5 Akibat jika Orangtua Sering Mengingkari Janji kepada Anak

Anak-anak sering kali melihat orangtua sebagai sosok yang dapat diandalkan. Namun, apa yang terjadi jika orangtua sering mengingkari janji? Mungkin tampak sepele, tapi dampaknya sangat serius bagi perkembangan emosional dan sosial anak.
Anak yang sering diberikan janji-janji palsu cenderung kehilangan rasa percaya diri, kecewa, frustrasi, bahwa sulit untuk membangun hubungan sehat dengan orang di sekitarnya. Artikel ini akan membahas berbagai akibat yang terjadi apabila orangtua tidak memenuhi janji kepada anak. Mari telusuri lebih dalam bagaimana tindakan kecil ini bisa berdampak besar pada masa depan anak.
1. Menurunkan harga diri anak

Mengingkari janji secara terus-menerus dapat menurunkan harga diri anak. Mereka mungkin merasa tidak dihargai serta berpikir bahwa keinginan dan perasaannya tidak penting. Akibatnya, kepercayaan diri mereka perlahan mengikis.
Penurunan harga diri ini bisa berdampak jangka panjang. Anak yang merasa tidak dihargai oleh orangtuanya cenderung kurang percaya diri dalam menghadapi tantangan di sekolah, pergaulan, dan kehidupan sehari-hari. Perasaan tidak berharga ini juga membuat mereka lebih rentan terhadap tekanan sosial dan masalah emosional di masa depan.
2. Meniru perilaku orangtua

Anak sering meniru perilaku orangtua, baik atau buruk. Jika orangtua sering mengingkari janji, anak akan menganggap perilaku tersebut wajar dan mulai menirunya. Alhasil, mereka tidak merasa bersalah jika melakukan hal yang sama kepada teman, guru, atau bahkan orangtua sendiri.
Meniru perilaku ini dapat merusak perkembangan karakter anak. Mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab dan sulit dipercaya oleh orang lain. Hal ini juga mengganggu hubungan sosial karena orang di sekitar sulit memercayai komitmen mereka.
3. Memperburuk hubungan anak dengan orangtua

Anak yang sering dikecewakan merasa tidak dihargai dan menjauh secara emosional dengan orangtua. Saat rasa percaya hilang, komunikasi menjadi lebih sulit. Pada akhirnya, ini memungkinkan anak menarik diri atau enggan berbagi perasaan secara terbuka dengan orangtua.
Hubungan yang memburuk memiliki dampak jangka panjang. Rasa kecewa yang terus-menerus menyebabkan konflik serius dan merusak keharmonisan keluarga. Akibatnya, anak mungkin mencari dukungan dari orang lain di luar rumah, yang dapat melemahkan ikatan keluarga.
4. Sulit menjalin relasi sosial

Anak yang sering kecewa karena janji orangtua yang tidak ditepati, dapat mengalami kesulitan dalam menjalin relasi sosial. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang sulit memercayai orang lain karena kepercayaan yang dihancurkan oleh orangtuanya. Hal ini membuat mereka cenderung tertutup, curiga, atau bahkan menghindari hubungan yang mendalam dengan orang di sekitarnya.
Masalah dalam relasi sosial juga membuat anak kesulitan membangun hubungan yang sehat dan stabil. Mereka merasa takut untuk berkomitmen atau ragu dalam memercayai orang lain. Akibatnya, mereka dapat merasa kesepian, yang berdampak negatif pada kesejahteraan secara keseluruhan.
5. Merasa marah dan frustrasi

Anak yang sering dikecewakan oleh orangtua dapat merasa marah dan frustrasi. Saat harapan mereka berulang kali tidak terpenuhi, perasaan kecewa menumpuk dan membuat mereka mudah tersinggung. Mereka mungkin tidak hanya marah pada situasi, tetapi juga pada orangtua yang dianggap tidak bisa diandalkan.
Frustrasi yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak. Rasa marah yang tidak diungkapkan dengan baik dapat menyebabkan anak menjadi lebih agresif atau justru menyimpan perasaan negatif seorang diri, yang mengganggu keseimbangan emosional dan perkembangan sosial mereka.
Ingkar janji memiliki dampak serius pada kesejahteraan anak, seperti hilangnya kepercayaan, perasaan marah, dan kesulitan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu berusaha menepatinya atau menjelaskan dengan jujur jika janji tidak dapat dipenuhi. Dengan begitu, orangtua dapat menjaga hubungan yang sehat dengan anak serta mendukung perkembangan mereka secara optimal.