6 Sebab Rahasia Mudah Terbongkar, Jangan Taruh HP Sembarangan

Rahasia mestinya dijaga baik-baik oleh diri sendiri maupun orang kepercayaanmu. Tapi tanpa terduga rahasiamu bisa bocor tidak hanya ke satu orang, melainkan begitu banyak orang. Apa pun rahasia itu tentu dirimu tak menginginkan hal tersebut terjadi.
Tersebarnya rahasia berdampak kerugian buatmu, termasuk rasa malu. Kunci terjaganya rahasia lebih ditentukan oleh kehati-hatianmu sendiri. Sebab rahasia itu awalnya hanya kamu yang tahu. Maka jaga rahasia tersebut baik-baik.
Ada kalanya terbongkarnya rahasia juga berawal dari niat atau tindakanmu yang buruk. Oleh karenanya, menjaga maksud hati serta perbuatan juga tidak kalah penting. Lebih jelasnya, berikut enam penyebab suatu rahasia berubah menjadi pengetahuan semua orang.
1. Curhat pada orang yang salah

Kebutuhanmu untuk curhat mesti diimbangi dengan kehati-hatian dalam memilih lawan bicara. Tidak semua orang dapat menjadi tempat curhat yang baik sekalipun kelihatannya ia mendengarkanmu dengan saksama. Nanti kamu baru tahu telah keliru memilih teman curhat setelah rahasiamu kadung tersebar.
Maka dari itu, berhati-hatilah dalam memilih seseorang buat mencurahkan segala isi hatimu. Meski rasa kesepian bisa mendorongmu ingin curhat ke semua orang, pahami risikonya. Lebih banyak telinga yang mendengar berarti juga lebih banyak bibir yang dapat bersuara di belakangmu.
Kalau kamu sudah punya satu teman curhat yang teruji dalam menjaga rahasia, merasa cukuplah dengan dirinya saja. Itu pun tidak semua hal perlu diceritakan padanya. Sebaik apa pun dia, perlu ada hal-hal yang disimpan buat diri sendiri saja.
Orang dapat berubah oleh waktu serta kepentingan. Kian banyak rahasiamu yang berada di tangan orang lain, kian banyak pula senjatanya untuk melukaimu saat kalian berkonflik. Ketika itu terjadi, rasa sakitmu akan luar biasa. Bukan sekadar oleh terbukanya rahasia-rahasia itu, melainkan perasaan bodoh karena kamu memberitahukan segalanya pada orang lain.
2. Kamu juga suka membongkar rahasia orang

Seperti apa dirimu akan membawamu ke lingkaran pergaulan yang serupa. Bila kamu gemar menguliti rahasia orang, maka orang lain pun bakal melakukannya padamu. Kalian saling memperlakukan rahasia masing-masing tanpa penghormatan dan jaga perasaan.
Memang bila kamu amat pandai menjaga rahasia orang belum tentu rahasiamu juga aman di tangannya. Namun, peluang terbongkarnya rahasia lebih kecil dibandingkan jika dirimu juga doyan membuka rahasia orang. Ini bisa disebut karma, tetapi tetap ada penjelasan logisnya.
Manusia punya kecenderungan merasa bangga jika tahu lebih banyak, termasuk tentang rahasia orang lain. Beda dengan ilmu pengetahuan yang ada di buku-buku sehingga bisa dibaca semua orang, rahasia seseorang paling cuma diketahui oleh orang terdekatnya. Maka bagi beberapa orang yang haus pengakuan, dapat menyebarkan rahasia orang lain terasa lebih hebat daripada sekadar pintar.
Sekali kamu masuk lingkaran pergaulan yang saling membuka rahasia, selamanya kalian akan berlomba-lomba mengkhianati kepercayaan. Jaga lisanmu dari membicarakan rahasia orang yang dipercayakan padamu. Semoga dirimu terhindarkan dari orang yang sebetulnya tak lebih dari cerminanmu.
3. Curhat di media sosial

Curhat di media sosial secara terang-terangan termasuk mengenai hal-hal yang seharusnya dirahasiakan jelas akan dibaca oleh begitu banyak orang. Bahkan mungkin ada orang yang mengambil tangkapan layarnya untuk diberitahukan pada orang lain. Ini benar-benar kesalahanmu sendiri.
Tapi curhat di medsos dengan lebih menyamarkan rahasiamu juga tidak berarti aman. Kawan-kawan mayamu dapat amat jeli dalam membaca status-statusmu. Tak perlu mereka mengenalmu secara dekat atau sering mengomentari unggahanmu.
Teman-teman maya yang pendiam justru bisa lebih peka dalam memaknai status-statusmu. Mereka mencermati setiap unggahanmu dan mencari benang merahnya. Kalau mereka sama sekali tidak mengenalmu, barangkali dugaannya hanya disimpan dalam hati. Namun jika kalian juga berkawan di dunia nyata, mereka punya motivasi lebih besar buat menyebarkannya pada teman yang tidak mengikuti akunmu.
4. HP dipegang orang lain

