4 Manfaat Time Out pada Anak saat Tantrum

Setiap orangtua pasti pernah menghadapi momen ketika anak mereka mengalami tantrum, menangis keras, atau bahkan bertindak agresif. Dalam situasi seperti ini, menemukan cara yang tepat untuk merespons bisa menjadi tantangan tersendiri.
Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah time out, sebuah metode disiplin yang dirancang untuk membantu anak mengelola emosinya. Namun, apakah sebenarnya time out dapat berdampak positif bagi anak? Yuk, cari tahu bersama manfaat time out pada anak saat tantrum melalui artikel berikut!
1. Membantu anak menenangkan diri

Time out dapat menjadi cara yang efektif untuk membantu anak menenangkan diri jika diterapkan dengan benar. Mengutip BBC, menurut Sophie Havighurst, profesor psikologi klinis anak di Universitas Melbourne, anak-anak tidak dapat menyelesaikan masalah atau mendengarkan arahan dengan baik saat mereka masih terbawa emosi.
Melalui metode time out, ini memberi anak waktu sejenak untuk menjauh dari situasi yang memicu emosi negatif, memungkinkan mereka meredakan perasaan tanpa gangguan. Dengan mengurangi rangsangan dan perhatian terhadap perilaku yang kurang baik, time out membantu anak belajar mengontrol diri serta memahami akibat dari tindakan mereka.
Agar efektif, teknik ini perlu diterapkan secara konsisten dengan durasi yang singkat dan keseimbangan antara disiplin serta dukungan emosional. Setelah time out berakhir, orangtua sebaiknya memberikan arahan yang jelas agar anak memahami bagaimana cara mengelola emosinya dengan lebih baik.
"Anak-anak akan berperilaku baik ketika mereka merasa terhubung, dicintai, dihormati, didukung, dan divalidasi dalam dunia emosional mereka," kata Havighurst.
2. Mengajarkan konsekuensi dari perilaku

Time out membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku mereka tanpa perlu hukuman berlebihan. Prinsip utamanya adalah mengalihkan perhatian dari perilaku negatif, bukan mengabaikan anak sepenuhnya.
Menurut Dr. Dave Anderson, PhD, seorang psikolog, dilansir Child Mind Institute, time out bertujuan mengurangi respons terhadap perilaku negatif agar perilaku tersebut berkurang. Sedangkan, membujuk atau berdebat dengan anak saat tantrum justru dapat membuat anak bersikap defensif dan mengalihkan perhatian dari tujuan utama, yaitu mencegah perilaku buruk terulang.
"Tujuan time out adalah membantu anak segera kembali berperilaku baik, tanpa membuat mereka merasa bahwa harus diajak bicara terlebih dahulu sebagai hukuman tambahan," jelas Dr. Anderson.
Dalam banyak kasus, time out singkat sudah cukup untuk membantu anak memahami bahwa tindakan mereka tidak bisa diterima, tanpa perlu menjadikan percakapan panjang sebagai hukuman tambahan. Dengan demikian, anak bisa lebih cepat kembali ke perilaku yang lebih baik dan memahami batasan yang diberikan orangtua.
3. Mencegah interaksi negatif

Time out juga dapat membantu menghindari interaksi negatif antara anak dengan orangtua atau orang lain. Ketika anak mulai menunjukkan perilaku yang kurang pantas, seperti berteriak atau memukul, time out dapat menghentikan konflik sebelum semakin memburuk.
Dengan menjauhkan anak dari situasi yang memicu emosi negatif, mereka mendapat kesempatan untuk menenangkan diri. Cara ini juga mencegah pertengkaran atau perilaku agresif yang lebih serius.
Selain itu, time out membantu orangtua mengendalikan respons mereka agar tidak bertindak impulsif, seperti membentak atau menghukum secara berlebihan. Dengan begitu, interaksi antara anak dan orangtua tetap positif dan membangun.
4. Mengajarkan anak tentang pengelolaan emosi

Ketika anak dijauhkan dari situasi yang memicu emosinya, mereka belajar bahwa ada cara lebih baik untuk menghadapi rasa marah, frustrasi, atau kesal. Time out memberi kesempatan bagi anak untuk mengenali emosinya dengan lebih baik.
Mereka juga dapat menemukan cara yang lebih sehat untuk mengatasinya, seperti menarik napas dalam, menghitung hingga sepuluh, atau berbicara tentang perasaannya setelah time out selesai. Jika dilakukan secara konsisten, metode ini membantu anak memahami pentingnya mengendalikan emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Time out efektif mengajarkan anak konsekuensi perilaku tanpa hukuman berlebihan. Namun, orangtua perlu tetap memberi bimbingan agar anak memahami kesalahannya dan belajar bersikap lebih baik. Dengan penerapan yang tepat, metode ini membantu anak mengembangkan kontrol diri dan mengelola emosi.