Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal 12 Arketipe Brand ala Carl Jung, Persona jadi Kuat

ilustrasi kreator konten (pexels.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi kreator konten (pexels.com/Vitaly Gariev)

Membangun brand yang kuat gak hanya soal logo yang menarik atau tagline yang mudah diingat. Kepribadian brand yang kuat menjadi kunci untuk menarik perhatian audiens dan menciptakan hubungan emosional yang mendalam. Nah, pendekatan yang bisa membantu dalam menentukan kepribadian brand adalah 12 artikel brand ala Carl Jung.

Teori ini memperlihatkan 12 karakter dasar yang dapat dipakai untuk menciptakan persona brand menjadi lebih autentik serta terhubung dengan audiens secara emosional. Diharapkan dengan memahami kepribadian dari masing-masing arketipe, kamu bisa menentukan mana yang paling pas dengan visi dan nilai brand kamu, nih. Baik itu untuk penggambaran perusahaan, produk, atau kepribadian yang ingin diangkat sebagai konten kreator, mari bahas satu per satu 12 arketipe brand ala Carl Jung untuk membantu brand jadi lebih terarah dan kuat. 

1. The Innocent (si polos)

default-image.png
Default Image IDN

Arketipe ‘innocent’ menjadi pilihan tepat jika kamu ingin brand dikenal karena kesederhanaan, kejujuran, dan optimisme. Brand dengan kepribadian ini sering menawarkan produk atau layanan yang membawa kebahagiaan dan kenyamanan bagi audiens. Mereka percaya bahwa dunia ini tempat yang baik dan ingin menyebarkan pesan positif kepada semua orang. Jika kamu ingin menciptakan brand yang penuh harapan dan selalu optimis, maka arketipe ini akan menjadi pilihan yang tepat.

Coca-Cola adalah contoh sempurna dari brand innocent. Dengan slogan-slogan seperti “Bersama Rasanya Lebih Baik,” Coca-Cola menawarkan hal yang lebih dari sekadar minuman, mereka menjual perasaan bahagia, kebersamaan, dan penuh kehangatan. 

2. The Everyman (si biasa)

default-image.png
Default Image IDN

Jika kamu ingin brand yang diterima oleh semua kalangan, arketipe ‘everyman’ bisa menjadi pilihan yang tepat. Brand dengan kepribadian everyman itu gak selalu mewah, kok. Mereka adalah brand yang dapat dipakai oleh siapa saja dan merasa nyaman karenanya. Mereka rendah hati, jujur, dan selalu mengutamakan kebutuhan konsumen dengan cara yang simpel dan gak berlebihan.

IKEA bisa jadi contoh arketipe ini, lho. Mereka menawarkan produk furnitur yang fungsional dan terjangkau untuk semua orang, dengan konsep DIY. tentu membuat konsumen merasa dekat dengan produk mereka. Setuju?

3. The Hero (sang pahlawan)

ilustrasi teman yang mencari solusi dalam tim (pexels.com/RF._.studio)
ilustrasi teman yang mencari solusi dalam tim (pexels.com/RF._.studio)

Arketipe ‘hero’ cocok untuk brand yang ingin menjadi inspirasi dan memberikan solusi nyata bagi audiensnya. Brand dengan kepribadian hero selalu berusaha mengatasi tantangan serta berani mengambil risiko. Mereka ingin dapat membuat perbedaan besar di dunia dan memotivasi audiens untuk melakukan hal yang sama. Jika brand ingin berfokus pada kinerja, kesuksesan, dan pencapaian, arketipe ini sangat cocok untukmu, lho.

Contoh yang paling jelas adalah Nike. Dengan slogan ikonik “Just Do It,” Nike mampu mendorong konsumennya untuk menghadapi tantangan dengan penuh semangat dan gak takut untuk berusaha lebih keras. Brand ini gak cuma menjual sepatu atau pakaian olahraga, lho. Jelas mereka juga menjual keberanian dan dorongan untuk mencapai lebih banyak hal. 

