Tidak semua orang gemar bepergian bahkan pada hari libur. Namun, orang yang hobi main juga ada kalanya lebih suka di rumah saja. Atau, dulu seseorang suka sekali bepergian, tetapi makin ke sini rasanya makin malas kecuali terpaksa.
Perubahan-perubahan seperti di atas wajar dialami oleh siapa saja. Boleh jadi urung meninggalkan rumah malah lebih tepat bila mempertimbangkan sejumlah hal. Seperti saat kamu berada dalam situasi di bawah ini, bepergian biasanya tak lagi menarik.
5 hingga 10 tahun lalu kondisi jalan di kotamu barangkali belum semacet sekarang. Dahulu bepergian terasa menyenangkan karena jalan cukup lengang dan untuk menuju suatu tempat gak butuh waktu lama. Akan tetapi, sekarang jalan makin padat saja yang membuat jarak gak sebanding dengan waktu tempuhnya.
Selain kondisi jalan raya secara umum, rasa enggan keluar rumah juga sering disebabkan oleh adanya acara di lingkungan tempat tinggal. Misalnya, tetangga menggelar hajatan di rumah sehingga suasana sangat ramai bahkan sebagian jalan ditutup dan mendadak jadi tempat parkir. Kamu mending gak ke mana-mana ketimbang mesti menerobos keramaian.
Bukannya pelit, tetapi hal ini juga bisa menjadi sumber pemborosan kalau terlalu sering dilakukan. Bepergian ke mana pun minimal butuh ongkos buat transportasinya. Belum lagi jika perlu jajan atau membeli tiket hiburan bahkan mentraktir teman.
Sebaliknya, di rumah bikin kamu bisa lebih irit. Menjadwalkan kapan dirimu boleh main dan kapan sebaiknya di rumah saja merupakan cara bijak serta cukup efektif buat menekan pengeluaran. Mengurangi bepergian sampai setengah dari biasanya lumayan untukmu menyisihkan lebih banyak uang.
Beberapa orang asyik-asyik saja bepergian tanpa ada tujuan yang jelas. Terpenting mereka jalan dulu, terserah nanti berhenti di mana. Tinggal ikuti kata hati seraya melihat-lihat dulu situasi di berbagai tempat.
Terkadang malah ada orang yang cuma berkendara putar-putar kota lalu kembali lagi ke rumah. Namun, kamu gak bisa seperti itu. Ketimbang berputar-putar tidak jelas, dirimu lebih suka diam di rumah. Sepertinya, kamu memang tipe orang yang harus punya tujuan tertentu ketika melakukan sesuatu biar gak terasa sia-sia.
Jalan sendirian terasa gak asyik buatmu. Tidak ada kawan yang bisa diajak mengobrol, menemani makan, dan menentukan kalian mau ke mana lagi setelah dari suatu tempat. Jalan-jalan sendirian di tengah keramaian justru membuatmu kurang percaya diri.
Rasanya semua orang memperhatikanmu. Jangan-jangan kamu dikira sebagai orang yang membosankan dan menyebalkan sehingga tak memiliki satu pun kawan jalan. Maka bepergiannya besok-besok saja bila ada teman yang bisa diajak.
Kenapa bisa begini? Sekalipun jalanan tidak macet sehingga waktu tempuh saat berangkat dan pulang cuma sebentar, orang yang introver umumnya lebih mudah lelah daripada orang ekstrover. Pertemuan dengan banyak orang sekalipun hanya berpapasan cukup menyedot energimu.
Apalagi bila di jalan terjadi peristiwa yang kurang menyenangkan. Meski kamu tidak secara langsung terlibat dalam keributan tersebut, pulang-pulang pasti rasanya capek banget. Sampai berjam-jam kemudian bahkan menjelang tidur malam, dirimu masih terbayang-bayang semua yang terjadi ketika bepergian tadi.
Pekerjaan di rumah bisa berarti bagian dari pekerjaan kantor yang dibawa pulang, kamu bekerja lepas, atau tugas-tugas domestik yang gak bisa diabaikan. Kalau dalam keadaan pekerjaanmu masih banyak tetap bepergian, kapan semua itu akan selesai? Sekalipun tempat yang dituju menyenangkan, kamu mungkin tetap kesulitan menikmatinya.
Pikiranmu masih tertuju pada setumpuk tugas yang belum beres. Daripada cuma badan yang ke sana kemari tetapi batin tak mampu menikmati, lebih baik di rumah dulu. Kalau semuanya sudah selesai baru kamu dapat bepergian tanpa beban.
Apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini serta memengaruhi kepercayaan diri juga bisa menjadi penyebab keenggananmu keluar rumah. Misalnya, kamu kerap mengalami perundungan yang berakibat pada makin memudarnya kepercayaan diri. Ini membuatmu merasa tidak aman berada di tengah banyak orang dan ingin bersembunyi.
Bisa juga adanya rasa malu lantaran dirimu belum mendapatkan pekerjaan selepas lulus. Kamu mau keluar rumah saja sudah khawatir akan bertemu tetangga dan ditanya soal pekerjaan. Di samping itu, belum bekerja membuat kocekmu terbatas yang sehingga cemas kalau-kalau nanti tidak bisa membayar jajanan atau apa pun yang dibeli.
Beraktivitas di luar rumah memang harus mempertimbangkan cuaca. Jika cuaca sedang panas sekali, orang umumnya malas bepergian kecuali terpaksa. Keluar rumah sebentar saja sudah membuat kepala sakit dan berpeluh banyak. Bahkan membawa mobil pribadi juga penglihatan terasa begitu silau dan AC sampai gak terasa.
Demikian pula kalau cuaca mendung tebal bahkan sudah hujan. Bepergian terasa merepotkan sebab kamu mesti mengenakan jas hujan atau berpayung. Jauh lebih nyaman berada di rumah saja sambil menikmati minuman dan makanan hangat atau tidur.
Badan yang lelah bikin bepergian tampak tak menarik. Kamu cuma ingin berbaring supaya nanti atau besok sudah merasa bugar kembali. Jika rasa capek diabaikan dengan tetap berkegiatan di luar rumah nanti malah jatuh sakit.
Nah, bila lelah saja sudah membuatmu malas bepergian, apalagi saat kamu benar-benar sakit. Meninggalkan kamar pun pasti malas, apalagi pergi lebih jauh. Keputusanmu untuk tidak bepergian telah tepat sebab yang kamu butuhkan ialah istirahat yang berkualitas.
Bukannya tak sayang pada anak, tetapi membawanya bepergian memang cukup merepotkan. Khususnya untuk balita dan kamu gak sedang bersama pasangan. Ia dapat rewel kapan saja, minta digendong terus, dan perlengkapan yang perlu dibawa juga tidak sedikit.
Kalau anak belum bisa buang air di toilet, berarti kamu harus membawa popok bahkan celana ganti kalau sewaktu-waktu ia buang air kecil atau buang air besar dan tembus. Jika tak bersama pasangan atau kepepet, kamu lebih suka mengajak anak bermain di rumah. Bahkan belanjaan pun kerap dipesan secara online demi kepraktisan.
Tidak pernah pergi sama sekali rasanya juga tak mungkin. Namun, sebagian orang memang lebih senang di rumah daripada bepergian. Ini gak masalah asalkan tak membuatmu kehilangan kemampuan bersosialisasi.