Contoh Majas Sinekdoke, Pengertian, Jenis, dan Ciri-cirinya!

Seperti yang kita ketahui bersama, karya sastra baik itu novel, puisi, cerpen, dan sejenisnya, di dalamnya terdapat berbagai gaya bahasa atau permajasan. Hal ini merupakan bahasa kias sebagai teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjuk secara langsung terhadap objek yang dituju. Itulah kenapa bahasa kias cenderung menampilkan makna tersirat, sehingga penangkapan pesan makna dilakukan melalui penafsiran terlebih dahulu.
Salah satu gaya bahasa atau majas yang digunakan dalam karya sastra adalah Sinekdoke. Apa sih itu? Untuk lebih jelasnya kamu bisa menyimak pengertian, ciri sampai dengan contoh majas Sinekdoke.
1. Pengertian dan jenis majas Sinekdoke

Menurut Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa (2015), majas Sinekdoke adalah bagian dari gaya bahasa kiasan atau bahasa figuratif. Jadi bisa dikatakan bahwa Sinekdoke merupakan gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri.
Majas Sinekdoke ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sinekdoke pars pro toto dan sinekdoke totem pro parte. Apa perbedaan antara keduanya? Berikut ini penjelasannya.
Sinekdoke pars pro toto
Merupakan majas Sinekdoke yang memiliki konsep mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan dari hal tersebut. Contoh, “Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp1.000,-“. Dalam kalimat tersebut penggunaan majas Sinekdoke pars pro toto terletak pada kata “kepala” yang berfungsi untuk menyatakan keseluruhan untuk anggota tubuh atau manusia.
Sinekdoke totem pro parte
Adalah majas yang memiliki konsep sebaliknya, yaitu mempergunakan keseluruhan dari sesuatu hal untuk menyatakan sebagian dari hal tersebut. Contoh, “Dalam pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia di Stadion Utama Senayan, tuan rumah menderita kekalahan 3-4”. Kata “Indonesia” dan “Malaysia” dalam kalimat tersebut menunjukkan penggunaan majas Sinekdoke totem pro parte di mana kata “Indonesia” dan “Malaysia” digunakan untuk menunjukan makna peserta olahraga Indonesia dan Malaysia yang merupakan sebagian dari penduduk atau warga kedua negara tersebut.
2. Ciri-ciri majas Sinekdoke

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, majas Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk seluruh bagian, atau sebaliknya menyebut seluruh untuk sebagian. Mengutip buku Majas dan Peribahasa (2019) oleh Hadi Gunawan, berikut ini ciri-ciri utama dari majas Sinekdoke.
- Menyebutkan sebagian dari suatu istilah sebagai pengganti untuk menjelaskan istilah tersebut secara keseluruhannya.
- Menyebutkan istilah secara keseluruhan sebagai perwakilan untuk menjelaskan sebagian dari istilah tersebut.
3. Contoh majas Sinekdoke

Majas Sinekdoke merupakan bagian dari gaya bahasa kiasan yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu Sinekdoke pars pro toto dan Sinekdoke totem pro parte. Biar kamu bisa lebih mudah mempelajarinya. Berikut ini contoh dari kedua jenisnyanya.
Contoh Sinekdoke pars pro toto:
- Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
- Setiap kepala wajib menjaga kebersihan dilingkungannya.
- Kita sebagai anak Adam dianugerahkan otak untuk berpikir.
- Sudah lama aku tidak melihat batang hidungnya.
Contoh Sinekdoke totem pro parte:
- Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
- Kelas 3 C memiliki prestasi yang paling baik.
- Pertandingan akan diadakan antarsekolah usai ujian nasional.
- Ketika lomba macapat, Kabupaten Gunungkidul mendapat juara 1
Itulah tadi pengertian, jenis, ciri-ciri, dan contoh majas Sinekdoke yang sudah dijelaskan secara lengkap dan perlu kamu tahu. Sekarang kamu sudah paham, ‘kan? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kebahasaan kamu, ya.