Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Harus Dihindari Demi Kesehatan Mental Menurut Terapis

ilustrasi stres (pexels.com/Liza Summer)

Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Itu mencakup bagaimana kita berpikir, merasakan, dan bertindak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Kalau kesehatan mental terganggu, bisa berdampak pada emosi, produktivitas, bahkan hubungan dengan orang lain.

Kali ini IDN Times akan memberikan lima kebiasaan yang harus kamu tinggalkan demi kesehatan mentalmu berdasarkan para terapis. Yuk, mulai dari sekarang!

1. Lebih fokus pada pikiranmu daripada kenyataan

ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilansir dari laman SELF Magazine, Elisabeth Morray, seorang psikolog berlisensi, mengatakan bahwa sangat normal untuk merenungkan hal-hal yang terjadi di masa lalu atau dapat terjadi di masa depan. Tentu saja, kamu akan mencurahkan energi mental untuk mengevaluasi, tetapi kamu ingin menyadari berapa banyak waktu yang kamu dedikasikan untuk pikiran-pikiran di kepalamu.

"Keributan mental ini juga menarikmu keluar dari masa kini dan membuatmu tidak fokus dengan masa sekarang. Ketika pikiranmu terfokus pada masa depan, kamu dapat bertindak dengan cara yang berpusat pada sesuatu yang belum benar-benar terjadi," kata Dr. Morray.

2. Selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain

ilustrasi sedih (pexels.com/Alex Green)

Kamu mungkin tahu bahwa tidak ada hal baik yang datang dari membandingkan keberhasilan orang lain sebagai tolok ukur untuk keberhasilanmu sendiri. Dr. Morray mengatakan, kita cenderung secara otomatis mengkritik atau menilai ekspresi, kata-kata, dan respons kita dalam interaksi sosial, sering kali tanpa sadar. Ini menunjukkan betapa mudahnya kita terjebak dalam pemikiran tentang bagaimana kita dipersepsikan oleh orang lain.

Zaman sekarang sangat mudah terlihat dengan media sosial, di mana orang cenderung hanya berbagi hal-hal penting. Itu pasti membuat kamu merasa tidak nyaman dengan diri sendiri, atau seolah-olah kamu tidak cukup baik, atau seperti ada alasan mengapa orang lain ini memiliki apa yang kamu inginkan.

3. Sering mengkritik diri sendiri

ilustrasi sedih (pexels.com/Darina Belonogova)

Bahkan jika kamu tidak membandingkan dirimu dengan orang lain, kamu mungkin telah mengembangkan kebiasaan berbicara negatif dengan diri sendiri, atau menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang kamu lakukan atau katakan. Pikiran kritis seperti itu dapat dengan mudah menjadi penilaian diri yang lebih buruk.

"Menggunakan kata-kata seperti 'seharusnya' atau 'wajib' di sekitar hal-hal yang bukan kewajiban moral, seperti mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu harus berolahraga, serta mengabaikan atau meminimalkan pencapaianmu, semuanya merupakan contoh halus dari mengkritik diri sendiri," kata Shira Collings, LPC, seorang terapis.

4. Membiarkan satu momen buruk merusak harimu

ilustrasi stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika sesuatu berjalan salah di pagi hari, mudah untuk merasa seolah-olah hari itu akan berakhir buruk. Pola pikir ini dapat menyebabkanmu secara tidak sadar mencari lebih banyak bukti yang mendukung pandangan negatifmu.

"Saat kamu menemukan hal buruk di harimu, kamu akan mulai mencari-cari semua hal yang membuat hari itu lebih buruk," kata Dr. Lisette Sanchez, seorang psikolog berlisensi, dilansir dari Optimist Daily.

Kamu harus mengakui momen yang membuat frustrasi dan kemudian ubahlah sikap. Luangkan waktu sepuluh menit untuk melakukan sesuatu yang membangkitkan semangat, seperti mengirim pesan kepada teman yang membuatmu tertawa atau menonton video lucu. Dr. Sanchez mengatakan, kamu boleh mengalami momen buruk tanpa harus mengubah harimu.

5. Bertanggung jawab atas emosi orang lain

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Memperhatikan orang lain adalah satu hal, tetapi merasa bahwa kebahagiaan mereka bergantung padamu adalah hal lain. Tracy Ross, seorang pekerja sosial berlisensi mengatakan, pertanyaan tentang apakah orang lain akan kecewa seharusnya bukan urusanmu. Menyenangkan orang lain dapat membuat energimu merasa terkuras dan terputus dari kebutuhanmu sendiri.

Renungkanlah apa yang benar-benar kamu inginkan sebelum mengambil keputusan. Kamu tidak dapat mengendalikan perasaan orang lain. Tanggung jawabmu adalah menghargai perasaan dan nilai-nilaimu sendiri.

Memutus kebiasaan ini butuh waktu, tetapi langkah pertama adalah kesadaran. Setelah kamu mengenali pola ini, akan lebih mudah untuk menindaklanjutinya dengan perubahan kecil yang akan menghasilkan pola pikir yang lebih sehat. Ingat, tujuannya bukanlah kesempurnaan, tetapi kemajuan, jadi bersabarlah dengan dirimu sendiri dalam menuju kondisi pikiran yang lebih damai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alma S
EditorAlma S
Follow Us