Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IWF 2020: 5 Kiat Meriset dalam Penulisan Biografi ala Fenty Effendy 

YouTube.com/ IDN Times

Riset merupakan fondasi dalam penulisan biografi. Tanpa riset yang mendalam, akan sulit merampungkan sebuah biografi. Hal itu ibarat sebuah bangunan tanpa fondasi yang kokoh. Analogi ini diungkapkan penulis biografi, Fenty Effendy dalam "Kelas Menulis Biografi", Indonesia Writers Festival 2020 pada Senin (21/9/2020) secara virtual. 

Fenty adalah seorang penulis biografi sejak 2004. Beberapa biografi tokoh yang pernah ditulisnya, seperti Sutopo Purwo Nugroho, Agum Gumelar, Ahmad Sahroni, Karni Ilyas, dan lainnya. Fenty juga menjadi periset dalam buku biografi Barack Obama, The Story.  

Berbekal pengalamannya, Fenty mengungkapkan jika dibarengi dengan wawancara yang baik setelahnya, riset akan menghasilkan biografi yang bernyawa. Dalam sesi tersebut, ia juga membagikan berbagai kiat saat melakukan riset untuk menulis biografi.  

1. Awali proses penulisan biografi dengan riset

YouTube.com/IDN Times

Fenty mengingatkan riset penting dilakukan, bahkan sebelum memutuskan menulis sebuah biografi. Tujuannya untuk memastikan apakah dengan hasil riset yang ada, penulisan biografi bisa dilakukan sehingga terhindar dari kemungkinan gagal merampungkan biografi. 

Riset awal berisi kumpulan informasi paling awal hingga kini dari sang tokoh utama, di antaranya sepak terjang dan pencapaian tokoh tersebut. Riset awal juga bertujuan memetakan koneksi dan interaksi si tokoh dengan orang-orang yang pernah berhubungan dengannya. Artinya, ini bisa sekaligus menyeleksi narasumber yang akan diwawancarai. 

2. Menggali informasi dari berbagai sumber primer

Unsplash/William Iven

Riset merupakan salah satu langkah pengumpulan bahan penulisan, biasanya dimulai dengan mencari sumber primer atau utama. Sudah menjadi pengetahuan umum kalau sumber primer di antaranya adalah tokoh itu sendiri, dokumen resmi, dan berbagai hasil wawancara tokoh yang pernah ada. 

Selain itu, penulis bisa juga menggali informasi dari sumber lain, misalnya percakapan si tokoh di grup media sosial dan status media sosial si tokoh. Tentunya, pengambilan data ini harus dilakukan dengan verifikasi dan atas seizin narasumber. 

3. Selalu lakukan riset lanjutan untuk mengecek keakuratan informasi

ilustrasi menggunakan laptop (Unsplash/Glenn Carstens-Peters)

Setelah mendapat informasi dari kegiatan wawancara, penulis sebaiknya meriset informasi tersebut untuk mengecek keakuratannya. Mungkin saja, narasumber tak sengaja memberikan informasi yang salah terutama menyangkut detail peristiwa. 

Kesalahan yang timbul dari penulisan biografi tentu akan memengaruhi kredibilitas tulisan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Jadi, biasakan untuk tidak malas melakukan verifikasi informasi. 

4. Jangan lupa mencari tahu informasi berguna lainnya seputar narasumber

Unsplash/Joel Muniz

Tak hanya meriset latar belakang tokoh, penulis juga sebaiknya mencari tahu informasi umum terkait peristiwa yang dialami tokoh. Cara ini akan membantu pewawancara memahami konteks peristiwa dan membuat pewawancara menjadi teman bicara yang seimbang bagi narasumber. 

Hasilnya, narasumber mungkin akan jadi lebih bersemangat bercerita. Jangan sampai narasumber menjadi kurang tertarik, bahkan ilfeel karena pewawancara kurang mengerti apa yang disampaikan narasumber.

5. Bijak memilah hasil riset

Unsplash/Chris Benson

Berbagai informasi yang berhasil dikumpulkan terkadang membuat penulis bingung memutuskan mana yang tepat untuk diolah menjadi biografi. Pertimbangannya adalah dampak dari informasi tersebut bagi tokoh tersebut dan pembaca. 

Setelahnya baca semua informasi yang terkumpul, Fenty menyebutnya dengan istilah mengendapkan. Dengan proses mengendapkan tersebut, penulis nantinya bisa menentukan informasi yang mana yang penting dan alur penulisan biografi. 

Beberapa kiat melakukan riset di atas bisa dicoba saat melakukan penulisan biografi. Bagi kamu yang ingin menulis biografi, Fenty menyarankan untuk menggali sosok yang inspiratif, tak selalu berarti sosok yang terkenal. Selain pendekatan "siapa", kamu juga bisa menulis biografi dengan pendekatan "apa". Contohnya, pilihan hidup yang konsisten dari seorang tokoh. Seperti kata Fenty, spektrum biografi sangat luas sehingga penulis seharusnya mencari cara untuk berburu sosok yang menarik. 

Selamat mencari inspirasi dan menulis!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui Zoom dan saluran YouTube IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari dua puluh pembicara kompeten di berbagai latar belakang, seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us