Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Negatif jika Terlalu Sering Menghindari Konflik, Memendam? 

ilustrasi menghindari konflik (pexels.com/Polina Zimmerman)

Menghindari konflik adalah kecenderungan yang sangat umum dilakukan oleh banyak orang. Ada berbagai alasan kenapa seseorang mungkin ingin menghindari konflik dalam hidupnya. Mulai dari keinginan untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain hingga takut menghadapi konsekuensi negatif. 

Sayangnya, meskipun tampak menguntungkan pada awalnya, terlalu sering menghindari konflik bisa memiliki dampak negatif jangka panjang yang perlu dipertimbangkan. Nyatanya, menghindari konflik secara terus menerus gak akan menyelesaikan masalah dan justru membuatmu merasakan perasaan negatif sendirian. Lima hal di bawah ini pun timbul, jika kamu sering menghindari konflik.

1. Terciptanya aura ketegangan yang gak menyenangkan

ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Antoni Shkraba)

Menghindari konflik jelas gak selalu berarti mengatasi masalah. Dalam banyak kasus, justru masalah yang gak diungkapkan dan gak diselesaikan bisa menyebabkan ketegangan yang tertahan di antara dua atau banyak orang. Ketegangan ini bisa menciptakan aura atau atmosfer yang gak sehat dalam hubungan personal atau profesional. 

Akibatnya, kesalahpahaman dan rasa ketidakpuasan bisa berkembang seiring waktu. Tentunya, ini akan menghasilkan ledakan emosi yang lebih besar di masa depan. Padahal, jika diatasi sedini mungkin, emosi yang ada malah bisa tersalurkan dengan tepat dan gak berlebihan.

2. Menurunnya kualitas hubungan

ilustrasi orang bertengkar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Konflik, jika ditangani dengan bijaksana dan cepat, bisa memberikan kesempatan untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan yang kamu jalin dengan orang lain. Baik itu dengan pasangan, keluarga, sahabat, atau rekan kerja. Sebaliknya, ketika konflik dihindari terus-menerus, hubungan bisa mengalami penurunan kualitas karena kurangnya komunikasi yang jujur dan terbuka. 

Pertukaran pendapat yang sehat dan membangun pun jadi sulit dilakukan, sehingga hubungan menjadi dangkal dan gak menyenangkan. Baik oleh salah satu pihak, ataupun keduanya. Dalam jangka panjang, ini sangat mungkin merusak ikatan antara kamu dan orang yang terlibat.

3. Masalah yang gak terpecahkan jadi semakin merembet

ilustrasi mertua dan menantu (pexels.com/cottonbro studio)

Konflik biasanya muncul karena adanya perbedaan pendapat atau kepentingan yang berbeda antara kamu dan orang lain. Namun, dengan menghindari konflik, kamu bisa saja jadi melupakan pentingnya menyelesaikan isu-isu tersebut. Isu-isu yang gak terpecahkan dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar dan rumit di masa depan. 

Dengan menghindari konflik, kamu sangat mungkin melewatkan peluang untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan. Kamu justru memendam semua masalah tersebut dan merasa tertekan sendirian pada akhirnya. Kalau sudah begini, siapa yang salah?

4. Kamu jadi gak berubah dan berkembang

ilustrasi seseorang sendirian (pexels.com/D4nieL Tran)

Konflik sejatinya bisa memicu perubahan dan inovasi yang diperlukan untuk kemajuan. Adanya konflik merupakan pertanda, bahwa kamu tengah mengalami transisi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Begitu pun dalam hubungan yang sedang dijalani, keberadaan konflik menandakan hubungan tersebut tengah mengalami fase untuk menyamakan visi dan misi yang ada.

Dengan menghindari konflik, kamu sebenarnya sedang membatasi diri dari eksplorasi ide-ide baru, perspektif yang berbeda, dan pemecahan masalah. Ketika konflik dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan harus dihindari, maka hubungan yang dijalani cenderung akan begitu-begitu saja, tanpa perkembangan dan kemajuan. Baik itu dalam lingkungan kerja maupun dalam kehidupan pribadi.

5. Penekanan emosi yang gak sehat

ilustrasi orang mengeluh (pexels.com/Daniel Reche)

Menghindari konflik secara terus-menerus bisa menyebabkan penekanan emosi yang gak sehat. Ketika kamu menahan perasaan negatif seperti rasa marah, frustrasi, atau rasa kecewa terhadap suatu situasi atau orang, itu bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosionalmu. Orang lain bahkan mungkin gak akan menyadari hal ini karena kamu menyimpannya sendirian.

Terus menekan emosi negatif bisa menyebabkan perasaan tertekan, kecemasan, depresi, dan bahkan bisa juga merembet hingga ke masalah kesehatan fisik. Sebaliknya, mengekspresikan dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat bisa membantumu mengelola emosi dengan lebih efektif. Selain itu, ini akan membangun kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam dirimu.

Meskipun menghindari konflik mungkin terlihat sebagai pilihan yang mudah dan aman, terlalu sering menghindari konflik bisa memiliki dampak negatif yang signifikan. Penting bagimu untuk mengembangkan keterampilan dalam mengelola dan menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat.

 Itu semua demi menciptakan hubungan yang lebih sehat dan mendorong pertumbuhan diri dan hubungan yang lebih baik. Dengan memahami dan menghadapi konflik dengan bijaksana, kamu bisa membangun fondasi yang lebih kuat untuk masa depan yang lebih baik. Setuju?

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us