Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Pertengkaran Soal Uang dalam Rumah Tangga, Bikin Cerai?

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Kekurangan uang adalah masalah umum dalam rumah tangga, membutuhkan pemecahan permanen seperti tambahan pemasukan dan pekerjaan sampingan.
  • Perbedaan gaya pengelolaan uang antara pasangan dapat menyebabkan konflik, perlu duduk bersama dan merumuskan kembali gaya hidup yang ideal.
  • Perbedaan tujuan keuangan tidak selalu menjadi masalah besar jika ada setidaknya satu tujuan keuangan bersama sebagai pemersatu suami istri.

Uang memang bukan segalanya, namun selain apa-apa butuh uang, persoalan ekonomi juga paling sering bikin pasangan suami istri bertengkar. Sampai-sampai terdapat peribahasa ada uang abang disayang, tak ada uang abang melayang. Tentu saja biang keladi pertengkaran akibat uang gak cuma pada pihak suami. Perilaku istri terkait uang juga bisa bikin suami kehabisan kesabaran. Gesekan kecil seputar finansial sebisa mungkin jangan berlarut-larut, kerap terulang, apalagi bertambah parah.

Setiap ada masalah keuangan harus diselesaikan dengan cepat hingga ke akarnya. Ini bukan sekadar mengenai seberapa besar pendapatan kalian melainkan juga cara pandang terhadap uang, cara pengelolaannya, serta tujuan jangka panjang. Di dalam rumah, pertengkaran soal uang dalam rumah tangga sering kali berkaitan dengan topik berikut ini.

1. Kekurangan uang

ilustrasi konsultasi (pexels.com/World Sikh Organization of Canada)

Ketika kamu masih jomlo saja, kekurangan uang pasti menjadi masalah. Apalagi setelah dirimu menikah dan sumber pendapatan dalam keluarga cuma satu. Bisa dibayangkan betapa pusingnya dirimu serta pasangan. Kalian bingung mau mencari uang dari mana lagi?

Kekurangan uang dapat disebabkan oleh penurunan pendapatan, kehilangan pekerjaan, bertambahnya jumlah tanggungan, atau naiknya biaya hidup. Penghematan kadang hanya menjadi solusi sementara. Persoalannya butuh pemecahan yang lebih permanen yaitu tambahan pemasukan.

Meski baik kamu maupun pasangan menjadi lebih gampang emosi, marah-marah terus juga gak menyelesaikan masalah. Kalian justru dituntut untuk bahu-membahu menambal kekurangan dana tersebut. Hindari asal menjual perabotan apalagi berutang. Pekerjaan sampingan lebih tepat diupayakan.

2. Uang ada, tapi terlalu pelit atau boros

ilustrasi pasangan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Gak ada uang jelas bakal menimbulkan masalah dalam rumah tangga, namun, ada uang yang cukup pun tidak menjamin perkawinan minim drama. Kali ini pemicunya soal perbedaan caramu dengan pasangan dalam menggunakan uang. Kamu dapat menilai pasangan terlalu boros sehingga kalian tidak bisa lebih banyak menabung dan berinvestasi. Sebaliknya, pasangan mungkin menganggapmu terlampau pelit sampai tak mampu menikmati hidup. Ketika perbedaan standar boros atau pelit telah memengaruhi kesehatan finansial dan mental kalian, ini masalah serius.

Kalian perlu duduk bareng dan merumuskan kembali gaya hidup yang paling ideal buat bersama. Baik pihak yang jorjoran memakai uang maupun terlalu hati-hati kudu mau menuju titik tengah. Jangan sekadar siapa harus mengikuti siapa karena pasti bikin pihak yang harus menurut stres dan sulit beradaptasi.

3. Tujuan keuangan yang tidak sama

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vitaly Gariev)

Perbedaan tujuan keuangan di antara pasangan suami istri sebenarnya gak selalu menjadi masalah besar. Dengan catatan, masing-masing punya penghasilan yang tinggi. Dengan begitu, patungan biaya hidup tetap lancar selagi kalian juga mengejar tujuan finansial pribadi.