Sekarang HP sudah seperti dunia kecilmu. Kamu mencari tahu segala hal dengan smartphone sekaligus ada begitu banyak jejak percakapanmu dengan orang lain. Galerinya juga dapat berisi berbagai dokumentasi yang mestinya hanya dikonsumsi olehmu.
Tidak berarti pasti ada foto atau video porno di sana. Tetapi mungkin kamu menyembunyikan rasa sukamu pada seseorang dan banyak fotonya ada di HP-mu. Mengunci smartphone menjadi salah satu upaya guna melindungi isinya dari tangan orang lain.
Akan tetapi, ada yang lebih penting dari itu. Yaitu, jangan sembarangan meletakkan gadgetmu kecuali ketika kamu bersama pasangan. Saat dirimu makan bareng teman-teman dan mendadak kamu perlu ke toilet atau mencari pelayan misalnya, jangan tinggalkan HP di meja. Beberapa orang tidak tahu betapa gak sopannya membuka-buka HP orang lain seakan-akan perangkat itu miliknya sendiri.
5. Merahasiakan kejahatan

Kejahatan berbeda dengan sekadar masa lalu yang pahit untuk dikenang sehingga kamu ingin menutupinya dari orang lain. Contohnya, masa-masa susahmu secara finansial. Masa lalu yang pahit itu gak merugikan siapa-siapa. Sedang perbuatan jahatmu baru-baru ini telah merugikan orang lain dan harus dipertanggungjawabkan.
Misalnya, kamu mengakali laporan keuangan dan memakai uang kantor buat keperluan pribadi. Dirimu menutupinya rapat-rapat biar bisa terus melakukannya. Akan tetapi, kejahatan menyerupai bangkai. Sepandai-pandainya kamu berusaha menyembunyikannya pasti bau busuknya bakal tercium juga.
Atasanmu tentu merasa ada yang gak beres dengan laporan keuangan itu. Kamu memegang banyak uang, tetapi seperti tak pernah cukup buat memenuhi semua kebutuhan kantor. Ketika laporan dicocokkan dengan belanja barang ketahuan tidak sesuai. Pihak-pihak yang terdampak kecuranganmu pasti akan melakukan segala cara untuk membongkarnya. Menjadi orang yang lurus membuatmu tak punya rahasia berbahaya yang perlu dikhawatirkan bakal terkuak.
6. Bahasa nonverbal yang tak terkendali

Bahasa verbal mudah untuk dipikirkan dan pilihan katanya dipertimbangkan dengan cermat. Hanya orang dengan pengendalian diri rendah yang gak bisa mengontrol bahasa verbalnya. Sementara itu, bahasa nonverbal lebih terjadi secara refleks.
Bahkan aktor pun belum tentu bisa mengelabui orang dengan bahasa nonverbalnya di kehidupan nyata. Ekspresi dan gerakannya dapat dengan mudah diatur dengan mempelajari naskah. Namun dalam interaksi sehari-hari, tidak ada sutradara yang memberinya bocoran jalan cerita. Bahasa nonverbal pun muncul dengan amat natural.
Contohnya, dalam hati kamu lagi naksir seseorang. Padahal, dirimu sudah punya kekasih. Walaupun secara verbal kamu mampu mengendalikan diri sehingga tidak pernah memuji orang itu, bahasa nonverbalmu mengatakan berbeda. Seperti dalam ilustrasi, kamu bisa menengok hingga hampir 180 derajat setiap orang itu ada di sekitarmu. Dirimu bahkan tidak berkedip dan ada senyum tipis di bibirmu.
Dari uraian di atas, tampak bahwa ada rahasia yang terbongkar akibat dari sikap tak bijak ketika kamu bercerita. Namun, ada pula rahasia yang sebaiknya terbuka lebih cepat agar kamu gak kian terjerumus dalam perbuatan salah. Jaga niat dan perilakumu supaya seandainya pun ada rahasiamu yang terkuak, dirimu tidak terlampau malu sekaligus harus menanggung sanksi yang berat.