5 Fakta tentang Mother Wound, Luka Batin yang Menyebabkan Trauma

- Definisi mother wound: trauma emosional akibat hubungan tidak sehat dengan ibu, bisa terjadi sejak kecil hingga dewasa.
- Penyebab dan dampak: bisa berasal dari pola pengasuhan tidak sehat, mewariskan luka turun-temurun, dan memengaruhi gaya keterikatan.
- Cara penyembuhan: terapi, latihan kesadaran, rangkul perasaan tanpa menghakimi, pertimbangkan membangun koneksi ulang dengan ibu, dan rawat inner child.
Bagi banyak orang, sosok ibu sering digambarkan sebagai sumber cinta yang tulus dan tak bersyarat. Ibu adalah tempat kita pulang, pelindung, dan guru pertama dalam kehidupan, namun pada kenyataannya tidak semua orang tumbuh dengan pengalaman seindah itu. Bagi sebagian orang, justru dari ibulah luka batin itu berasal.
Luka yang datang dari hubungan yang tidak sehat dengan ibu ini dikenal sebagai mother wound. Mungkin istilah ini terdengar baru, tapi efeknya bisa terasa dalam hidup. Dalam artikel ini, akan dibahas hal penting yang perlu kamu tahu tentang mother wound, termasuk penyebab, tanda-tanda, dampaknya terhadap hubungan, hingga cara menyembuhkannya berdasarkan pendapat para ahli.
1. Apa itu mother wound?

Menurut Na’Keora Bryant, MS, seorang fasilitator dari Charlie Health Group, mother wound adalah trauma emosional yang mungkin dialami seseorang sejak kecil hingga dewasa karena kurangnya pengasuhan dari seorang ibu atau karena ibu yang tidak peduli dengan anaknya. Bryant juga menambahkan bahwa dalam pengalamannya, anak tertua terutama anak perempuan cenderung lebih rentan mengalami trauma ini.
Trauma ini bisa terbentuk dari rasa diabaikan, tidak dianggap, tidak dipahami, atau dibebani secara berlebihan oleh ibu. Meski tidak termasuk dalam diagnosis medis resmi, luka ini nyata dan sering kali tidak terlihat karena terbiasa dialami setiap hari.
2. Apa penyebab terjadinya mother wound?

Mother wound biasanya berasal dari pola pengasuhan yang tidak sehat, yang sering kali diwariskan secara turun-temurun. Seorang ibu yang pernah mengalami kekerasan, gangguan kesehatan mental, atau tumbuh dalam keluarga yang penuh tekanan, bisa tanpa sadar mewariskan luka itu kepada anaknya.
Dalam beberapa kasus, trauma ini juga bisa berasal dari tekanan budaya, aturan untuk perempuan yang kaku, atau ekspektasi masyarakat yang membuat seorang ibu tidak punya ruang untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan akhirnya melukai anaknya secara tidak sadar.
3. Bagaimana tanda-tanda terjadinya mother wound?

Mother wound bisa muncul sejak masa anak-anak dan terus terbawa hingga dewasa. Di masa kecil, seorang anak mungkin merasa bahwa ibunya tidak pernah puas dengan dirinya, jarang memberi pelukan atau pujian, bahkan menuntut anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Anak juga bisa merasa bahwa emosinya tidak penting atau malah dianggap sebagai beban. Beberapa tanda mother wound pada masa kecil:
- Hidup dalam tekanan dari harapan ibu yang tidak realistis
- Harus selalu memahami perasaan ibu
- Merasa tidak pernah mendapat penerimaan dari ibu
- Kurang mendapat sentuhan kasih sayang seperti pelukan atau ciuman
Sementara itu, saat dewasa, luka ini bisa berubah menjadi pola perilaku yang rumit, seperti:
- Cenderung menyenangkan orang lain secara berlebihan
- Tidak punya rasa percaya diri atau merasa tidak layak dicintai
- Menghindari kedekatan emosional karena takut disakiti
- Sulit menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan
- Mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan makan
4. Apa dampak mother wound?

Salah satu dampak dari mother wound adalah terhadap gaya keterikatan (attachment style). Teori keterikatan dalam psikologi menjelaskan bahwa hubungan pertama seorang anak dengan pengasuh utamanya akan memengaruhi cara ia menjalin hubungan di masa depan.
Anak yang dibesarkan oleh ibu yang penuh kasih, responsif, dan hadir secara emosional cenderung membentuk attachment style yang aman. Mereka akan merasa percaya, nyaman berbagi perasaan, dan mampu membangun hubungan yang sehat.
Sebaliknya, anak yang mengalami mother wound berisiko mengalami attachment style yang tidak aman, seperti:
- Cemas (anxious): sangat takut ditinggalkan, haus validasi
- Menghindar (avoidant): menjauh dari hubungan emosional, takut terlihat lemah
- Ambivalen atau campuran: merasa ingin dekat tapi juga tidak percaya dengan orang lain
Ini menjelaskan mengapa banyak orang dewasa dengan mother wound sering terjebak dalam hubungan yang toksik, atau justru sulit membangun kedekatan emosional.
5. Bagaimana cara menyembuhkan mother wound?

Menyembuhkan mother wound bukan proses yang mudah, tapi bisa dilakukan. Proses ini membutuhkan kesadaran, penerimaan, dan keberanian untuk berubah. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan Na’Keora Bryant untuk memulai perjalanan penyembuhan:
- Jangan ragu menjalani terapi: Langkah paling bijak adalah mencari bantuan dari terapis atau psikolog profesional. Terapi bisa menjadi tempat aman untuk mengenali luka masa lalu, mengekspresikan emosi yang terpendam, dan membangun kembali kepercayaan terhadap diri sendiri. Dengan bimbingan ahli, kamu akan dibantu membentuk pola pikir baru yang lebih sehat dan memberdayakan.
- Latihan kesadaran (mindfulness): Cobalah meditasi, journaling, atau teknik pernapasan dalam untuk membantumu lebih sadar akan pikiran dan perasaanmu. Latihan ini membantu kamu tetap fokus pada saat ini, lebih tenang saat emosi datang, dan tidak terus-menerus terjebak dalam kenangan masa lalu yang menyakitkan.
- Rangkul perasaanmu tanpa menghakimi: Kamu berhak merasa kecewa, sedih, marah, bahkan bingung. Jangan paksa diri untuk “cepat memaafkan” jika belum benar-benar siap. Izinkan dirimu memproses semua emosi itu tanpa merasa bersalah. Penerimaan adalah langkah awal dari pemulihan.
- Pertimbangkan untuk membangun koneksi ulang dengan ibu: Jika kondisinya memungkinkan dan kamu merasa siap, kamu bisa mencoba membangun kembali hubungan dengan ibumu. Tujuannya bukan untuk "melupakan" luka, tapi mungkin untuk menciptakan ruang komunikasi yang lebih sehat sebagai sesama orang dewasa. Hubungan yang terbangun ulang ini tidak harus sempurna, cukup ada batasan sehat dan saling menghormati.
- Rawat inner child-mu: Luangkan waktu untuk terhubung kembali dengan “anak kecil di dalam dirimu”. Bayangkan dirimu saat kecil, lalu hadir untuknya, peluk secara simbolis, beri dukungan, dan ucapkan hal-hal baik yang dulu tidak pernah kamu dengar. Ini adalah cara untuk membangun ulang rasa aman yang pernah hilang.
Mother wound memang menyakitkan, tapi bukan berarti kita harus terus hidup dalam trauma tersebut. Kita punya pilihan untuk sembuh dan membuat masa depan yang lebih baik.