Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Peribahasa dengan Kata 'Batu' dan Artinya, Gambarkan Keadaan Manusia

ilustrasi memegang batu (pexels.com/Amantu Muna)

Ada berbagai jenis batuan yang ada di alam. Warnanya pun tak melulu hitam atau abu-abu. Namun, batu paling dikenal dengan teksturnya yang keras. Banyak hal yang keras diibaratkan dengan batu. Seperti sebutan si kepala batu untuk orang yang bersifat keras kepala.

Batu juga menjadi bahan bangunan yang amat penting. Batu biasanya digunakan untuk membuat fondasi, mengecor, hingga belakangan juga banyak dipakai buat menghias rumah. Dengan sifatnya yang padat dan keras, batu pun digunakan dalam sejumlah peribahasa yang artinya menarik seperti di bawah ini.

1. Air besar batu bersibak

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Liza Summer)

Peribahasa air besar batu bersibak bermakna rusaknya persaudaraan karena perselisihan. Ini harus diwaspadai oleh semua orang. Jangan mengira pertalian darah saja akan memastikan hubungan kekeluargaan selalu berjalan dengan baik. Kalau hubungan sehari-hari tidak dijaga, antarsaudara dapat sering cekcok.

Apalagi ketika berkaitan dengan harta warisan, beberapa orang tak lagi memikirkan saudara atau bukan. Perseteruannya bisa amat hebat melampaui cekcoknya dengan orang lain. Oleh sebab itu, ketika ada permasalahan dengan saudara masing-masing harus menahan diri dan mengutamakan pikiran positif serta mau berdiskusi.

2. Akik disangka batu

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Budgeron Bach)

Sementara itu, peribahasa ini bermakna munculnya perasaan terhina akibat kesalahpahaman semata. Kesalahpahaman begini juga dapat menjadi penyebab rusaknya hubungan dengan saudara seperti dalam poin satu atau siapa saja. Untuk menghindari seringnya terjadi kesalahpahaman, biasakan membangun komunikasi dua arah.

Selalu sampaikan maksudmu dengan jelas pada orang lain. Sebaliknya jika ada hal-hal yang kurang kamu mengerti, jangan buru-buru emosi. Utamakan pikiran positif daripada negatif dan segera minta klarifikasi dari orang yang berkaitan. Boleh jadi tak seorang pun bermaksud menghinamu.

3. Bagai air titian ke batu

ilustrasi narapidana (pexels.com/RDNE Stock project)

Sifat keras kepala membuat orang sulit dinasihati. Namun, ada yang lebih sulit dari sekadar menasihati orang yang keras kepala yaitu orang yang jahat. Orang yang niat dalam hatinya buruk seperti gak bisa menerima masukan untuk kebaikannya sendiri. Ini sebabnya pelaku kejahatan sering kali berulang-ulang dicokok polisi dan masuk penjara.

Keluarga serta masyarakat mungkin tidak henti-hentinya menasihatinya agar berubah. Mereka bahkan menunjukkan cara yang lebih baik untuk ditempuh. Akan tetapi, dia sendiri menutup telinga bahkan dapat marah hebat mendengarnya sehingga orang lain gak bisa berbuat banyak.

4. Bagai menakik darah mati dari batu

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Ron Lach)

Apakah kamu merasa sudah bekerja keras sampai lelah jiwa raga, tetapi pendapatanmu tetap saja tak seberapa? Jika ya, peribahasa ini cocok sekali menggambarkan keadaanmu. Bagai menakik darah mati dari batu artinya tidak seimbangnya pekerjaan yang dilakukan dengan upah yang diterima.

Etos kerjamu tak perlu diragukan lagi. Kamu gak cuma bekerja dengan baik, melainkan juga lebih banyak sampai kerap lembur. Namun, penghasilannya segitu-segitu saja. Keadaan ini membuat kelelahanmu terasa berlipat-lipat. Sementara ada orang lain yang kerjanya terlihat gak seberapa, tetapi hasilnya banyak dan hidupnya lebih enak.

5. Mencampakkan batu ke luar

ilustrasi berbagi (pexels.com/Kampus Production)

Orang terdekat seperti saudara memang perlu diutamakan untuk dibantu. Akan tetapi, peribahasa ini justru menggambarkan tindakan sebaliknya. Seseorang lebih suka membantu orang lain daripada keluarganya. Apakah ini pasti salah?

Di luar benar atau salahnya, orang tersebut juga mungkin punya alasan. Seperti ia menilai saudara-saudaranya sebenarnya sudah hidup dengan cukup baik. Keadaan mereka tidak seburuk orang lain di luar sana. Atau, dia punya sejumlah pengalaman negatif saat membantu keluarga sendiri sehingga bikin malas melakukannya lagi.

6. Tak beban batu digalas

ilustrasi seorang pria (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jujur saja, semua orang di dunia ini sebetulnya mencari kesenangan dalam hidup dan sebisa mungkin menghindari kesusahan. Caranya saja yang berbeda-beda sehingga bisa berakibat baik atau buruk. Tapi ternyata ada kalanya orang malah meninggalkan hal yang menyenangkan dan menjalani kehidupan yang lebih menyengsarakan.

Contohnya, kamu menilai kehidupan seseorang di kota sudah amat memuaskan. Pekerjaan dan pendapatannya bagus, lingkungan tempat tinggalnya juga maju. Namun, dia malah membuatmu tidak habis pikir dengan memutuskan meninggalkan semua itu demi hidup di desa.

Padahal, pekerjaan di desa gak banyak serta fasilitasnya terbatas. Bagaimanapun pandangamu, orang yang melakukannya tentu memiliki alasan kuat buat pindah. Barangkali dia mencari ketenangan hidup yang sukar diperolehnya selama tinggal di kota besar yang ramai dan selalu serba cepat.

7. Patah batu hatinya

ilustrasi pria terduduk (pexels.com/cottonbro studio)

Bukannya batu punya hati yang bisa patah seperti saat kamu kecewa oleh gebetan. Tapi peribahasa ini menggambarkan hilangnya kemauan seseorang alias rasa putus asa yang kuat. Misalnya, setelah seseorang mengalami kegagalan berkali-kali. Dia merasa gak ada harapan lagi.

Walaupun ia bisa mencoba kembali kalau mau, dia telah yakin hasilnya bakal sama saja. Ia enggan melakukan apa pun. Semangatnya dalam menjalani hidup menjadi sirna. Orang-orang di sekitarnya berusaha memotivasi pun belum tentu ia tergerak.

8. Sarap sehelai dituilkan, batu sebuah digulingkan

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/olia danilevich)

Beberapa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi, seperti editor dan auditor. Pekerjaan seperti ini cocok sekali dipegang oleh orang yang bersifat seperti peribahasa sarap sehelai dituilkan, batu sebuah digulingkan. Maknanya, ia sangat teliti ketika melakukan pemeriksaan.

Dia mencurahkan perhatian pada hal-hal kecil dan tidak hanya fokus ke hal-hal besar. Ia tidak puas apabila belum memeriksa sesuatu sampai ke selipan-selipan yang biasanya dilewatkan orang. Ketika orang lain berpikir mustahil sesuatu yang dicari ada di situ, dia berpandangan itu mungkin saja. Kalau kamu berhadapan dengan pemeriksa seteliti ini, sulit sekali menyembunyikan kesalahanmu.

Itu tadi delapan peribahasa yang mengandung kata 'batu'. Beberapa artinya mungkin mudah kamu temui di sekitarmu atau bahkan hidupmu sendiri. Ambil pelajarannya dan kamu pun bisa menuliskan salah satunya dalam karyamu supaya lebih menarik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us