7 Mindset Positif, Modal Dasar Raih Kesuksesan

Kesedihan, kekecewaan, kecemasan, kekurangan, kegagalan, penolakan, bahkan kritikan seringkali menerpa kehidupan setiap orang. Hal-hal seperti itu memang akan berdampak buruk bagi kondisi fisik, psikis, dan emosional seseorang. Berada di masa sulit terkadang akan membuat seseorang akan menjadi kehilangan arah, depresi, bahkan yang paling terburuknya adalah mengakhiri hidup.
Tentu, memahami dan menerima keadaan itu tak gampang, apalagi keadaan itu sangat tidak enak rasanya. Namun tahukah kamu, bahwa pikiran yang positif bisa menetralkan keadaan buruk?
Kekuatan pikiran itu nyata adanya, lho! Pikiran mempengaruhi perasaan, perasaan mempengaruhi tindakan, tindakan membentuk kebiasaan, dan akhirnya kebiasaan yang menentukan nasib kita ke depannya. Berikut adalah 7 mindset hidup yang bisa menjadi modal dasar raih kesuksesan.
1. Gagal bukan akhir, itu langkah awal untuk belajar menjadi lebih baik lagi

Gagal adalah keadaan seseorang tidak berhasil, atau tidak tercapainya tujuan dari sesuatu hal yang dikerjakan. Umumnya, seseorang yang gagal akan merasa tidak cukup baik, tidak cukup tangkas dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Alhasil, orang itu menjadi tak percaya diri dan takut untuk mencoba lagi.
Mengubah pandangan bahwa kegagalan adalah pelajaran berharga dalam hidup kita, adalah cara terbaik untuk terus maju dan berkembang. Alih-alih mencibir diri sendiri, lebih baik jadikan kegagalan sebagai ajang refleksi dan titik tumpu untuk kembali mencoba demi meraih keberhasilan.
2. Masalah bukanlah hambatan, itu sebuah kesempatan

Hampir setiap orang pasti tak ingin mendapat masalah. Karena masalah dianggap sebagai suatu kondisi yang rumit dan sulit. Bahkan soal pembagian berekor pun menjadi masalah berat bagi anak sekolah.
Namun, dengan adanya masalah, kita akan menjadi pribadi yang lebih baik. Daripada berpikir masalah itu rumit dan sukar untuk diselesaikan, lalu memilih lari dari setiap permasalahan.
Justru sebaliknya, ubahlah cara pandang kita bahwa masalah adalah kesempatan untuk mengasah kemampuan demi memecahkan, dan menyelesaikannya. Memang terus sulit, tapi itu membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat.
3. Jadikan kesendirian untuk berkembang dengan segala potensi diri

Kesendirian adalah keadaan terasing atau mengasingkan diri, serta membuat seseorang merasa kesepian dan terisolasi. Sebenarnya sendiri itu pilihan, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Terkadang seseorang memilih untuk sendiri karena ketidaknyamanan bersama dunia luar atau interaksi dengan lingkungan sosial. Namun, banyak pula yang memilih sendiri karena disisihkan dari lingkungan.
Sendiri adalah waktu terbaik, tetapi ada juga yang mengatakan itu adalah masa paling buruk. Seseorang yang kuat berada dalam sepi dan sunyi ujung-ujungnya mengalami depresi.
Oleh karena itu, jika kamu sedang mengalami masa-masa sendiri dan merasa tak punya siapa-siapa, alangkah baiknya untuk memanfaatkan momen itu guna mengembangkan potensi dalam diri. Serta belajar untuk memahami diri dan makna dari kehidupan yang sedang dijalani.
4. Fokus lebih baik daripada cemas

Cemas adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang menjadi gelisah atau risau hati, khawatir, dan ketakutan berlebih. Rasa cemas itu wajar, kok. Setiap orang pernah mengalaminya. Namun akan menjadi efek buruk, jika kecemasan membuat kita menjadi orang yang takut sebelum melangkah.
Kalahkan rasa cemas dan ganti dengan fokus. Misalnya, tak perlu cemas memikirkan bagaimana respon audiens atau hasil akhir sebelum melakukan presentasi. Fokus saja untuk memaparkan materi presentasi dengan baik.
5. Ditolak bukan berarti tak berharga

Penolakan bisa berupa ditolak cinta, ditolak dalam keluarga, dalam pekerjaan, atau lingkungan sosial atau mungkin mendapat penolakan untuk bergabung dengan kelompok belajar di kelas. Penolakan yang dialami sering membuat kita berpikiran buruk. Merasa bahwa kita gak layak dan tak berharga bagi orang lain.
Mendapat penolakan memang membuat kita sakit hati. Tapi daripada harus terpuruk dalam keadaan itu, lebih baik manfaatkan saja kondisi ini sebagai bahan evaluasi, dan teruslah melakukan yang terbaik.
6. Kritikan adalah bantu loncatan untuk bertumbuh

Kritik bukan untuk menjatuhkan. Ketimbang berpikir kalau kritik itu adalah bentuk ketidaksukaan orang terhadap diri atau kinerja pekerjaan yang kita lakukan, lebih baik untuk menganggap itu sebagai umpan balik yang sangat membantu agar kita terus bertumbuh.
Tak perlu menganggap kritik sebagai batu sandungan yang disengajakan supaya kita jatuh. Tetap jadikanlah itu sebagai motivasi guna memperbaiki diri, maupun kinerja.
7. Uang bukan alat pemberi kebahagiaan

Uang memang menjadi kebutuhan utama. Karena dengan memiliki banyak uang, kita bisa membeli apa saja yang diinginkan. Tetapi, standar kebahagiaan tak selamanya ditentukan oleh banyaknya uang yang dimiliki.
Daripada mengangap kekurangan uang sebagai kesulitan. Sebaliknya, dengan keadaan ini kita mau belajar bagaimana cara mengatur dan mengelola keluar masuk uang. Agar kebutuhan kita bisa tercukupi demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan saat krisis finansial sekalipun.
Sejatinya, cara pandang dalam kehidupan itu sangat memengaruhi setiap hal yang akan terjadi pada hidup kita ke depannya. Terkadang, kecemasan, kegagalan, kesendirian, kekurangan finansial, kritik maupun hujatan, bahkan penolakan ataupun masalah yang kita alami silih berganti, berpotensi menjadikan kita depresi dan tak memiliki kepercayaan diri untuk terus melangkah.
Kekuatan pikiran itu nyata adanya, karena hal baik ataupun buruk semuanya berasal dari pikiran. Dengan begitu, penting agar selalu memiliki pemikiran yang positif, walau dalam keadaan sulit sekalipun.