Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Bad Mood Bertahan Lama, Jangan Sampai Ganggu Aktivitas!

ilustrasi bad mood (pexels.com/Bose Johnson)

Mempertahankan suasana hati agar selalu positif memang sulit. Beragam peristiwa yang terjadi bisa bikin kamu bad mood sewaktu-waktu. Kalau mood telanjur jelek begini, tentu harapanmu adalah lekas pulih.

Kamu membutuhkan suasana hati yang baik untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Juga agar dirimu tidak tiba-tiba bereaksi secara negatif pada orang lain.

Yuk, kenali apa saja yang membuat bad mood bertahan lebih lama. Setelah ini, kamu akan tahu harus melakukan apa agar bad mood berubah jadi good mood.

1. Terus-menerus terpapar sumber bad mood

ilustrasi bad mood (pexels.com/Alena Beliaeva)

Jika sesuatu yang menyebabkan kamu bad mood gak kunjung pergi atau berhenti, maka kamulah yang harus bergegas meninggalkannya. Contohnya, kamu bad mood karena tingkah orang yang toksik. Dia terus mengatakan hal-hal negatif.

Daripada setia meladeni atau sebatas mendengarkan perkataannya, mending kamu pergi saja. Begitu pula kalau sumber bad mood adalah percakapan di WA. Kamu dapat mengabaikan chat yang masuk atau keluar dari grup WA yang gak berfaedah.

2. Gak ada teman ngobrol

ilustrasi bad mood (pexels.com/Александр)

Meski menenangkan diri juga bisa memperbaiki suasana hati, pada titik tertentu kamu mungkin lebih memerlukan teman bicara. Dengan ngobrol, hal-hal yang bikin kamu bad mood tak selamanya dipendam sendiri. Dirimu juga bisa mendengar pendapat orang lain.

Apakah kamu yang terlalu sensitif ataukah memburuknya perasaanmu wajar menurutnya? Jawaban apa pun darinya akan berguna. Bila dia bilang sepertinya kamu terlampau terbawa perasaan, dirimu jadi bisa lekas mengimbangi emosi dengan logika.

Sedang jika kawanmu mendukung perasaanmu, kamu merasa dimengerti. Segera setelah muncul perasaan dimengerti oleh orang lain, biasanya kamu akan cukup puas karena bad mood-mu normal. Penerimaan terhadap suasana hati yang buruk juga mempercepat waktu pulih.

3. Tidak ada kegiatan pengalih perhatian

ilustrasi bad mood (pexels.com/Nguyen Hung)

Kalau lagi bad mood, apa yang biasanya kamu lakukan? Apabila selama ini kamu memilih tidak mengerjakan apa pun, ini bukan ide yang bagus. Kuasai perasaanmu atau perasaan yang akan menguasaimu.

Sekalipun suasana hatimu lagi gak kondusif, tetaplah berkegiatan supaya harimu tidak lumpuh dan perhatianmu teralihkan. Kamu memang menjadi kurang bersemangat dan agak sukar bersikap seramah biasanya. Akan tetapi, orang lain sebetulnya tidak akan terlalu menyadarinya, kok.

4. Kurang berusaha menetralkan perasaan

ilustrasi bad mood (pexels.com/cottonbro studio)

Memang butuh usaha ekstra dari diri sendiri untuk memperbaiki mood. Gunakan kekuatan pikiranmu untuk mengontrol perasaan. Walaupun sikap orang lain padamu buruk, ingat bahwa berlama-lama membiarkan suasana hatimu terpengaruh justru merugikanmu.

Sedang orang tersebut tidak menanggung bad mood yang sama. Sadari bahwa kamu tak mampu mengatur sikap orang lain. Kamu hanya bisa melayangkan protes padanya. Bila ia tetap bersikap negatif padamu, pilihanmu adalah cuek atau jauhi dia.

5. Malah terkena provokasi orang

ilustrasi bad mood (pexels.com/cottonbro studio)

Suatu peristiwa boleh jadi tidak benar-benar merusak suasana hatimu. Akan tetapi, provokasi dari sejumlah oranglah yang membuat kamu bad mood berat. Seperti awalnya dirimu masih dapat memaklumi sikap orang lain yang kurang baik padamu.

Namun, teman-temanmu mengatakan hal-hal yang membuat kamu tambah tersinggung dengan sikapnya. Sikap orang itu tidak berubah.

Akan tetapi, bisikan orang-orang di sekitar bikin kamu memaknai sikap tersebut secara berbeda. Sikap yang semula dipandang di luar kontrol, kini dapat terasa disengaja untuk menyakiti atau merendahkanmu.

 

Mencegah suasana hati memburuk tidak selalu berhasil mengingat penyebabnya dapat datang dari luar dirimu. Oleh sebab itu, skill berikutnya yang perlu kamu miliki adalah memperbaiki mood. Jika kamu tidak bisa melakukannya sendiri, ceritakan masalah dan perasanmu pada sahabat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us