4. The Outlaw (sang pemberontak)

ilustrasi the outlaw (pexels.com/David Sirila)
ilustrasi the outlaw (pexels.com/David Sirila)

Jika kamu ingin brand-mu dikenal berani menantang aturan dan norma, maka arketipe 'outlaw’ cocok untukmu. Brand dengan arketipe ini sering kali bersifat provokatif, berani, dan penuh semangat untuk melakukan perubahan. Mereka gak takut untuk berbeda dan selalu mendorong audiens untuk berpikir di luar kotak dan meninggalkan zona nyaman mereka.

Contoh dari arketipe outlaw adalah Harley-Davidson. Dengan aura pemberontakan dan kebebasan, brand mengajak konsumennya untuk menentang norma sosial dan menemukan kebebasan sejati di jalanan. HD juga mengajak konsumen untuk berani menentang arus dan menikmati kebebasan yang tak terbatas.

5. The Explorer (sang penjelajah)

ilustrasi the explorer (pexels.com/Oleksandr P)
ilustrasi the explorer (pexels.com/Oleksandr P)

Brand dengan karakter ini sangat cocok untuk kamu yang ingin membawa audiens ke petualangan baru dan memberi mereka kebebasan untuk mengeksplorasi dunia. Kepribadian ini sangat independen dan selalu mencari sesuatu yang baru, entah itu pengalaman baru, tempat baru, atau bahkan sudut pandang baru. Jika brand-mu menawarkan produk yang mendorong kebebasan dan petualangan, arketipe ini bisa jadi pilihan tepat.

The North Face adalah contoh brand explorer yang selalu mendorong konsumennya untuk keluar dari zona nyaman mereka dan menjelajahi dunia luar. Dengan produk-produk yang dirancang untuk petualangan, mereka menginspirasi konsumen untuk mencari tantangan baru di alam bebas. Brand ini sering dipakai oleh perusahaan yang menyediakan produk untuk para pelancong, pejalan kaki, atau orang-orang yang mencari pengalaman baru.

6. The Creator (sang pencipta)

ilustrasi kreator konten (pexels.com/Vitaly Gariev)
ilustrasi kreator konten (pexels.com/Vitaly Gariev)

Arketipe 'creator' jadi pilihan kalau ingin brand lebih dikenal karena inovasi dan kreativitas. Brand ini selalu berusaha menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, serta menginspirasi konsumen mereka untuk mengekspresikan diri mereka melalui produk yang ditawarkan. Mereka gak pernah puas dengan status quo dan selalu mendorong batas-batas kreativitas.

Contoh kuat dari arketipe creator adalah Apple. Dengan pendekatan desain yang inovatif dan produk yang revolusioner, Apple telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia untuk menciptakan dan mengekspresikan diri mereka. 

7. The Ruler (sang penguasa)

ilustrasi the ruler (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi the ruler (pexels.com/RDNE Stock project)

Brand dengan arketipe ini dikenal karena kekuatan, kontrol, dan kemewahan. Mereka menunjukkan otoritas dan prestise, menjadikan mereka pemimpin di industri mereka. Arketipe ini cocok untuk brand yang ingin menonjolkan stabilitas, kepercayaan, serta kepemimpinan yang solid. Kalau kamu ingin brand dipandang sebagai sesuatu yang eksklusif dan mewah, arketipe ini sangat cocok, lho.

Mercedes-Benz jadi contoh sempurna dari arketipe ruler. Dengan reputasi sebagai produsen mobil mewah, Mercedes-Benz menawarkan prestise dan kontrol dalam setiap produk yang mereka tawarkan.

8. The Magician (sang penyihir)

ilustrasi Disneyland (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi Disneyland (pexels.com/Craig Adderley)

Arketipe ‘magician’ fokus pada transformasi dan membuat hal-hal yang gak mungkin menjadi mungkin. Brand ini menawarkan pengalaman magis kepada audiens mereka, membawa mereka ke dunia yang penuh dengan kemungkinan. Brand magician sering menginspirasi audiens mereka untuk mencapai impian mereka dan mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Disney merupakan contoh kuat dari arketipe magician. Melalui film-film, taman hiburan, dan pengalaman lainnya, Disney mengajak audiensnya untuk masuk ke dunia yang penuh imajinasi dan keajaiban. Mereka gak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga mengubah cara orang memandang dunia. 

