Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Menerapkan Potty Training Anak dengan Metode 3-Day

Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)
Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)

Menerapkan pelatihan toilet pada anak bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, namun potty training dengan metode 3-Day menawarkan solusi yang efektif dan cepat. Metode ini dirancang untuk mengajarkan anak beralih dari penggunaan popok ke toilet dalam waktu singkat yaitu selama tiga hari dengan cara yang jelas dan terstruktur.

Selama tiga hari, anak diajak untuk mengenali dan merespons kebutuhan buang air mereka tanpa bantuan popok, sekaligus membiasakan diri menggunakan toilet. Nah, kira-kira bagaimana cara menerapkan potty training anak dengan metode 3-Day? Langsung simak artikel yang berikut ini!

1. Mempersiapkan anak untuk potty training

Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)

Untuk menerapkan pelatihan toilet pada anak dengan metode tiga hari, persiapkan anak dengan baik sebelum memulai. Pastikan ada akses mudah ke toilet, meskipun penggunaan pispot ukuran anak tidak disarankan karena anak perlu terbiasa dengan toilet standar. Sebaiknya mulailah persiapan dua minggu sebelumnya dengan sering berbicara kepada anak tentang perubahan yang akan terjadi. 

"Memberi tahu anak dengan cukup waktu sebelumnya lebih bermanfaat daripada memberitahunya secara mendadak bahwa mereka harus berhenti menggunakan popok dan mulai menggunakan toilet. Anak-anak membutuhkan waktu untuk memahami dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, sehingga proses transisi menjadi lebih mudah bagi mereka,"  Brandi Brucks, konsultan pelatihan toilet di rumah dan penulis, dilansir Parents.

2. Menghilangkan penggunaan popok sepenuhnya

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/tatianasyrikova)

Banyak ahli merekomendasikan agar selama proses potty training, sebaiknya anak tidak dipakaikan popok atau celana sehingga anak tetap telanjang bagian bawah. Hal ini bertujuan untuk membantu anak lebih cepat menyadari sensasi buang air mereka dan mengembangkan kesadaran tubuh yang lebih baik.

Dr. Jennifer Shu, seorang ahli pediatri di Atlanta, dilansir Parents, menekankan bahwa umpan balik langsung yang diperoleh anak saat mereka telanjang membantu mereka belajar dengan lebih efektif. Jika cuaca atau preferensi anak tidak memungkinkan untuk telanjang, alternatif seperti celana dengan pinggang elastis atau training pants juga bisa dipertimbangkan.

Namun, ketika memilih menggunakan cara ini, harus pastikan bahwa pilihan tersebut tidak menghalangi proses pembelajaran anak. Dengan memulai tanpa popok, anak dapat lebih cepat beradaptasi dengan penggunaan toilet tanpa bingung dengan sensasi yang mirip dengan popok.

3. Berikan anak lebih banyak cairan

Ilustrasi balita bermain (pexels.com/tatianasyrikova)
Ilustrasi balita bermain (pexels.com/tatianasyrikova)

Memberikan anak lebih banyak cairan dari biasanya merupakan salah satu strategi yang disarankan dalam menerapkan metode pelatihan toilet tiga hari. Saat anak mengonsumsi lebih banyak cairan seperti air, jus, atau makanan yang mengandung banyak air seperti semangka, mereka akan lebih sering buang air kecil. Ini memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi mereka untuk berlatih menggunakan toilet.

Selain itu, dengan buang air kecil yang lebih sering, anak dapat merasakan lebih jelas sensasi ingin buang air, sehingga memudahkan mereka untuk mengidentifikasi kapan waktu yang tepat untuk pergi ke toilet. Proses ini dapat mempercepat pembelajaran anak tentang kontrol buang air mereka dan menguatkan hubungan antara sensasi badan dan tindakan yang tepat dalam menggunakan toilet.

4. Mengajarkan anak untuk mengikuti sinyal tubuh mereka

ilustrasi ibu memandikan anak (unsplash.com/motherofwilde)

Langkah penting berikutnya adalah mengajak anak untuk duduk di toilet ketika mereka merasakan bahwa mereka akan buang air kecil atau besar. Penting untuk memperhatikan tanda-tanda bahwa anak membutuhkan toilet, seperti berhenti sejenak dari bermain, ekspresi wajah yang menunjukkan kepanikan atau tidak fokus, serta suara-suara seperti mendengus atau melepaskan gas.

Meskipun setiap anak menunjukkan tanda-tanda ini dengan cara yang berbeda-beda, pengamatan dan respons yang tepat sangat penting. Hal ini dapat membantu mereka belajar mengenali dan menanggapi kebutuhan buang air dengan baik selama proses pelatihan tiga hari.

5. Membuat rutinitas toilet yang terstruktur

Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)
Ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/gustavofring)

Panduan ini meliputi mengarahkan anak Anda untuk menggunakan kamar mandi segera setelah bangun tidur pagi, sebelum dan setelah tidur siang, setelah makan, dan sebelum tidur malam. Di antara kunjungan rutin ini, secara teratur tanyakan kepada anak apakah mereka perlu buang air kecil atau besar, serta ingatkan mereka untuk mendengarkan sinyal tubuh mereka.

Beberapa orangtua memilih untuk mengatur penggunaan toilet setiap 20 atau 30 menit dengan timer, tetapi pendekatan ini tidak disarankan oleh Brucks. Dia menyarankan untuk lebih memperhatikan tanda-tanda penting yang menunjukkan bahwa anak membutuhkan untuk buang air, daripada mengandalkan pengaturan waktu yang ketat yang dapat mengganggu anak dalam aktivitas mereka sehari-hari.

"Anak kecil biasanya sulit beradaptasi dengan perubahan. Jika mengatur penggunaan toilet setiap 30 menit, itu bisa membuat mereka merasa terganggu karena harus meninggalkan aktivitas mereka secara tiba-tiba. Sebagai gantinya, perhatikan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak perlu buang air, seperti tanda-tanda fisik atau perilaku yang menunjukkan kebutuhan akan toilet," jelas Brucks.

6. Memahami bahwa kecelakaan adalah hal yang normal

ilustrasi ibu bersama anak (pexels.com/pnwprod)

Harap diantisipasi bahwa kecelakaan adalah bagian normal dari pelatihan toilet selama tiga hari. Saat anak belajar menggunakan toilet, kecelakaan sebenarnya bermanfaat karena membantu mereka merasakan ketika mereka perlu buang air dan mengenal tanda-tandanya.

Menurut Brucks, pengalaman kecelakaan ini penting untuk membantu anak memahami proses belajar tersebut. Persiapkan diri untuk kemungkinan kecelakaan yang mungkin terjadi, mengingat bahwa ini adalah bagian alami dari proses pembelajaran bagi anak balita.

Secara keseluruhan, potty training dengan metode 3-Day merupakan pendekatan yang intensif namun efektif untuk mengajarkan anak menggunakan toilet dengan mandiri. Dengan menjaga suasana positif dan fokus pada pembelajaran, proses ini tidak hanya melatih kemandirian anak dalam hal-hal dasar seperti buang air, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara anak dan orangtua selama proses ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us