5 Kesalahan Orangtua dalam Hadapi Anak Remaja, Perlu Dihindari!

Mengasuh anak yang mulai memasuki masa remaja itu bukanlah hal yang mudah. Perubahan sikap dan perkembangan mereka membutuhkan pendekatan dan penyesuaian dalam gaya parenting.
Jangan sampai membuat anak merasa gak nyaman hingga akhirnya menjauh dari orangtua. Untuk itu, kamu perlu menghindari kesalahan yang biasanya dilakukan para orangtua saat menghadapi anak yang memasuki masa remaja berikut ini. Check this out!
1. Terlalu ingin menjadi sahabat anak

Tentu gak ada yang salah dengan menjadi teman dekat anak, namun terkadang sikap ini bisa jadi memanjakan mereka. Anak yang memasuki masa remaja harus tahu cara menghadapi kesulitan menuju kedewasaan tanpa bantuan orangtua.
"Salah satu kesalahan terbesar yang harus dihindari saat menghadapi anak remaja adalah mencoba menjadi sahabat mereka," kata psikoterapis, Nancy Colier.
2. Kurang memberikan perhatian pada anak remaja

Perilaku anak mungkin secara perlahan akan berubah saat memasuki masa remaja bahkan apabila kurang diperhatikan, bisa jadi mereka terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Dalam hal ini peran orangtua sangat penting untuk memberikan perhatian terhadap keseharian anak.
Perubahan berpakaian, gaya rambut, atau pemikiran anak mungkin cukup normal, tapi saat perilaku berubah drastis menjadi ke arah negatif maka itu merupakan peringatan bagi orangtua untuk turun tangan. Jangan terlalu mengekang, tapi juga gak boleh terlalu lengah dalam mendidik anak.
3. Gak up to date dalam dunia anak remaja

Sebagai orangtua kamu harus aktif untuk update perkembangan kehidupan remaja di zaman sekarang. Semakin banyak kamu tahu, maka semakin siap untuk mendidik anak remaja.
Bekali pemahaman tentang perubahan-perubahan kecil yang terjadi pada saat anak menginjak masa remaja, seperti mood swings, masalah kulit seperti jerawat, ketertarikan dengan hairstyle yang unik, ataupun minat dalam dunia makeup. Dengan memahami dunia remaja, kamu akan mampu membimbing mereka dengan lebih baik dan efektif. Jangan terlalu strict, ya!
4. Kurang menjaga privasi anak

Memasuki tahap remaja, anak semakin mengerti dan menginginkan adanya privasi untuk dirinya. Contoh sederhana, anak mungkin akan menutup pintu kamar saat menelpon temannya, kurang banyak bercerita daripada sebelumnya, dan lain sebagainya.
Hal tersebut sangat normal dan wajar sehingga orangtua gak perlu terlalu cemas saat anak mengalami perubahan perilaku tersebut. Jangan selalu memaksa anak menjelaskan hal-hal yang menurutnya rahasia dan mulai berilah mereka space untuk keperluan pribadi.
5. Menetapkan aturan yang terlalu ketat atau longgar pada anak

Membuat peraturan ketat pada remaja akan memicu mereka untuk merasa dikekang dan bisa jadi menimbulkan sikap memberontak. Sebaliknya, ketika peraturan terlalu longgar mungkin bisa membuat mereka jadi kurang respect terhadap orangtua. Untuk itu, kamu harus cerdas dalam membuat peraturan saat anak menginjak tahap remaja.
"Tantangan mengasuh anak remaja yakni di satu sisi harus menentukan keseimbangan antara mengasuh, melindungi, dan membimbing, sedangkan di sisi lain juga harus membiarkan anak mengeksplorasi, bereksperimen, dan menjadi pribadi yang mandiri," kata penulis buku Positive Discipline for Teenagers: Empowering Your Teens and Yourself Through Kind and Firm Parenting, Jane Nelson, dilansir Raising Teens Today.
Itulah beberapa kesalahan yang harus dihindari oleh para orangtua saat anak menginjak tahap remaja. Yang terpenting, jangan terlalu mengekang saat terjadi perubahan pada pola perilaku anak. Selain itu, sebagai orangtua harus up to date dan memahami bagaimana dunia remaja saat ini.