6 Alasan Gak Menuntut Perlakuan Istimewa dari Orang Sekitar

Jika kita membicarakan kondisi individu, pasti berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan. Dua hal ini menjadi kenyataan yang tidak bisa disangkal. Kamu harus menerima kelebihan serta kekurangan dengan lapang hati. Seberapa pentingkah penerimaan atas dua hal tersebut?

Ternyata menjadi alasan untuk tidak menuntut perlakuan istimewa dari orang-orang sekitar. Menyadari masih banyak kekeliruan dan kekurangan, secara tidak langsung berpikir realistis. Kamu merasa jauh dari kata layak untuk diperlakukan sedemikian rupa. Sungguh memalukan saat merasa lebih baik namun sebenarnya masih banyak kekurangan.

Caper. Sudah seberapa sering kamu mendengar istilah satu ini? Caper adalah singkatan dari gabungan kata mencari perhatian. Manusia caper rela melakukan berbagai cara agar dirinya diperhatikan oleh orang-orang sekitar. Termasuk perlakuan istimewa dan terhormat.

Harusnya kita menyadari, tidak pantas menuntut perlakuan istimewa dari orang sekitar. Karena Fokus utama dalam menjalani hidup adalah memperbaiki diri. Percuma memperoleh banyak perhatian dari lingkungan sosial tetapi hidup berjalan stagnan.

Seberapapun usahamu dalam meminta diistimewakan lingkungan sekitar, tidak akan pernah tercapai. Apalagi sampai menunjukkan sikap arogan dan paling berkuasa. Bukannya memperoleh pujian dan perlakuan istimewa, justru citra positif dalam diri menurun.

Kamu perlu tahu alasan kuat untuk tidak menuntut perlakuan istimewa dari orang sekitar. Tanpa meminta, jika kamu individu berkualitas masyarakat pasti memperlakukan sedemikian rupa. Kamu dianggap sebagai sosok yang membawa perubahan dan berkontribusi banyak terhadap lingkungan.

Masyarakat sekitar memiliki pola pikir dan pandangan tersendiri. Kita tidak bisa memaksakan alur berpikir dan perspektif orang lain harus seragam. Pasti ada perbedaan kecil yang menyertai. Di sinilah pentingnya memiliki sikap lapang hati.

Entah menyadari secara penuh atau tidak, sikap menuntut perlakuan istimewa mencerminkan dirimu tidak punya karakter. Secara tidak langsung sudah menegaskan diri sebagai manusia krisis identitas. Kamu menggantungkan integritas dan wibawa hanya dari validasi orang-orang sekitar.

Manusia adalah makhluk sempurna yang dikaruniai akal, hati, dan pikiran. Ketiga bagian itu harus sinkron agar kehidupan berjalan lancar. Sedangkan fakta di lapangan menunjukkan masih banyak manusia mengharap perlakuan istimewa dari orang-orang sekitar.

Untuk apa kita mempertahankan sikap seperti ini? Manusia bijaksana tau cara berbaur tanpa rasa angkuh. Ia bisa merangkul teman dari berbagai kalangan tanpa pilih-pilih. Dalam pergaulan menganggap semua orang setara tanpa boleh direndahkan.

Diskriminasi di lingkungan sosial bisa memicu kekacauan. Pada fenomena yang lebih lanjut, diskriminasi bisa memicu konflik besar. Seharusnya kita memahami hal ini dengan baik sebelum mengalami kekacauan.

Tidak perlu menuntut perlakuan istimewa dari lingkungan sekitar secara berlebihan. Sadari setiap individu memiliki hak dan kedudukan yang sama. Istimewa di mata satu orang belum tentu istimewa di mata orang yang lain. Daripada memburu keinginan diistimewakan, lebih baik belajar cara menghargai.

Setiap manusia memiliki hak dan kedudukan yang sama. Pantang bagi kita untuk menuntut perlakuan istimewa dari orang-orang sekitar. Tanpa perlu meminta, mereka akan memperlakukan dengan baik jika kamu menunjukkan karakter mulia. Satu-satunya yang harus dilakukan adalah fokus memperbaiki diri, bukan menuntut validasi.