Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Introver Sangat Cocok Jadi Penulis, Bakat Alami?

ilustrasi menulis dengan laptop (pexels.com/Buro Millennial)

Secara teknis, siapa pun bisa menulis. Namun, tidak semua orang memiliki kemampuan untuk membuat tulisan yang nyaman dibaca dan bisa dipahami oleh banyak orang.

Sering kali, menulis adalah kegiatan yang membutuhkan kesendirian dan ketenangan. Itulah sebabnya banyak penulis hebat dunia merupakan seorang introver, yang sercara alami menikmati kesendirian. Karena alasan ini juga, banyak introver yang senang menggeluti profesi sebagai penulis.

Selain itu, masih ada banyak alasan lain kenapa intover bisa menjadi penulis yang hebat. Apa sajakah itu? Berikut beberapa alasan intover sangat cocok jadi penulis.

1. Introver adalah pengamat yang hebat

ilustrasi mengamati lingkungan sekitar (pexels.com/Ariel Paredes)

Seorang intover umumnya lebih jeli dan cenderung mampu menilai dunia dengan lebih mendalam. Diamnya seorang intover biasanya digunakan untuk mengamati sifat manusia dan keadaan sekitarnya daripada mereka yang sibuk berinteraksi dengan orang lain. 

Keterampilan observasi ini sangat berguna saat mereka mulai menulis. Sebab, detail yang telah dikumpulkan dapat dimasukkan ke dalam tulisan dan membuatnya menjadi lebih menarik.

2. Introver senang bekerja sendiri

ilustrasi bekerja dengan laptop (pexels.com/Christina Morillo)

Menulis membutuhkan banyak waktu sendiri dan ketenangan untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena introver pada dasarnya suka ketenangan dan kesendirian, melakukan pekerjaan yang membutuhkan upaya sendirian tidak akan membuat mereka keberatan.

Introver sering mendapatkan ide terbaik saat mereka sendirian, yang merupakan hal baik bagi penulis. Lain halnya dengan ekstrover yang umumnya mendapatkan energi saat bersama dengan orang lain. Mereka mungkin kurang bisa fokus dan melakukan upaya terbaiknya saat sedang sendirian.

3. Introver cenderung lebih banyak berpikir

ilustrasi seseorang sedang berpikir (pexels.com/Athena)

Introver distereotipkan sebagai orang yang banyak berpikir. Karena alasan ini, mereka membutuhkan waktu lebih lama dalam berbicara, bereaksi, dan mengambil keputusan. 

Sebuah penelitian yang dimuat dalam The Journal of Neuroscience tahun 2012 menunjukkan bahwa salah satu alasannya adalah orang introver memiliki lebih banyak materi abu-abu di bagian depan otak mereka. Artinya, mereka mencurahkan lebih banyak energi dan sumber daya untuk pemikiran abstrak. Sementara ekstrover memiliki kecenderungan untuk fokus pada apa yang sedang terjadi.

Meskipun mungkin tampak seperti kelemahan, tetapi ini juga bisa menjadi kekuatan. Ketika kamu menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, ini akan menciptakan perspektif yang jauh lebih luas, yang sangat menarik jika dituangkan ke dalam sebuah tulisan.

4. Introver lebih suka menuliskan pikiran mereka daripada membicarakannya

ilustrasi menulis di buku harian (pexels.com/Pixabay)

Introver cenderung menyukai komunikasi tertulis. Dalam percakapan verbal, kita harus berpikir dan merespons dengan cepat. Bagi seorang intover, ini membuat mereka sering tersesat dalam percakapan. Sebaliknya, dengan komunikasi tertulis, mereka memiliki waktu lebih panjang untuk menyusun ide-ide dengan serius agar dapat mengungkapkan isi kepalanya dengan jelas.

Sering kali, introver dianggap pendiam karena tidak punya apa-apa untuk dikatakan. Namun kenyataannya, ada banyak hal yang ada di pikiran introver yang menunggu untuk diungkapkan. Untungnya, menulis menjadi jalan bagi introver untuk mengeluarkan semua ide mereka dengan baik.

Karena alasan ini, kebanyakan introver lebih senang melakukan komunikasi penting melalui pesan singkat atau email. Secara tidak langsung, ini mempertajam keahliannya sebagai penulis.

5. Introver sangat ahli dalam hal introspeksi

ilustrasi melamun (pexels.com/RF._.studio)

Introver memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi. Karena itu, saat menulis cerita fiksi, seorang intover mampu menggambarkan karakter dan menuangkan emosi dengan sangat baik. Dialog batin karakter dan motivasi pribadi seringkali mencerminkan aspek pengalaman penulis sendiri.

Ini tidak hanya berlaku untuk tulisan fiksi. Penulis nonfiksi, sering menggunakan pengalaman mereka untuk menginspirasi tulisan. Apa pun jenis tulisannya, cara kerja batin sangat memengaruhi kualitas tulisan yang dibuat.

Semua ini tidak lantas membuat ekstrover pasti menjadi penulis yang buruk. Hanya saja, banyak kecenderungan alami dalam diri introver yang sangat dibutuhkan dalam aktivitas menulis. Untuk kamu yang seorang introver, coba membuat tulisan, yuk! Siapa tahu, kamu punya bakat di bidang ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us