ini secara tidak langsung mengklaim jika hubungan LDR tidak akan bertahan lama bahkan tidak mungkin.

3. Male sau'

Indonesiakaya.com

Secara harafiah, male = pergi, sau' = ke sana. Dengan demikian, istilah ini berarti “pergi kesana (jauh)”. Kata ini biasanya digunakan untuk menyebut orang yang sudah meninggal dunia. Terkadang istilah ini digunakan sebagai bahan makian atau sindiran kepada mereka yang suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Istilah male sau’ juga biasanya digabungkan dengan kata Puya. Puya merupakan sebutan untuk surga dalam kepercayaan lokal suku Toraja yang disebut Aluk To Dolo. Dengan demikian, male sau’ Puya berarti pergi ke surga.

4. Mate na lese tedong

Pexels.com/Pixabay

Secara harfiah, mate=meninggal, na lese = di injak, tedong=kerbau. Dengan demikian, istilah ini berarti meninggal karena diinjak kerbau. Adapun arti sesungguhnya adalah meninggalnya seseorang dengan sia-sia. Misalnya dalam tradisi berkelahi atau sisemba', kecelakaan tunggal atau mengikuti pelatihan militer di sekolah polisi maupun tentara maupun sekolah kedinasan lainnya.

Apabila seseorang mengalami sesuatu yang dikatakan mate na lese tedong, pada umumnya keluarganya akan menerima hal tersebut sebagai sebuah nasib dan tidak akan menuntut atas kematian anggota keluarganya tersebut.

5. Dodo sangkalamma'ku

Pexels.com/Pixabay

Secara harfiah, dodo = sarung, sangkalamma'ku = melekat, kepunyaanku. Dengan demikian, istilah ini berarti sarung yang melekat di diriku. Istilah ini merupakan ungkapan sayang seorang suami atau istri kepada pasangannya yang berarti ia sangat mencintai dia dan tidak akan terpisahkan oleh apa pun.

Istilah ini juga biasa digunakan oleh kaum pria untuk membuat yakin pasangannya, bahwa tidak ada yang lain selain dia di dalam hatinya. Terkadang istilah ini juga digunakan sebagai bahan gombalan untuk merayu orang yang didambakannya.

Untuk membacanya, kamu bisa mengeja istilah tersebut seperti ini do-do, sang-ka-lam-ma'-ku.

6. Petiro rabbu'

Indonesiakaya.com

Istilah ini artinya orang yang peka melihat asap, petiro=orang yang melihat dan rabbu = asap. Istilah ini biasa digunakan untuk menyebut orang yang suka pergi ke berbagai acara adat yang diselenggarakan di Toraja.

Penggunaan kata rabbu dalam istilah ini juga menggambarkan bahwa untuk mengetahui adanya suatu pesta adat di Toraja, cukup dengan melihat asap yang ada di langit. Selian itu, penanda lainnya adalah banyaknya kendaraan yang berlalu lalang dan terlihat sedang menuju ke suatu tempat.

7. Banua tang merambu

Wikimedia.org

Istilah ini berarti rumah yang tidak berasap. Banua = rumah, tang = tidak, merambu = berasap. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut kuburan di Toraja yang berbentuk rumah kecil, atau biasa disebut patane.

Untuk menguburkan orang yang sudah meninggal di Toraja, pihak keluarga dapat memilih lokasi dan wadah untuk memakamkan anggota keluarganya. Mereka dapat membuat miniatur rumah yang disebut patane atau menggali tanah atau memasukkan ke dalam batu yang telah dilubangi yang disebut dipeliang untuk mengubur jenazah.

8. To makula'

Pexels.com/Alain Frechette

Istilah ini artinya orang yang sedang sakit panas. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyebut orang yang sudah meninggal namun belum diupacarakan. Jenazah tersebut akan diperlakukan seperti orang yang masih hidup dengan menghidangkan makanan atau minuman maupun diajak berbicara.

Posisi jenazah sebelum diupacarakan dibaringkan menghadap ke arah timur-barat dengan kepala menghadap ke barat. Menjelang upacara pemakamannya, barulah jenazah tersebut dianggap betul-betul sudah meninggal dan dibaringkan dengan posisi menghadap ke arah utara-selatan dengan kepala menghadap ke selatan.

9. Kumandena la bakkila, mengkarangna la bukoyo

unsplash.com/Ruslan Petrov

Istilah ini memiliki arti yang menyindir bagi orang yang cuma taunya makan namun lamban atau malas dalam bekerja. Orang seperti ini dianalogikan seperti petir yang cepat untuk urusan makan tetapi seperti siput ketika bekerja.

Nah, dari 9 istilah di atas yang sering diucapkan oleh orang Toraja, yang mana nih yang pernah kamu dengar? Yuk, bagikan pengalamanmu di kolom komentar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us