Pentingnya Memboyong Ayah atau Ibu setelah Pasangannya Wafat

- Mencegah orangtua kesepian dan makin sedih
- Kesehatannya bisa menurun dengan cepat
- Menghindarkannya dari potensi kejahatan
Cepat atau lambat kamu akan kehilangan satu per satu orang yang disayangi. Termasuk orangtua yang makin lanjut usia. Dirimu mesti tabah karena semua orang mengalaminya. Kamu harus tetap bersyukur telah merasakan tumbuh besar dengan pendampingan kedua orangtua.
Salah satu dari mereka baru berpulang selepas dirimu dewasa dan mandiri. Kamu sudah bekerja bahkan mungkin membangun keluarga sendiri serta tinggal terpisah. Lalu bagaimana dengan ayah yang menduda atau ibu yang menjanda?
Apakah dirimu dan saudara-saudara akan membiarkannya tinggal sendirian di rumah? Sebaiknya jangan, ya. Orangtua yang tinggal satu serta sudah pensiun disarankan buat diboyong saja ke rumah salah satu anak. Berikut beberapa hal yang bisa kamu jadikan pertimbangan betapa pentingnya memboyong ayah atau ibu setelah pasangannya wafat.
1. Mencegah orangtua kesepian dan makin sedih

Selama ini kehidupan orangtua tampak baik-baik saja karena masih berdua di rumah. Walaupun anak yang sudah berpencar bikin suasana rumah tidak sama dengan dahulu, adanya pasangan bikin hari terasa lebih baik. Mereka masih mengobrol setiap saat.
Bahkan ketiadaan anak di rumah bikin mereka leluasa jalan-jalan berdua seperti masa pacaran. Akan tetapi, selepas salah satu di antara mereka berpulang, rasa sepi pasti sangat kuat. Tidak ada teman tidur, berbicara, bercanda, dan melakukan berbagai aktivitas lain.
Bayang-bayang pasangan seperti menguasai setiap sudut rumah. Ayah atau ibumu bakal tambah sedih kalau tinggal sendirian. Terlebih selepas anak, cucu, saudara, serta tetangga kembali ke rumah masing-masing pasca melayat dan doa bersama tujuh hari berturut-turut.
2. Kesehatannya bisa menurun dengan cepat

Anak-anak barangkali mengenal ayah atau ibunya memiliki kesehatan yang amat baik sekalipun sudah lansia. Namun, jangan kaget dengan perubahan fisiknya selepas pasangan meninggal dunia. Ia dapat tampak menua dalam semalam.
Berbagai keluhan kesehatan yang tadinya gak pernah dirasakan, kini muncul bergantian. Kondisi penurunan kesehatan yang signifikan ini banyak dipengaruhi oleh faktor pikiran. Orangtuamu pasti amat kehilangan orang yang sudah hidup bersamanya selama puluhan tahun.
Apabila ayah atau ibumu tinggal sendirian, dirimu kesulitan untuk memantau kesehatannya. Jika terjadi hal buruk padanya, pertolongan dapat amat terlambat. Dengan orangtua yang tersisa tinggal bersamamu, kamu lebih gampang mengawasi.
3. Menghindarkannya dari potensi kejahatan

Risiko keselamatan juga meningkat apabila di rumah hanya ada ayah atau ibu. Kalau ia masih agak muda tentu kemampuan menjaga diri masih baik. Akan tetapi, makin senja orangtua makin sukar ia melawan kalau ada penjahat menyatroni rumah.
Boro-boro melawan, ingatan dan kewaspadaannya saja memudar. Ayah atau ibumu barangkali bakal sering lupa mengunci pintu serta jendela. Bahkan orang yang dipekerjakan untuk menjaga dan membantu keperluan orangtua juga dapat memanfaatkan situasi. Orangtua lebih aman tinggal bareng salah satu anak.
4. Ketika ada acara menjadi lebih gampang

Misalnya, acara doa bersama 40, 100, kemudian 1000 hari ayah atau ibumu yang wafat. Jika orangtua yang tersisa tetap menempati rumahnya, berarti kamu yang mesti jauh-jauh pulang. Masalahnya, terkadang kesibukanmu tidak memungkinkan untukmu mudik.
Namun, bila dirimu gak hadir juga kasihan orangtua mengurus semuanya sendirian. Kalau orangtua pindah ke rumahmu, acara doa bersama diadakan di kediamanmu. Sudah pasti kamu bisa mengurusnya. Walaupun tetangga tidak mengenal orangtuamu yang sudah wafat, mereka pasti mau datang bila diundang.
5. Mencegah anggapan orang bahwa kamu menelantarkan orangtua

Anggapan negatif orang tidak selamanya bisa diabaikan. Lama-lama kamu dan saudara-saudara juga bakal tak nyaman. Setidaknya setiap kalian mengunjungi ayah atau ibu yang tinggal sendiri pasti ada celetukan gak menyenangkan.
Mereka mengasihani orangtuamu dan memandang kalian terlalu cuek sebagai anak. Tentu itu tidak selalu benar. Boleh jadi sampai saat itu orangtua yang belum mau untuk ikut salah satu anak. Bicarakan hal ini secara lebih serius dengan orangtua. Dirimu dapat menceritakan suara sumbang tetangga buat menambah pertimbangannya.
6. Memudahkan pengurusan keperluan penting

Untuk soal tanah atau rumah di kampung halaman, mau gak mau memang kamu mesti bolak-balik ke sana. Akan tetapi, untuk urusan perbankan misalnya, masih dapat dilakukan dari kota-kota lain. Ini akan sangat memudahkan orangtua yang sudah kurang mengerti cara mengurus tabungannya.
Pun dengan kalian tinggal serumah, diskusi seputar aset peninggalan ayah atau ibu yang telah wafat akan lebih gampang. Kalian bisa membahasnya kapan saja. Tak perlu menunggu ketika dirimu dapat pulang kampung. Sementara obrolan lewat telepon bisa kurang jelas. Bila telah tercapai kesepakatan tinggal kapan-kapan kamu dan orangtua menengok kampung halaman. Lalu kalian bersama-sama mengurusnya di BPN, kantor desa, notaris, bahkan mungkin menjualnya.
Apabila semua anak sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri tentu sulit untuk kembali tinggal bareng orangtua. Tidak mudah buat kalian ganti pekerjaan dan memulai lagi segalanya dari nol. Oleh sebab itu, pentingnya memboyong ayah atau ibu setelah pasangannya wafat agar kamu bisa membantu mereka yang sudah terhitung lansia.