Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kiat Hadapi Orangtua yang Terlalu Ikut Campur Urusan Mengasuh Anak

ilustrasi nenek dan cucunya (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

“Kok, nggak dibedong, sih. Nanti perutnya buncit, lho.”
“Kalau dia kejang, kasih kopi.”
“Kok, tega dibiarin anak nangis. Ya udah, kasih aja HP-nya.”

Saat mengasuh anak, tantangan yang dihadapi ayah bunda bukan hanya terletak pada gimana metode asuh yang benar dan tepat. Tapi juga, menghadapi pihak-pihak yang ikut campur, termasuk orangtua sendiri.

Niatnya baik, karena perhatian pada cucu. Tapi, yang bikin kamu serba salah, ketika nasihat atau cara pandang pengasuhannya itu gak sesuai dengan apa yang sudah kamu pelajari. Nah, biar hubunganmu dengan orangtua gak tegang gara-gara perbedaan salah asuh, berikut ini kiat menghadapi orangtua yang terlalu ikut campur mengasuh anak. Apa saja?

1. Pastikan dulu kamu dan pasangan sudah satu suara

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Gustavo Fring)

Masih ada sebagian orangtua yang percaya dengan metode pengasuhan ‘polisi baik’ dan ‘polisi buruk’. Biasanya, sih, pihak ibu yang jadi ‘polisi buruk’ karena terkenal cerewet dan suka mengatur. Sementara pihak ayah yang seringnya jadi ‘polisi baik’.

Mulai sekarang, metode seperti ini ditinggalkan, ya. Karena bisa menimbulkan kebingungan pada anak, siapa yang mesti didengarkan atau diikuti. Jika orangtua bisa konsisten dan saling mendukung, anak akan lebih mudah menurut, lho.

Tak hanya itu, dengan kamu dan pasangan sudah satu suara dalam hal pengasuhan, ketika ada perbedaan pendapat dengan orangtua, kamu dan pasangan bisa lebih enak menjelaskannya. Ketika mereka melihat kalian sudah sepakat, mereka tak bisa berkata apa-apa lagi. Mau mencari dukungan siapa?

2. Dekati orangtua

ilustrasi cucu dan kakek neneknya (pexels.com/RODNAE Productions)

Agar kamu dan pasangan bisa lebih dihormati mengenai keputusan cara pengasuhan kalian, ada baiknya dari jauh-jauh hari sudah mengakrabkan diri dengan orangtua. Sehingga, kalau ada pertentangan, kalian bisa menjelaskannya dengan baik, dan mereka pun bisa menghormati.

Entah menghormati karena setuju dengan penjelasan kalian, ataupun menghormati karena ingin menjaga perasaan kalian. Ya, selama tujuan kalian tercapai, mau jalur mana pun, gak masalah, bukan?

3. Bersikap tegas

ilustrasi cucu dan kakek neneknya (pexels.com/cottonbro)

Kamu dan pasangan wajib bersikap tegas ketika praktik pengasuhan versi orangtua ternyata bisa membahayakan kondisi anak. Misalnya, memberi obat yang belum tentu tepat, atau memberikan MPASI sebelum waktunya.

Untuk itulah kenapa kamu dan pasangan harus kompak. Kalau cuma kamu yang paham bahayanya, orangtua akan mencari dukungan pada pasanganmu yang dirasa lebih ‘open minded’ versi mereka.

4. Memilah-milah

ilustrasi bayi (pexels.com/Pixabay)

Walaupun sebenarnya kamu lebih nyaman untuk mengasuh sesuai versimu, tapi jangan langsung menutup diri terhadap berbagai masukan dari orangtua. Karena ingat, orangtua melakukan itu disebabkan niat baik mereka, yang ingin menunjukkan kasih sayang pada cucunya.

Coba pilah-pilah dulu, dari masukan yang diberikan orangtua, mana yang memang bahaya dan gak perlu kamu lakukan, mana yang sekiranya bisa diterapkan dan membawa manfaat. Bagaimanapun, orangtuamu telah lebih banyak pengalaman.

5. Sabar dan menutup telinga

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Anastasiya Gepp)

Kita gak bisa mengharapkan akan mendapatkan orangtua maupun mertua yang bisa pengertian. Ada kalanya, kamu memiliki tipe orangtua keras kepala. Ketika kamu sudah jelaskan, gak mau diterima, kukuh dengan apa yang sudah diyakini.

Nah, kalau sudah seperti itu, maka jalan satu-satunya supaya kamu gak stres, ya sabar. Tutup telinga aja, pura-pura gak dengar dengan berbagai petuah mereka. Gapapa, dicerewetin terus. Asalkan kamu tahu, pilihan cara asuhmu itu sudah benar dan dilakukan demi keamanan si kecil.

 

Mengasuh anak memang tak mudah. Oleh sebab itu, sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari ilmunya. Supaya, ketika kamu nanti sudah memiliki buah hati, gak gagap, dan asal terima saja cara pengasuhan orangtua, yang boleh jadi setelah diteliti, ternyata berbahaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
L A L A .
EditorL A L A .
Follow Us