5 Hal yang Harus Dihindari saat Bertengkar dengan Mertua

Ketika konflik dengan mertua muncul, wajar jika emosi menguasai diri. Namun, cara kamu menangani situasi tersebut bisa berdampak besar pada hubungan jangka panjang.
Menghadapi konflik dengan mertua memang bukan hal yang mudah, tetapi hal ini bisa menjadi pelajaran berharga dalam menjaga keharmonisan keluarga. Hindari langkah keliru berikut ini agar hubunganmu dengan mertua tetap harmonis dan saling menghormati.
1. Mengangkat topik lama yang sudah selesai

Mengungkit masalah yang sudah berlalu hanya akan memperburuk situasi. Saat emosi memuncak, sering kali kita tergoda untuk “membalas” dengan membuka luka lama. Ini tidak hanya membuat konflik makin panas, tetapi juga melukai perasaan mertua yang mungkin sudah melupakan masalah tersebut.
Fokuslah pada isu yang sedang dihadapi tanpa menyeret hal-hal yang tidak relevan. Jika kamu ingin menyelesaikan masalah, jadilah orang dewasa yang mampu memilah mana yang penting untuk dibahas dan mana yang sebaiknya dibiarkan berlalu.
2. Menggunakan nada suara yang tinggi

Saat bertengkar, menjaga nada suara adalah kunci. Meninggikan suara mungkin terasa seperti cara untuk menunjukkan keberanian, tapi ini justru bisa dianggap sebagai sikap tidak hormat. Mertua, sebagai orang yang lebih tua, biasanya sensitif terhadap nada yang terkesan menyerang. Sebaliknya, gunakan nada yang tenang namun tegas.
Dengan begitu, kamu menunjukkan bahwa meskipun tidak setuju, kamu tetap menghargai mereka sebagai bagian penting dari keluargamu. Komunikasi yang baik adalah tentang menyampaikan pendapat tanpa harus membuat orang lain merasa terintimidasi.
3. Membandingkan mertua dengan orang tua kandung

Meskipun niatmu hanya untuk menyampaikan pendapat, membandingkan mertua dengan orang tuamu sendiri adalah langkah yang sangat berisiko. Hal ini bisa membuat mertua merasa tersisih atau bahkan dianggap kurang baik.
Hubungan antara kamu dengan mertua berbeda dari hubunganmu dengan orang tua kandung, dan itu seharusnya dihormati. Cobalah memahami perspektif mereka tanpa membuat perbandingan. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki cara pandang dan pendekatan yang berbeda dalam menjalani hidup dan membangun hubungan keluarga.
4. Mengabaikan perasaan mertua

Ketika kamu terlalu fokus pada pembelaan diri, ada kemungkinan kamu lupa bahwa mertua juga punya perasaan. Mengabaikan apa yang mereka rasakan atau anggap penting hanya akan membuat hubungan semakin renggang.
Luangkan waktu untuk mendengarkan. Kadang, mereka hanya ingin didengar tanpa perlu kamu langsung membela diri. Dengan menunjukkan empati, kamu membuka jalan untuk solusi yang lebih damai dan saling menghormati.
5. Membiarkan konflik berlarut-larut

Membiarkan masalah menggantung terlalu lama hanya akan memperparah konflik. Ketidaksediaan untuk segera menyelesaikan masalah bisa dianggap sebagai bentuk ketidakpedulian, yang berujung pada keretakan hubungan.
Segera cari momen yang tepat untuk berdiskusi dengan kepala dingin. Jangan biarkan emosi mendikte waktu dan cara kamu menyelesaikan masalah. Ketika semuanya sudah dibicarakan dengan jelas, hubungan akan terasa lebih lega dan nyaman.
Selalu ingat bahwa tujuan utama bukanlah memenangkan argumen, melainkan menjaga hubungan yang sehat dan saling menghormati. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih bijak, dewasa, dan siap menciptakan keluarga yang penuh cinta dan pengertian.