Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Anak Bertingkah Menyebalkan, Bisa Jadi Cari Perhatian!

ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/RDNE Stock project)

Orangtua pasti sering menemukan sang buah hati yang bertingkah menyebalkan tanpa sebab yang diketahui. Mengatasi perilaku ini, sebagian orangtua memarahinya dan sebagian lain memberikan pengertian bijak.

Namun, tahukah para orangtua kiranya apa saja yang menjadi alasan anak bertingkah menyebalkan? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini agar bisa menemukan jalan keluar menanganinya!

1. Menghadapi situasi yang mengesalkan

ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/Alexander Dummer)

Dorongan sikap menyebalkan dari anak bisa dipicu karena situasi yang serupa atau mengesalkan. Beberapa anak mungkin bisa menghadapinya dengan cara yang normal, sampai akhirnya sebagian dari mereka berada di titik di mana tidak bisa lagi mengontrol emosi dan tingkahnya.

Dilansir Verywell Familiy, Ann Logsdon seorang psikolog sekolah yang berspesialisasi di cacat perkembangan memberikan contoh situasi mengesalkan yang membuat anak bertingkah menyebalkan. Misalnya, seorang anak yang merasa diintimadasi di sekolah, kemungkinan bakal menunjukkan kemarahnnya lewat perilaku buruk di rumah.

2. Mencari perhatian

ilustrasi anak cari perhatian (pexels.com/Allan Mas)

Saat berusaha mencari perhatian orang-orang di sekitarnya, baik orangtua, guru, hingga temannya, anak bisa saja bersikap menyebalkan. Bahkan, anak tidak peduli respons seperti apa yang didapatkannya, termasuk jika dimarahi sekalipun.

"Mereka sebenarnya tidak peduli apakah perhatian yang didapatkan positif atau negatif, mereka hanya ingin perhatian mereka segera. Anak-anak sering bertindak dengan cara paling menarik bahkan jika itu berarti mendapat masalah," kata Stephanie Lee, PsyD, seorang psikolog klinis dikutip Childmind.

3. Frustasi tidak bisa mengerti saat belajar

ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebagian anak bisa merasa frustasi saat mendapati dirinya tidak mampu mencerna pelajaran yang ada di sekolah. Kondisi tersebut bisa mendatangkan sikap menyebalkan pada anak.

Ketidakmampuan anak saat belajar bisa membuat anak bertindak menyebalkan. Hal tersebut pun didorong oleh rasa kesal anak sebelumnya karena ia merasa gagal. Maka dari itu, saat mendapati anak frustasi ketika belajar, orangtua bisa coba membantunya.

4. Khawatir tentang sesuatu

ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/Ahmed akacha)

Terkadang orangtua hanya menduga bahwa anak bertingkah menyebalkan tanpa alasan. Padahal, di balik itu semua kemungkinan sang anak justru menyimpan banyak kekhawatiran yang membuatnya melampiaskan pada sikap tersebut.

Dilansir Motherly, Avital Schereiber seorang penulis sekaligus pendiri The Parenting Junkie menuturkan, ketika orangtua memiliki firasat tentang kekhawatiran anak maka jangan diabaikan. Pastikan anak jujur akan perasaannya dan bantu mereka berbicara tentang apa yang terjadi dan apa yang dapat mereka lakukan.

5. Dipengaruhi oleh sesuatu

ilustrasi anak bertingkah menyebalkan (pexels.com/Alex Green)

Alasan terakhir yang memungkinkan sebagai pemicu sikap menyebalkan anak ialah pengaruh sesuatu, bisa jadi orang lain, bahkan tontonan mereka. Saat ini, tak sedikit orangtua yang membiarkan anak bermain ponsel tanpa pengawasan.

Tindakan tersebut tanpa disadari akan membentuk karakter pada anak melalui video yang ditontonnya. Anak bisa saja meniru apa yang dilihat di sekitarnya, terlebih jika ia senang menonton. Oleh karena itu, untuk menghindari keadaan ini sebaiknya orangtua segera menjauhkan anak dari suatu hal yang bisa membawa pengaruh buruk.

Nah, demikian lima alasan yang bisa orangtua ketahui perihal mengapa anak tiba-tiba bersikap menyebalkan. Saat mengetahuinya, semoga sebagai orangtua kamu bisa segera menangani dengan bijak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mitha Aullia
EditorMitha Aullia
Follow Us