Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips saat Anak Kos Punya Masalah Berat, Jangan Dipendam Sendirian

ilustrasi perempuan muda (pexels.com/Anna Tarazevich)

Menjadi anak kos atau merantau memang penuh tantangan. Rumah dan keluarga terasa sebagai perlindungan terbesar untukmu selama ini. Dengan kamu keluar dari rumah dan tinggal di kota orang berarti kerentananmu meningkat. Mereka ada, tetapi begitu jauh.

Saat kehidupanmu baik-baik saja, rasa rindu pada keluarga sudah menjadi beban tersendiri. Apalagi ketika kamu menghadapi masalah yang cukup berat. Tekanan pada mentalmu menjadi berlipat-lipat. Adanya kasus anak kos sampai bunuh diri atau mengalami gangguan jiwa patut menjadi kewaspadaan semua pihak, termasuk dirimu.

Jangan sampai mentalmu gak kuat dan mengalami hal yang sama. Namun, menguatkan mental juga ada caranya. Bukan dengan kamu nekat menghadapi semuanya sendirian yang justru bisa membuatmu tidak sanggup menanggung beban. Lima tips saat anak kos punya masalah berat berikut ini wajib diterapkan untuk melindungi dirimu dari beban mental yang berlebihan.

1. Wajib bercerita pada orang lain

ilustrasi menangis (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Bercerita merupakan tindakan sederhana yang akan berpengaruh besar dalam kesehatan mentalmu. Masalah kecil saja gak ada salahnya diceritakan pada orang lain dalam obrolan santaimu dengan teman. Apalagi persoalan berat yang sudah membuatmu pusing memikirkannya tanpa menemukan solusinya.

Jangan sampai tambah berat masalahmu, kamu pun makin tertutup pada orang-orang di sekitarmu. Dirimu gak pernah kekurangan teman, apalagi hidup di kos-kosan yang berisi banyak penghuni. Kamu bisa bercerita pada siapa pun, tidak harus sahabat apabila dia sedang sulit dihubungi atau pergi jauh.

Dorong dirimu agar mulai bercerita pada siapa pun yang ada di sekitarmu. Jika belum bisa semuanya diceritakan, paling tidak sedikit demi sedikit. Ini seperti membuat lubang kecil pada wadah air yang sudah terlalu penuh. Beban psikismu mengalir keluar secara bertahap lebih baik daripada terus menumpuk dalam diri. 

Ada teman kerja atau kuliah, sesama anak kos, penjaga atau pemilik kos, dan psikolog. Kamu juga perlu menghubungi keluarga dan terbuka tentang persoalanmu. Gak usah ditunda-tunda daripada stresmu meningkat tidak terkendali.

2. Jangan ada perasaan harus bisa melakukan segalanya sendiri

ilustrasi pria muda (pexels.com/eduardo199o9)

Anak kos memang harus mandiri. Tapi mandiri tidak bermakna takdirmu sebagai makhluk sosial lantas bisa diingkari. Kamu dibutuhkan dan membutuhkan orang lain. Terutama ketika permasalahanmu begitu berat dan dirimu sudah kewalahan dalam mencari pemecahannya.

Akui bahwa kamu tidak dapat melakukan segalanya sendirian. Ini bukan artinya dirimu manja sebagai anak kos. Anak kos sepertimu juga manusia biasa yang perlu dukungan dan bantuan dari orang lain. Mereka pun tidak lantas merasa repot hanya karena kamu sesekali meminta bantuan.

Malah permintaan tolongmu membuat mereka senang karena merasa dibutuhkan. Jangan berpikir dunia ini kejam dan semua orang tak lagi saling peduli. Meski ada orang yang amat egois dan individualis, orang baik dengan semangat membantu yang tinggi masih banyak. Begitu kamu terbuka tentang kesulitanmu, bantuan akan datang melampaui perkiraanmu.

3. Hindari pergaulan bebas, miras, obat-obatan terlarang, dan judi online

ilustrasi mabuk (pexels.com/Leticia Curvelo)

Melarikan diri dari masalah dengan keempat cara di atas saat mungkin dilakukan oleh anak kos yang mudah putus asa, kurang menyayangi diri, dan tidak memikirkan akibat ke depannya. Sekarang saja masalahmu sudah berat. Jika kamu masih menambahinya dengan pergaulan bebas, miras, obat-obatan terlarang, dan judol sebagai hiburan sama artinya menambah persoalan.

