3 Penyebab Seseorang Suka Mengomentari Hidup Orang Lain

Di dalam kehidupan sehari-hari, kamu pasti sudah sering menemukan beragam perilaku manusia. Namun, ada satu yang cukup khas, karena dapat membuat siapa pun merasa heran, yaitu kebiasaan seseorang mengomentari segala aspek tentang hidup orang lain.
Mereka ini tidak segan memberikan berbagai penilaian hingga ke detail terkecil, seolah paling tahu segala sisi perihal orang yang sedang dibicarakannya. Sekadar informasi, orang-orang yang punya kebiasaan mengomentasi hidup orang lain ini bukan berarti hidupnya sendiri tanpa cela. Sebaliknya, sebenarnya ada banyak hal yang justru harus dibenahi agar menjadi semakin baik.
Nah, kira-kira mengapa mereka senang melakukan hal-hal tidak bermanfaat semacam ini, ya? Cari tahu penyebabnya dalam rangkuman di bawah ini, yuk!
1.Punya terlalu banyak waktu luang
Di saat sebagian orang begitu sibuk dengan pekerjaan hingga kesulitan meluangkan waktu untuk sekadar mengatur napas, sebagian yang lain justru punya terlalu banyak waktu luang. Sayangnya, tidak semua orang mampu memanfaatkan waktu yang berlimpah ruah ini untuk sesuatu yang punya nilai tinggi. Mereka malah menggunakannya untuk mengulik kehidupan orang lain alih-alih memperbaiki diri sendiri.
Tindakan seperti ini sebenarnya sangat merugikan diri sendiri. Kesempatan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas diri dengan mengerjakan hal-hal produktif malah digunakan untuk mengomentari hidup orang lain yang jelas tidak ada nilai tambahnya bagi hidup yang dijalani. Sudah sia-sia, tambah dosa pula!
2.Merasa dirinya sudah paling benar
Salah satu hal yang paling mudah dan bisa dilakukan oleh hampir semua orang adalah melihat kekurangan orang lain. Rasanya ada saja yang dapat dikomentari, bahkan dicaci maki, dari aspek kehidupan seseorang. Namun, tindakan ini biasanya hanya dilakoni oleh mereka yang merasa dirinya sudah paling benar.
Perbuatan ini sungguh berbahaya. Pasalnya, seseorang jadi lupa untuk introspeksi diri akibat terlalu asyik mengomentari orang lain. Jika dibiarkan, sifat buruk yang ada dalam diri akan semakin berkembang dan menghalangi datangnya berbagai kebaikan. Kalau sampai begini, pasti akan menyesal di kemudian hari.
3.Memiliki pengalaman pahit dikomentari oleh orang lain
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Peribahasa tersebut rasanya cocok digunakan untuk menjawab mengapa seseorang begitu senang untuk mengomentari kehidupan orang lain. Bisa jadi, kebiasaan ini muncul dari pengalaman pahit di masa lalu, di mana dia juga kerap dinilai oleh orang lain. Ketidakmampuan untuk berdamai dengan memori yang kelam itu menjadikannya sosok seperti sekarang.
Namun, tindakan seperti ini tidak pernah bisa dibenarkan. Bagaimana pun juga, mengomentari hampir seluruh aspek kehidupan orang lain itu tidak memberikan faedah, justru merugikan diri sendiri dan orang yang jadi korban. Jika kamu mengalami permasalahan ini, ada baiknya berusaha menyembuhkan luka batin itu dengan meminta bantuan profesional agar tidak menjadi semakin parah.
Manusia memang bukan makhluk sempurna yang bisa luput dari dosa. Terkadang ada saja hal-hal tidak baik yang dilakukan, seperti kesenangan untuk mengomentari kehidupan orang lain.
Namun demikian, jangan sampai perbuatan seperti ini berkembang menjadi suatu kebiasaan. Selain karena tidak ada gunanya, tindakan tersebut hanya akan membuang waktu dan berpotensi menyakiti hati seseorang. Oleh sebab itu, jadilah bijaksana dan hentikan perilaku yang tidak mulia ini, ya!