Di samping harus tetap ada setidaknya satu tujuan keuangan bersama sebagai pemersatu suami istri. Contoh, tujuan bersama kalian adalah menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Sementara tujuan keuangan pribadimu yaitu membangun usaha sendiri buat persiapan pensiun dini.

Sedang pasangan mungkin ingin pergi ke beberapa negara sebelum masa senja tiba. Kalau pendapatan kalian besar, ketiga tujuan di atas dapat dicapai tanpa kesulitan berarti. Akan tetapi jika pendapatan pas-pasan, mau gak mau kalian mesti berembuk guna menentukan tujuan bersama saja demi kebaikan satu keluarga.

4. Pakai uang siapa?

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Pertanyaan ini sering terlontar dari pasangan suami istri yang sama-sama bekerja. Walaupun sudah patungan buat mencukupi kebutuhan sehari-hari, untuk keperluan yang lebih besar kerap memancing keributan. Misalnya, kamu ingin ganti kendaraan.

Pasangan sontak bertanya dengan tajam, dirimu akan membeli kendaraan baru memakai uang siapa? Apalagi dia tahu sisa penghasilanmu yang ditabung belum cukup buat membelinya. Pasangan langsung waswas rencana pembelian kendaraan baru tersebut bakal memakai uangnya juga.

Ini sebabnya dalam rumah tangga dengan dua orang yang bekerja, perlu batasan apa saja yang boleh dibeli dengan uang bersama atau harus pakai uang pribadi. Namun, jangan pula terlalu kaku dalam penerapannya sampai pihak yang punya kelonggaran dana sama sekali gak mau membantu pasangannya. Bantuan berupa suntikan dana juga wujud kasih sayang.

5. Bantuan finansial untuk keluarga besar

ilustrasi percakapan (pexels.com/Polina Zimmerman)

Kalian punya gaji sendiri-sendiri pun, soal bantuan buat keluarga besar sebaiknya dibicarakan bersama. Pasalnya, bila kalian secara sepihak terlalu banyak membantu keluarga masing-masing malah ekonomi keluarga kecilmu yang terancam. Setiap uang yang diberikan olehmu pada orangtua atau pasangan ke ayah dan ibunya mengurangi jatah buat kalian sendiri.

Supaya berbagai anggaran dalam keluarga kecil kalian tidak terganggu, sepakati besaran bantuan yang memungkinkan. Masih terkait sokongan untuk orangtua atau saudara, kalian juga bisa saling cemburu. Contohnya, dirimu menganggap pasangan cuma royal ke saudaranya sendiri.

Namun, dia cuek pada keluargamu. Perasaan akan adanya sikap yang tak adil begini dapat menyebabkan konflik di antara kalian. Daripada saling berprasangka, lebih baik kalian berkomunikasi secara terbuka. Sepakati kapan kamu akan gantian membantu keluarganya dan dia pun melakukan hal yang sama pada keluargamu.

6. Sikap tidak terbuka

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Sikap gak transparan dalam hal keuangan bikin rasa saling percaya berkurang drastis. Bentuk tindakan sembunyi-sembunyi contohnya, kamu beli tiket konser gak bilang dulu ke pasangan. Padahal harganya lumayan dan belum termasuk transportasi plus akomodasi.

Mungkin dirimu khawatir tidak bakal diizinkannya kalau terlebih dahulu memberi tahu. Akan tetapi, justru gara-gara sikap tak terbuka itu pasanganmu marah besar. Dengan kamu menutupi pemakaian uang, ia merasa lagi berusaha dikelabui olehmu.

Sejauh apa, sih, keterbukaan yang diperlukan biar kalian gak sering bertengkar? Tidak harus detail sekali, kok. Kalau sekadar dirimu membeli es teh atau air mineral dalam perjalanan pulang, pasangan juga pasti paham. Namun, pengeluaran yang besar perlu dibicarakan sebelumnya sebab akan memengaruhi keuangan bersama.

Pertengkaran soal uang dalam rumah tangga apalagi yang terjadi hampir setiap hari berpotensi menurunkan keharmonisan. Pun jika sampai terdengar orang lain tentu memalukan sekali. Cekcok besar terkait duit juga bisa bikin kalian kalap. Lebih baik keributan dicegah daripada telanjur terjadi lalu kalian baru berusaha menenangkan diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us