7 Tantangan Membiasakan Diri Berpikir Logis, Kamu Pernah Merasakan?

Membuat keputusan tidak bisa dilakukan sembarangan. Karena ini turut mempengaruhi keteraturan hidup yang dijalani. Sebelum membuat keputusan, alangkah baiknya memiliki kemampuan berpikir logis. Sebelum menarik kesimpulan terlebih dahulu mempertimbangkan konsekuensinya dengan matang.
Di sisi lain, membiasakan diri berpikir logis juga tidak mudah. Adakalanya seseorang lebih memilih bertindak atas dasar emosi. Mengetahui tujuh tantangan ini, semoga kamu lebih terampil membiasakan diri berpikir.
1. Emosi yang tidak terkendali

Manusia adalah makhluk hidup yang dikaruniai sejumlah emosi. Kamu bisa merasakan kesedihan, kekecewaan, maupun kegembiraan. Dalam mengelola emosi tentu harus bijaksana. Jangan sampai bertindak hanya mengandalkan tuntutan emosi sesaat.
Emosi yang tidak terkendali ternyata menjadi tantangan membiasakan diri berpikir logis. Kamu hanya mengandalkan kemarahan atau kekecewaan sesaat. Akibat emosi yang tidak terkendali, sampai mengambil risiko dan bertindak nekat.
2. Adanya pengaruh dari orang lain

Seseorang dengan kemampuan berpikir logis bisa mengambil keputusan secara cermat. Ia tahu betul seluk-beluk risiko yang akan dihadapi. Sebelum menghadapi kemungkinan terburuk, ia sudah mampu menyusun langkah antisipasi sejak awal.
Ternyata membiasakan diri berpikir logis juga tidak mudah. Di antara tantangan tersebut adalah pengaruh dari orang lain. Kamu bisa saja berhadapan dengan orang yang gemar menghasut. Kebenaran yang sesungguhnya jadi tidak terlihat.
3. Lingkungan yang tidak suportif

Kemampuan berpikir logis memiliki pengaruh besar terhadap hidup. Kamu jadi orang yang cermat dalam menyusun tujuan dan rencana. Segala sesuatunya dipertimbangkan secara detail dan terperinci. Tapi yang perlu dipertanyakan, apakah semua orang memiliki kemampuan berpikir logis?
Ternyata tidak. Salah satu tantangannya adalah lingkungan yang kurang suportif. Orang-orang di dalamnya tidak mendukung mereka yang memiliki kemampuan berpikir logis. Sebaliknya, justru menghindari dan mengucilkan.
4. Dikelilingi orang-orang yang bertindak gegabah

Membiasakan diri berpikir logis. Kemampuan satu ini tidak dimiliki oleh semua orang. Saat membiasakan diri berpikir logis seringkali tidak konsisten. Baru berubah sebentar, sudah kembali pada pola pikir lama.
Ada beberapa tantangan dalam membiasakan berpikir logis. Termasuk dengan tantangan yang berasal dari lingkungan sekitar. Bisa jadi kamu dikelilingi orang-orang yang bertindak gegabah. Baru memulai berpikir logis, orang sekitar sudah terburu-buru menuntut mengambil keputusan.
5. Adanya asumsi negatif

Seringkali kita dikuasai oleh asumsi negatif. Kemudian berkembang menjadi prasangka dan pikiran buruk yang mempengaruhi keputusan. Tapi sayangnya, asumsi negatif dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak dipermasalahkan.
Tanpa disadari, adanya asumsi negatif juga menjadi tantangan dalam berpikir logis. Pikiran cenderung mengarah pada kemungkinan terburuk. Kamu tidak benar-benar menganalisis situasi dengan cermat. Akibatnya, keputusan yang diambil tidak tepat sasaran.
6. Terpancing oleh penilaian subjektif

Penilaian subjektif hanya mengandalkan sudut pandang sendiri. Tapi tidak mau melihat berdasarkan fakta yang terjadi. Padahal, penilaian subjektif belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Menjadi orang yang gampang terpanjang penilaian subjektif, kamu harus segera sadar. Ternyata ini menjadi tantangan membiasakan diri berpikir logis. Seseorang yang terpancing oleh penilaian subjektif cenderung bertindak asal tanpa pertimbangan.
7. Kebingungan membedakan fakta dan opini

Dalam kehidupan sosial kamu pasti berhadapan dengan fakta dan opini. Keduanya hampir terlihat sekilas. Terkadang orang tidak bisa membedakan antara fakta dan opini di lingkungan sekitar. Dalam mengambil keputusan besar justru mengandalkan opini pribadi.
Fenomena demikian menunjukkan tantangan membiasakan diri berpikir logis. Kebingungan dalam membedakan fakta dan opini bisa mempengaruhi keputusan yang diambil. Bahkan kamu mengambil opsi keputusan yang memiliki risiko tinggi.
Membangun kebiasaan berpikir logis harus konsisten. Termasuk siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul. Baik tantangan yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Dalam rangka membiasakan diri berpikir logis, tantangan mana yang menurutmu paling berat?