Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Sosok Realistis Gak Mudah Percaya Opini Orang Lain

ilustrasi mengobrol (pexels.com/August de Richelieu)

Seringkali kita mendengar berbagai macam opini yang berkembang di lingkungan sekitar. Beberapa opini mungkin didasari oleh sudut pandang objektif. Mereka mengemukakan pendapat berdasarkan fakta. Adapun beberapa yang lain, dalam melontarkan opini hanya menuruti emosi dan sudut pandang subjektif.

Ternyata orang-orang yang memiliki pola pikir realistis tidak mudah percaya dengan opini orang lain. Meskipun argumen tersebut terdengar sangat meyakinkan. Tentu ini menjadi fenomena yang menarik untuk diketahui. Mengapa sosok realistis tidak mudah percaya dengan opini orang lain? Berikut lima alasannya.

1. Berfokus pada fakta dan bukti

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Kindel Media)

Orang-orang yang memiliki pola pikir realistis memang terlihat mengagumkan. Termasuk dengan caranya berbaur di lingkungan sosial. Baik dari cara bersikap maupun mempercayai informasi. Menyikapi opini yang berkembang, ternyata orang-orang tersebut tidak mudah percaya.

Karena orang-orang yang memiliki pola pikir realistis berfokus pada fakta dan bukti. Hal-hal yang konkret menjadi patokan utama dalam bersikap. Mereka ingin memastikan bahwa apa yang mereka percayai didukung oleh data yang akurat. Bukan sekadar persepsi atau asumsi orang lain.

2. Kecenderungan untuk berpikir kritis

ilustrasi berpikir (pexels.com/Mikhail Nilov)

Melihat sikap dan pembawaan sosok realistis di lingkungan sosial memang menarik perhatian. Jika kebanyakan orang mudah percaya dengan informasi yang tidak akurat, sosok realistis justru lain lagi. Mereka adalah tipe orang yang tidak mudah mempercayai opini orang lain.

Perlu diketahui, orang-orang realistis memiliki kecenderungan untuk berpikir kritis. Mereka memiliki kemampuan untuk mengevaluasi dari berbagai sudut pandang. Opini yang tidak berdasar atau tidak logis akan sulit meyakinkan mereka.

3. Keraguan terhadap bias dan emosi

ilustrasi berpikir (pexels.com/George Milton)

Pernahkah kamu mengamati karakter orang-orang yang memiliki sikap realistis? Terutama dari pembawanya terhadap lingkungan sekitar. Cara menyikapi opini, orang-orang yang memiliki pola pikir realistis tidak mudah mempercayai orang lain.

Mereka memiliki keraguan terhadap bias dan emosi. Sosok realistis memahami bahwa opini seringkali didominasi oleh asumsi atau preferensi. Mereka sangat berhati-hati dan tidak ingin terjebak dalam informasi yang salah.

4. Mengedepankan sudut pandang yang objektif

ilustrasi berpikir (pexels.com/George Milton)

Pernahkah kamu mengamati karakter orang-orang yang memiliki pola pikir realistis? Apalagi dari caranya dalam menyikapi opini yang berkembang di lingkungan sekitar. Satu hal yang menarik, orang-orang dengan pola pikir realistis ternyata tidak mudah mempercayai opini.

Mereka selalu mengedepankan sudut pandang yang objektif dalam berbagai situasi. Informasi harus disertai dengan bukti yang akurat dan sesuai dengan fakta yang terjadi. Jika bertentangan, maka bisa dipastikan informasi tidak valid. Sosok realistis tidak mau menerima hal tersebut sebagai kebenaran.

5. Prinsip untuk menghindari manipulasi

ilustrasi sosok optimis (unsplash.com/Candice Picard)

Harus diakui bahwa lingkungan sekitar rawan dengan tindakan memanipulatif. Terutama dari orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Dengan berbekal opini yang kuat, mereka berusaha mengaburkan fakta di hadapan banyak orang.

Tapi ini tidak berlaku bagi orang-orang yang memiliki karakter realistis. Mereka tidak mudah mempercayai opini orang lain. Sosok realistis memiliki prinsip untuk menghindari manipulasi. Mereka lebih waspada terhadap niat di balik suatu opini, terutama jika opini itu datang dari pihak yang berkepentingan.

Sikap dan pembawaan orang-orang dengan karakter realistis memang menarik perhatian. Apalagi dari caranya menyikapi opini dan informasi yang berkembang di lingkungan sekitar. Mereka tidak mudah memberikan kepercayaan secara penuh. Orang-orang realistis paham bahwa tidak semua informasi dan opini dilandasi oleh pemikiran objektif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us