Cegah masalahmu berkembang ke mana-mana. Ingat bahwa sekali kamu jatuh dalam pergaulan bebas, konsumsi miras dan narkoba, serta hobi berjudi sulit sekali untukmu menghentikannya. Masa depanmu bisa hancur bukan karena masalah di awal, melainkan caramu melarikan diri darinya yang negatif.

Ini bukan waktu yang tepat buat sekadar iseng mencoba empat hal di atas. Bila kamu hendak coba-coba mending energi dan waktumu dipakai untuk bereksperimen dengan berbagai alternatif solusi buat masalahmu. Dari sekian banyak percobaan mungkin ada solusi yang paling pas. Sementara keempat hal di atas jelas bukan pemecahan masalah, melainkan persoalan baru yang jauh lebih serius dari apa pun yang sedang kamu hadapi saat ini.

4. Mendekatkan diri pada Tuhan

ilustrasi berdoa (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Tuhan bisa dihubungi 24 jam nonstop. Ia juga mengetahui isi hatimu sehingga kamu tidak perlu bingung merangkai kata untuk mengungkapkan perasaan serta kerumitan masalahmu. Tinggal dirimu datang mendekat pada-Nya melalui berbagai ibadah dan doa. Berdoalah sampai kamu hanya berhenti melakukannya ketika terlelap.

Mendekat pada Pencipta-mu akan memberikan ketenangan yang gak bisa diperoleh dari siapa pun dan apa pun. Bumi dan langit dalam genggaman-Nya. Tidak ada hal yang sulit bagi-Nya, termasuk memberikan jalan keluar atas permasalahanmu. Mempertebal keimanan dan terus berdoa juga menjadi sumber harapan yang gak akan mengecewakanmu.

Hindari kamu malah marah dan membenci Tuhan ketika hidupmu sedang diuji. Kemarahan akan menjauhkanmu dari-Nya dan membuatmu lebih mudah tergelincir dalam keputusan yang emosional serta keliru. Beribadahlah dengan fokus dan yakin Dia sebaik-baik penolong untukmu dengan berbagai cara yang tak terduga.

5. Kalau tidak kuat, pulang kampung saja dulu

ilustrasi berkemas (pexels.com/Timur Weber)

Pulang kampung gak harus menunggu kamu mendapatkan cuti panjang atau bertepatan dengan libur semester dan hari raya. Selama ada hari libur yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang, dirimu bisa mudik kapan saja. Khususnya ketika kamu merasa penat luar biasa oleh masalah yang berat.

Berbicara dengan keluarga melalui telepon saja belum memuaskanmu. Kamu butuh berada di tengah-tengah mereka, sedangkan mereka tidak bisa datang ke kos-kosanmu. Demi dirimu memperoleh ketenangan batin dan dukungan yang lebih besar, pulang kampung saja dulu. Bila kamu butuh cuti, sekaranglah waktu yang paling tepat buat mengambilnya.

Ini sebabnya sebaiknya dirimu tidak hanya menghabiskan jatah cuti ketika sedang ingin piknik. Kamu lebih membutuhkan cuti itu saat menghadapi masalah berat dan perlu menemui keluarga. Berpelukan dengan mereka saja seolah-oleh melepaskan hampir semua bebanmu.

Tapi ingat, saat pulang kampung wajib untukmu terbuka pada keluarga. Jangan dirimu bersama mereka, tapi kamu bahkan gak jujur tentang beban-bebanmu. Mereka tidak bisa banyak membantu kalau dirimu terlalu tertutup. Nanti kamu kembali ke rantau, bebanmu juga mengikutimu lagi.

Berada jauh dari keluarga tidak berarti dirimu kehilangan support system terbesar. Selain selalu menjaga komunikasimu dengan keluarga, kamu pun bisa membentuk keluarga kedua di mana pun berada. Jangan memendam setiap masalahmu, coba lakukan tips saat anak kos punya masalah berat, dimulai dari membicarakannya dengan orang lain agar lebih lega.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us