4 Mindset yang Tanpa Sadar Bikin Kamu Gampang Stres 

Seperti yang diketahui, labeling merupakan perilaku memberikan cap, julukan, atau persepsi mengenai seseorang yang kerap berkonotasi negatif atau berupa penyimpangan. Berkaca dari pengertiannya saja, sudah jelas bahwa labeling adalah perilaku buruk dan merusak. Namun sayang, tanpa sadar kita juga masih kerap memberikan label negatif pada orang lain dan diri sendiri.

Semisal, kita memberikan cap negatif pada diri akan bentuk tubuh, dan kepribadian tertentu. Padahal, label negatif ini bisa berpengaruh buruk bagi fisik dan mental. Dilansir Psychology Today,  mempercayai sesuatu yang tidak mencerminkan diri kamu sebenarnya  dapat menyebabkan rasa sakit dan penderitaan emosional. Ini dapat berdampak besar pada cara kamu melihat, menilai diri sendiri, dan cara kamu menampilkan diri kepada dunia.

Kamu pasti juga sepakat bahwa aturan sangat penting dimiliki setiap orang dalam hidup. Dengan adanya aturan yang benar, maka memungkinkan setiap orang bisa menjalani kehidupan dengan lebih terarah dan beretika. Tetapi meskipun penting,  jangan membuat aturan sendiri yang membebankan hidup, ya.

Semisal, kamu mengharuskan diri sendiri  untuk gak bersedih, harus mewujudkan mimpi di usia tertentu, dsb. Meskipun sekilas kelihatannya penting, mindset ini justru bisa bikin kamu gampang stres. DilansirVery Well Mind, pemikiran yang ditandai dengan pernyataan "harus" berkontribusi pada perspektif negatif dengan hanya memikirkan apa yang "seharusnya" kamu lakukan. Pernyataan seperti itu seringkali tidak realistis dan menyebabkan orang merasa kalah dan pesimis terhadap kemampuan mereka untuk berhasil.

Jadi meskipun memiliki harapan itu penting, jangan terbiasa membebani diri. Mulailah belajar untuk memahami dan menerima kondisi diri dengan baik, termasuk menyikapi emosi negatif yang muncul. Ini penting, utamanya untuk membantu kamu tetap optimistis ketika sesuatu gak sesuai ekspektasi, survive di masa sulit, dsb.

Apakah kamu juga masih terbiasa menduga-duga atau membaca pikiran orang lain? Jika iya, hal ini juga perlu dikendalikan. Sebab meskipun situasi ini biasanya timbul sebagai reaksi akan rasa khawatir, namun jika berlebihan dampaknya bisa berbahaya. Kamu akan terbebani oleh prasangka buruk, yang pada akhirnya energi kamu jadi terkuras. Ketika energi terkuras, secara otomatis akan bikin kebahagiaan kamu juga ikut terpengaruh secara negatif dan gampang stres.

Maka dari itu, mari mulai lebih bijak dalam menyikapi situasi tersebut. Seperti dibanding harus menduga-duga apa yang dipikirkan orang lain,  akan lebih baik jika kamu bertanya langsung pada pihak yang bersangkutan. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan jawaban yang lebih jelas dan tepat.

Pada dasarnya asumsi gak selalu buruk. Hal tersebut bisa berguna dalam sebuah penelitian, misalnya. Asumsi awal dibutuhkan sebagai landasan berpikir, yang mana nanti kebenarannya dapat diuji dengan melakukan percobaan dalam penelitian. Namun hati-hati, asumsi berlebihan juga berbahaya.

Asumsi akan memicu prasangka negatif, padahal belum tentu berdasar. Misalnya kamu memiliki prasangka bahwa orang-orang yang berbicara dan menatap ke arah kamu pasti sedang bergosip. Padahal, gak selalu seperti itu, bukan? Kalau salah-salah bereaksi, hal ini justru bisa bikin kamu gelisah atau bahkan bikin hubungan jadi renggang.

Maka dari itu, cobalah untuk  fokus mengelola pikiran dan perasaan kamu. Ini akan membantu kamu agar lebih tenang dalam hidup. Kalau pun orang lain memang memberikan penilaian negatif, terima dengan bijak sebagai pembelajaran dan kebebasan berpendapat. Toh, pendapat orang lain gak selalu menjadi penentu nilai diri kamu.

Pada dasarnya memegang kendali akan pikiran negatif di kepala memang bukan perkara mudah. Apalagi ketika kamu berada di situasi yang sulit atau menegangkan. Meskipun begitu jangan khawatir, hal tersebut bisa dilakukan dengan mengelola pikiran dan mengubah mindset itu sendiri.