5 Hal Toxic yang Selalu Dilakukan Orangtua Tanpa Sadar, Yuk Hindari!

Tugas merawat dan mengasuh anak memang merupakan sebuah tugas yang tidak mudah bagi para orangtua. Banyak hal yang harus dipahami agar orangtua mampu membesarkan anaknya tanpa membawa luka batin dalam dirinya. Pasalnya, luka batin dalam diri akan berpengaruh pada kepribadian, karakter, serta perilaku anak di masa yang akan datang.
Beberapa orangtua kerapkali melakukan tindakan atau mengeluarkan kata-kata yang tanpa disadari ternyata cukup menggores hati sang anak. Misalnya, melontarkan kata kasar ketika marah, membandingkan pencapaian anak, dan sebagainya. Beberapa orangtua melakukan hal itu mungkin dengan niat dan maksud yang baik, namun seringkali anak menangkapnya sebagai sesuatu yang berbeda. Yuk, simak beberapa hal lainnya di bawah ini!
1. Menyinggung penampilan fisik

"Kamu kok gendut banget sih, kurus banget, banyak banget jerawatnya, hidungnya pesek gitu." Kalimat-kalimat ini mungkin sudah sangat familier di telinga beberapa orang yang sering mendapat body shaming dari orang sekitarnya. Namun, bagaimana jika kalimat tersebut justru dilontarkan berkali-kali dari orangtua sendiri?
Orangtua mungkin melontarkan kata-kata itu tanpa ada maksud untuk merendahkan anak. Beberapa mungkin justru melakukan hal tersebut agar anak terdorong untuk lebih memperhatikan kondisi fisiknya. Namun, kenyataannya kalimat-kalimat seperti di atas sebagian besar hanya menimbulkan luka batin dalam diri anak.
Bukannya termotivasi untuk lebih baik, anak justru akan merasa insecure dan khawatir dengan dirinya sendiri. Bila dibiarkan terus menerus, hal ini dapat berakibat serius di masa dewasa kelak, entah itu menjadi malas makan atau justru secara berlebihan. Nah, untuk itu, orangtua perlu melakukan pendekatan secara emosional agar apa yang kelak disampaikan dapat diterima dan dipahami secara jelas oleh anak tanpa ada rasa tersinggung.
2. Membandingkan secara berlebihan

Ada juga nih tipe-tipe orangtua yang seringkali membandingkan anaknya, bukan hanya dengan anak tetangga, melainkan juga dengan anaknya yang lain. Misalnya, "Coba tuh lihat si kakak udah bisa kerja waktu umur kayak adek, masa adek engga," atau " Lho, harusnya kakak bisa dong selesaikan tugasnya sendiri, masa adeknya bisa kakak engga."
Tanpa disadari hal-hal membandingkan seperti ini bukan hanya membuat anak membenci atau tidak menyukai orangtuanya. Namun, mereka juga bisa tumbuh dengan rasa persaingan yang tidak sehat antarsesama saudara. Mereka akan menanam kebencian kepada saudaranya yang terus menuai pujian dari orangtua. Tentu, kamu gak mau hal itu terjadi kan?
3. Memberikan janji palsu

Di masa kecil, pernah gak sih kamu dijanjiin sesuatu dengan syarat tertentu, tapi pas udah terpenuhi justru gak pernah dikabulin janjinya? Misalnya, kamu diiming-imingi sebuah mainan kalau bisa menjadi juara kelas. Namun, ternyata hal itu hanya sebatas janji, tidak pernah terpenuhi dan tidak ada penjelasan dari orangtua sama sekali.
Meski terlihat sepele, memberikan janji-janji palsu pada anak secara berulang-ulang akan berakibat buruk pada perkembangan anak kelak. Anak akan memendam rasa kecewa pada awalnya. Lalu, mereka mulai akan kehilangan kepercayaan pada orangtuanya. Pernah dengar istilah trust issue, kan? Nah, salah satu penyebabnya adalah hal ini, lho!
4. Menganggap anak sebagai beban

Tanpa disadari, beberapa orangtua yang tidak stabil secara finansial akan sering mengeluh tentang kebutuhan dan keperluan anak yang sangat banyak. Ada yang mengeluh di depan anak secara langsung ataupun kepada pasangan. Tahukah kamu bahwa hal ini justru akan membuat anak menganggap dirinya sebagai beban bagi orangtua?
Dengan begitu, anak akan mulai menyembunyikan segala kebutuhan emosionalnya kepada orangtua karena takut hal itu akan menyulitkan orangtua. Padahal, memenuhi kebutuhan emosional anak adalah salah satu tugas orangtua. Dibanding mengeluh seperti itu, lebih baik siapkan kondisi finansialmu secara matang dulu sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
5. Mengucapkan kalimat merendahkan

"Kamu bodoh banget, masa gitu aja gak tahu." Perkataan seperti ini dapat menghancurkan harga diri dan kepercayaan diri anak, lho! Anak akan tumbuh dengan membawa pemikiran bahwa dirinya benar-benar bodoh, tidak bisa berkembang, atau menjadi orang sukses. Kata-kata yang bersifat merendahkan seperti itu akan mempengaruhi kondisi psikis anak, apalagi bila dilakukan sejak kecil.
Beberapa hal di atas adalah hal yang harus kamu perhatikan mulai sekarang sebagai orangtua. Kalau mau memberikan saran atau kritikan, gunakanlah kata-kata yang bijak dengan nada dan intonasi yang tidak terlalu keras. Jangan sampai kata-kata kasar yang dilontarkan justru memberikan pengaruh buruk kepada anak yang akan kamu sesali nantinya!