Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Jenis Emosi Dasar Manusia dan Dampaknya pada Perilakumu

ilustrasi marah (pexels.com/Liza Summer)

Setiap manusia memiliki beragam emosi yang dapat mempengaruhi cara seseorang menjalani hidup dan berhubungan dengan orang lain. Kadang-kadang, emosi-emosi ini bisa membuatmu merasa seolah-olah mengendalikan diri sendiri. Setiap pilihan, tindakan, dan pandanganmu sering kali dipengaruhi oleh perasaan yang kamu rasakan pada momen tertentu.

Menurut psikolog Paul Ekman, terdapat enam jenis emosi dasar yang bersifat universal dan dialami oleh semua manusia di seluruh dunia, terlepas dari budaya atau latar belakangnya. Masing-masing emosi ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku manusia. Oleh karena itu, kamu wajib tahu nih, enam emosi dasar tersebut dan bagaimana hal ini memengaruhi perilakumu dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Kebahagiaan (happiness)

ilustrasi bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dari enam jenis emosi, kebahagiaan (happiness) menjadi emosi yang paling dicari banyak orang. Kebahagiaan adalah emosi positif yang muncul ketika kamu merasa puas, senang, atau berhasil mencapai keinginanmu. Emosi ini seringkali mendorongmu untuk melakukan lebih banyak hal positif dalam hidup.

Orang yang bahagia biasanya lebih ramah, terbuka, dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan. Dampaknya pada perilaku manusia, yakni kamu dapat meningkatkan motivasi untuk berbagi, membuatmu lebih optimis, serta mendorongmu melakukan tindakan proaktif dalam mencari kesempatan atau peluang baru.

2. Kesedihan (sadness)

ilustrasi sedih (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kesedihan (sadness) biasanya muncul ketika kamu mengalami kehilangan, kekecewaan, atau menghadapi situasi yang tidak diinginkan. Bahkan, emosi ini dapat berkembang menjadi kesedihan yang berkepanjangan dan berisiko berubah menjadi depresi, lho.

Akan tetapi, di sisi lain, kesedihan juga dapat mendorongmu untuk merenungkan pengalaman hidup dan membantumu dalam proses introspeksi diri. Emosi ini bisa memotivasimu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat, yang memberikanmu ruang untuk refleksi diri dan penyembuhan emosional yang diperlukan.

3. Takut (fear)

ilustrasi takut (pexels.com/MART PRODUCTION)

Saat kamu merasa takut (fear), tubuh akan mempersiapkan diri untuk bereaksi dengan cepat melalui respons melawan atau melarikan diri. Respons ini merupakan bagian dari proses adaptasi manusia terhadap situasi berbahaya.

Rasa takut dapat mendorong kamu untuk bertindak defensif atau menghindari keadaan yang dianggap berbahaya. Namun, pada tingkatan yang lebih ekstrem, rasa takut dapat berkembang menjadi kecemasan berlebihan atau bahkan fobia, yang bisa mengganggu keseharianmu. Kondisi ini dapat menyebabkan kamu menjadi terlalu waspada dan terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena rasa takut tersebut. 

4. Jijik (disgust)

ilustrasi jijik (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jijik (disgust) adalah emosi yang muncul sebagai reaksi terhadap sesuatu yang dianggap menjijikkan atau tidak pantas. Perasaan jijik ini dapat timbul dari berbagai sumber, seperti rasa, penampilan, atau bau yang tidak sedap. 

Emosi ini berfungsi sebagai mekanisme perlindungan untuk membantumu menghindari hal-hal yang berpotensi berbahaya, seperti makanan yang busuk atau perilaku yang tidak dapat diterima. Saat kamu merasa jijik, kamu cenderung menjauh dari situasi, makanan, atau orang yang dianggap tidak menyenangkan. Ini juga berperan dalam menjaga kesehatan dan keselamatan dengan menghindari risiko yang bisa membahayakanmu. 

5. Marah (anger)

ilustrasi marah (pexels.com/Liza Summer)

Emosi marah (anger) ini muncul sebagai respons terhadap perasaan disakiti, ketidakadilan, atau frustrasi. Emosi ini dapat memotivasi kamu untuk mengambil tindakan, baik untuk memperbaiki situasi yang ada atau melindungi diri dari ancaman yang dirasakan.

Akan tetapi, jika emosi ini tidak dikelola dengan baik, kemarahan dapat memicu perilaku agresif atau konfrontatif, yang justru dapat memperburuk keadaan. Oleh karena itu, dengan mengelola emosi ini dengan tepat, kamu bisa menghasilkan perubahan positif, terutama dalam menghadapi situasi ketidakadilan yang perlu disikapi.

6. Terkejut (surprise)

ilustrasi terkejut (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kamu mengalami atau menghadapi sesuatu yang tidak terduga, kamu akan bereaksi spontan dan emosi terkejut (surprise) pun muncul. Emosi ini berlangsung singkat dan sering kali menjadi awal dari emosi lain yang mengikuti, seperti kebahagiaan atau ketakutan, tergantung pada situasinya.

Saat kamu merasa terkejut, perhatian dan fokusmu akan meningkat terhadap kejadian yang sedang terjadi. Terkejut juga dapat memicu respons cepat, terutama ketika kamu menghadapi situasi mendesak atau berbahaya. Selain itu, rasa terkejut bisa menimbulkan rasa ingin tahu atau kewaspadaan terhadap perubahan yang tiba-tiba terjadi.

Setiap emosi dasar memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan berdampak pada cara kamu bertindak, berpikir, serta berinteraksi dengan dunia di sekitarmu.

Dengan memahami enam jenis emosi dasar ini, kamu dapat lebih bijak dalam mengenali perasaanmu sendiri serta bagaimana emosi tersebut memengaruhi perilakumu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Meyendah Lestari
EditorMeyendah Lestari
Follow Us