Lazy Parenting: Gaya Parenting Baru yang Viral di TikTok, Efektif?

- Lazy parenting memungkinkan anak belajar mandiri dan membangun kemandirian serta tanggung jawab.
- Mendorong anak untuk mencoba hal baru, meskipun belum sempurna, adalah langkah penting menuju kemandirian.
- Memberikan anak kesempatan untuk mengalami kesalahan dan belajar dari situ dapat membangun ketahanan dan keterampilan memecahkan masalah.
Saat ini, TikTok bukan cuma jadi tempat untuk berbagi hiburan, tapi juga ide-ide parenting yang cukup kontroversial. Salah satunya adalah konsep ‘lazy parenting’ yang sedang ramai dibahas.
Banyak orang tua penasaran, apakah gaya parenting ini benar-benar efektif untuk mendidik anak menjadi lebih mandiri? Kalau kamu juga penasaran, yuk kita bahas lebih dalam!
Apa itu lazy parenting?
Lazy parenting adalah pendekatan di mana orang tua mengambil langkah mundur dan membiarkan anak-anak menyelesaikan berbagai tugas mereka sendiri. Tujuannya adalah untuk membantu anak-anak membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan tanggung jawab. Dalam sebuah video TikTok yang viral, seorang ibu dari California dengan akun @leahova mengatakan bahwa menjadi orang tua yang ‘lebih malas’ sebenarnya bisa membuat anak menjadi lebih baik.
Lewat video ini, sang ibu berbagi cerita tentang teman yang khawatir anaknya terlalu bergantung. Ia menekankan bahwa anak-anak yang sering diberi kebebasan untuk melakukan banyak hal sendiri biasanya lebih mandiri. Menurutnya, orang tua bisa menjadi ‘lebih malas’ dan itu justru dapat membantu anak berkembang lebih baik.
Tapi apakah konsep ini benar-benar efektif? Yuk, simak beberapa poin berikut!
1. Membangun kemandirian sejak dini

Salah satu manfaat utama dari lazy parenting adalah mendorong anak untuk belajar mandiri. Anak-anak yang terbiasa mengerjakan tugas-tugas sederhana, seperti menyiapkan makanan sendiri atau membereskan mainan, akan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.
Menurut Amy McCready, pendiri Positive Parenting Solutions, membiarkan anak melakukan hal-hal sendiri adalah bagian penting dalam membangun keterampilan hidup. Ia menjelaskan bahwa ketika orang tua selalu membantu, anak kehilangan kesempatan untuk belajar. Maka dari itu, memberikan kesempatan anak untuk mencoba hal baru, meskipun hasilnya belum sempurna, adalah langkah penting menuju kemandirian.
2. Mencegah anak menjadi terlalu bergantung

Sering kali orang tua ingin membantu anak demi menunjukkan kasih sayang. Tapi, kebiasaan ini bisa membuat anak terlalu bergantung, lho. Misalnya, anak yang gak pernah diajarkan untuk membuat makanannya sendiri mungkin akan kesulitan saat harus hidup mandiri di kemudian hari.
Hannah Keeley, seorang ahli parenting, menyarankan agar orang tua mencari ‘sweet spot’ antara tantangan dan kemampuan anak. Ia mengungkapkan bahwa jika tantangan lebih kecil dari kemampuan, anak akan bosan. Tapi jika tantangan terlalu besar, anak akan stres. Di sinilah peran orang tua untuk memberikan panduan yang tepat.
3. Memberikan ruang untuk belajar dari kesalahan

Lazy parenting juga memungkinkan anak untuk mengalami kesalahan dan belajar dari situ. Misalnya, saat anak lupa membawa buku ke sekolah, orang tua bisa membiarkan mereka merasakan konsekuensinya. Dengan begitu, mereka akan belajar bertanggung jawab atas tindakannya.
Menurut parenting coach Tessa Stuckey, pengalaman seperti ini penting untuk membangun ketahanan dan keterampilan memecahkan masalah. Ia menyebutkan bahwa orang tua perlu mendukung anak secara emosional, tetapi juga membiarkan mereka menghadapi stres dan ketidaknyamanan. Dengan begitu, anak akan lebih siap menghadapi kehidupan nyata.
4. Mengurangi stres bagi orang tua

Selain bermanfaat bagi anak, lazy parenting juga bisa mengurangi tekanan bagi orang tua. Orang tua gak perlu terus-menerus mengawasi setiap detail kehidupan anak, sehingga membuatmu punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Dengan demikian, kamu bisa menjadi orang tua yang lebih rileks dan bahagia.
Namun, penting untuk diingat bahwa lazy parenting bukan berarti benar-benar lepas tangan. Amy McCready menegaskan bahwa ini bukan soal menjadi malas, melainkan tentang mendukung anak untuk tumbuh dan mandiri.
Lazy parenting mungkin terlihat kontroversial, tapi sebenarnya ini lebih tentang memberikan anak ruang untuk berkembang. Dengan membiarkan mereka mencoba, belajar dari kesalahan, dan mengambil tanggung jawab, kamu sedang membantu mereka menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri.
Ingat, kunci dari gaya parenting ini adalah keseimbangan. Beri anak kesempatan untuk mandiri, tapi tetap ada di sana sebagai pendukung dan pembimbing. Jadi, apakah kamu tertarik mencoba lazy parenting?