5 Tips saat Para Besan Tidak Akur, Jangan Memihak!

Dalam hubungan, masalah akan selalu ada. Baik dari pasanganmu, mau pun dari berbagai pihak, salah satunya para besan. Menyatukan dua besan yang berbeda memang perlu usaha lebih agar tercipta hubungan yang harmonis.
Jika kamu sedang berada di situasi ini, kamu gak perlu bingung. IDN Times memiliki beberapa tips agar kamu bisa menengahi konflik satu ini. Yuk, simak selengkapnya!
1. Kenali di mana kesenjangan terjadi

Tidak semua tipe kepribadian cocok satu sama lain. Itu bisa jadi yang terjadi pada ibu mempelai perempuan dan ibu mempelai pria, terutama jika gaya komunikasi dan konflik serta pendekatan mereka berbeda.
Ada juga perubahan dalam hierarki keluarga di mana mereka berjuang untuk beradaptasi dengan perubahan dinamika kekuasaan dan seberapa besar pengaruh mereka terhadap anak dan pasangan mereka masing-masing terkait keputusan seputar pernikahan. Kedua keluarga mungkin berjuang untuk berkompromi dalam menggabungkan tradisi masing-masing.
Dengan mengingat semua ini, Beverley Andre, seorang terapis pernikahan bersertifikat, melansir dari laman Brides, mengatakan, "Cobalah untuk mengidentifikasi titik-titik masalah yang menyebabkan ibumu tidak setuju. Jika kamu dapat mengetahui di mana letak perbedaan pendapat itu, hal itu dapat membantumu memperbaiki masalah sebelum bertambah parah."
2. Tetapkan batasan

Semua orang ingin membantu mewujudkan impian pernikahanmu. Tetapi terkadang kamu perlu berkata tidak dan menetapkan batasan yang jelas, terutama dengan orangtua yang bersemangat dan terkadang memaksa.
"Saya sarankan untuk menetapkan batasan yang jelas dengan satu sama lain dan anggota keluarga masing-masing untuk mendefinisikan peran dan tanggung jawab dengan jelas guna mencegah konflik yang tidak perlu terkait pengambilan keputusan," kata Andre.
"Setelah pasangan menetapkan dan mengomunikasikan batasan yang jelas, mereka dapat melibatkan anggota keluarga secara bermakna, seperti mendelegasikan tugas atau meminta masukan," tambahnya.
3. Jangan memihak

Mungkin kamu tergoda untuk tetap bersama orangtua dan memihak mereka dalam setiap potensi perselisihan. Tetapi Andre menyarankan untuk mewaspadai triangulasi, di mana ibu melibatkan anak mereka dalam konflik untuk meredakan ketegangan dengan ibu lainnya.
Terlibat justru dapat memperburuk keadaan dalam jangka panjang. Jadi sebelum kamu ikut campur, menjauhlah, tarik napas dalam-dalam, dan hadapi kembali situasi tersebut dengan kepala dingin.
4. Dorong ibumu untuk bicara

Tahan keinginan untuk menjadi mediator dan cobalah untuk meminta ibumu membicarakan semuanya bersama-sama. Agar lebih mudah, kamu bisa membangun lingkungan yang mendukung sebanyak mungkin.
"Beri tahu orangtuamu bahwa kamu mendengarkan kekhawatiran mereka dan ingin menemukan solusi yang membuat semua orang senang," saran Andre.
5. Tahu kapan harus ikut campur

Jika konflik antara orangtuamu mulai memengaruhi hubunganmu, cobalah untuk campur tangan dengan hati-hati. Jika ibumu yang menyebabkan masalah, kamu harus menemuinya, dan pasanganmu harus melakukan hal yang sama untuk orangtua mereka.
"Dengan berkomunikasi langsung dengan orangtua yang ditunjuk, pasangan dapat mengelola masalah secara efektif tanpa meningkatkan ketegangan lebih lanjut," katanya.
Lima tips di atas bisa kamu mulai lakukan untuk hubungan yang lebih baik. Ingatlah bahwa kedua pihak belum bisa menjalin hubungan yang baik adalah hal yang wajar. Tetap semangat dan jangan lupa untuk diskusi dengan pasanganmu juga, ya!