5 Cara Menghadapi Orang yang Suka Denial, Pahami Situasinya!

Dalam bahasa Indonesia, denial berarti 'penyangkalan'. Maksudnya, itu adalah sebuah aksi atau bentuk pertahanan yang dilakukan oleh seseorang untuk melindungi diri dalam menerima sebuah fakta atau kejadian yang sedang dialaminya.
Seseorang yang memiliki sifat denial di dalam dirinya biasanya ditandai oleh beberapa hal, seperti sering ingkar janji, tidak mau disalahkan atas kesalahan yang telah diperbuat, meremehkan masalah, suka menghindari masalah, dan lain-lain.
Dilihat dari beberapa tanda di atas kamu pasti dapat mengambil kesimpulan, bahwa seseorang yang memiliki sifat denial bisa membuat orang lain merasa frustrasi, bingung, dan kewalahan dalam menghadapinya. Jika sudah begitu, lantas adakah cara-cara positif yang dapat dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut? Tak perlu khawatir, beginilah lima cara menghadapi orang yang suka denial c1c2
1. Memahami situasi dan kondisi mereka

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pasti memiliki faktor penyebab. Tak terkecuali orang-orang yang sering kali bersikap denial terhadap sesuatu. Jadi, cara pertama yang harus kamu lakukan saat menghadapi orang yang denial adalah mencari tahu terlebih dahulu penyebab orang itu bersikap demikian.
Penyebab paling umum seseorang bersikap denial adalah lantaran memiliki rasa takut terhadap sesuatu atau kejadian-kejadian traumatis di masa lalu. Maka dari itu, tunjukkanlah rasa empati saat mengobrol dengan mereka.
Biarkan mereka bercerita tanpa kamu menyela atau menghakimi. Dengan begitu, kamu pun bisa mendapatkan informasi, tanpa perlu bertanya secara tersurat. Alhasil, kamu bisa membantu mereka untuk memberikan respon terhadap sikap denial tersebut.
2. Menjadi pendengar yang baik

Sejalan dengan poin pertama, dalam menghadapi orang yang denial, kamu harus bisa memosisikan diri menjadi pendengar yang baik. Pasalnya, orang yang denial sebenarnya sangat ingin didengar oleh orang lain. Mereka juga sangat tidak suka saat orang lain menentang pendapatnya.
Jadi, yang perlu kamu lakukan adalah menanggapi secara aktif obrolan mereka. Jangan menyela saat mereka sedang bercerita sebelum dipersilakan. Pastikan kamu juga melakukan eye contact sebanyak mungkin.
3. Menunjukkan sisi lembut kamu

Menghadapi orang yang denial tidak bisa dilakukan dengan sikap yang keras. Justru yang harus kamu lakukan adalah tidak menghakimi dan menyalahkan pendapat mereka. Tunjukkan sisi lembutmu di hadapan mereka. Perhatikan tingkah laku dan tutur kata kamu ketika berbicara dengan orang yang denial.
Harapannya dengan menunjukkan sisi lembut yang ada dalam diri kamu, orang yang denial merasa nyaman dan menganggap, bahwa kamu adalah orang yang dapat dipercaya. Mereka pun menjadi lebih terbuka hingga bersedia berbagi masalah yang sedang dihadapi.
4. Bersikap suportif dan objektif

Tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya orang yang denial kerap merasakan kesepian. Hal ini disebabkan karena orang yang denial lebih fokus menghadapi segala permasalahan seorang diri. Jika kamu ingin membantu agar kondisi mereka tidak semakin memburuk, tunjukkanlah sikap suportif dalam dirimu.
Caranya yaitu dengan meyakinkan mereka bahwa kamu akan selalu ada saat mereka membutuhkan bantuan. Pastikan juga bahwa sikap suportif harus kamu barengi dengan sikap objektif, supaya orang yang denial bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda lantas bisa diambil sisi positifnya.
5. Mencari sudut pandang lain

Kamu harus bisa memahami, bahwa setiap orang memiliki cara dan pola pikir yang berbeda-beda dalam menghadapi suatu kejadian atau fakta. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap denial adalah sebuah bentuk defense mechanism yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi kejadian traumatis yang pernah dialami.
Jadi pada kasus ini, orang akan bersikap denial terhadap sesuatu dibandingkan harus menghadapinya secara nyata karena dirasa lebih mudah. Oleh karena itu, saat orang yang denial sedang bercerita mengenai masalahnya denganmu. Buatlah dia mau melihat setiap kejadian atau fakta dari sudut pandang yang berbeda, karena pasti ada kebaikan yang bisa didapatkan.
Sebenarnya, mengenali dan memahami sikap denial itu perlu dilakukan oleh siapa saja karena sangat mungkin sikap tersebut terjadi pada dirimu. Jika dibiarkan terus-menerus, sikap denial bisa mengarah pada beragam mental disorder yang lain. Yuk, kamu mulai jaga kesehatan mental dengan cara mencintai diri sendiri.