9. The Lover (sang pencinta)

ilustrasi pasangan. (pexels.com/Budgeron Bach)
ilustrasi pasangan. (pexels.com/Budgeron Bach)

The lover cocok untuk brand yang ingin memancarkan keintiman, gairah, dan sensualitas. Mereka menekankan pentingnya hubungan emosional yang mendalam antara brand dan audiensnya. Jika brand berfokus pada produk yang meningkatkan daya tarik fisik atau emosional, arketipe ini adalah pilihan yang tepat.

Chanel merupakan contoh kuat dari arketipe lover. Brand ini dikenal karena kemewahan dan sensualitas yang mereka tawarkan melalui produk-produk fashion dan wewangian mereka. Arketipe ini juga sering dipakai oleh brand seperti Victoria’s Secret, yang menonjolkan keindahan serta daya tarik dalam setiap produknya.

10. The Caregiver (sang pengasuh)

ilustrasi orang dengan karakter the caregiver (pexels.com/Alena Darmel)
ilustrasi orang dengan karakter the caregiver (pexels.com/Alena Darmel)

Jika brand yang kamu buat lebih berfokus pada kepedulian dan perhatian kepada orang lain, maka arketipe ‘caregiver’ merupakan pilihan yang tepat. Brand dengan arketipe ini sering kali menawarkan produk yang memberikan kenyamanan, perlindungan, dan keamanan bagi konsumennya. Mereka dikenal karena nilai-nilai empati dan kehangatan yang ditonjolkan.

Johnson & Johnson adalah contoh dari arketipe caregiver yang dikenal karena produk-produk kesehatan dan perawatan yang mereka tawarkan untuk keluarga. Brand ini memastikan bahwa mereka selalu memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan konsumen mereka.

11. The Jester (si pelawak)

ilustrasi orang yang bisa bikin orang lain tertawa (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi orang yang bisa bikin orang lain tertawa (pexels.com/Gustavo Fring)

Brand dengan arketipe ‘jester’ mempunyai tujuan utama untuk menghibur dan membawa kebahagiaan kepada audiens mereka. Mereka suka bermain-main, lucu, dan gak terlalu serius. Jika kamu ingin brand memancarkan keceriaan dan humor, maka arketipe Jester sangat cocok. M&M's adalah contoh klasik dari arketipe jester. Dengan kampanye iklan yang selalu menghibur dan karakter M&M yang lucu, brand ini membawa kebahagiaan dan tawa kepada audiens mereka. 

12. The Sage (sang bijaksana)

ilustrasi teman yang bijaksana (pexels.com/fauxels)
ilustrasi teman yang bijaksana (pexels.com/fauxels)

Arketipe ‘sage’ cocok untuk brand yang fokus pada pengetahuan, kebijaksanaan, dan pencarian kebenaran. Brand ini sering kali menawarkan informasi yang mendalam dan edukatif kepada audiens mereka. Jika kamu ingin brand-mu menjadi sumber terpercaya untuk pengetahuan, arketipe ini adalah pilihan yang tepat, lho.

Google adalah contoh yang baik dari arketipe sage. Sebagai mesin pencari terbesar di dunia, Google menawarkan akses ke pengetahuan dan informasi kepada semua orang. Brand ini juga dipakai oleh perusahaan seperti National Geographic yang dikenal karena edukasi dan penyebaran informasi penting tentang dunia.

Nah, dengan memahami 12 arketipe brand ala Carl Jung, kamu jadi bisa lebih mudah menentukan kepribadian brand yang kamu buat. Setiap arketipe mempunyai karakteristik unik yang dapat membantu kamu membangun hubungan yang kuat dan autentik dengan audiens. Pilihlah arketipe yang paling sesuai dengan visi, misi, dan nilai brand-mu, ya. Nantinya, kamu akan lihat bagaimana brand terus berkembang dengan persona yang lebih jelas dan menarik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lathiva R. Faisol
EditorLathiva R. Faisol
Follow Us