8 Hal Unik yang Biasa Terjadi Saat Reuni Mini, Seru Bahas Guru Galak

Saat reuni mini, pasti akan selalu saja ada misteri-misteri kecil yang selama sekolah tak pernah terungkap dan dikisahkan dengan gamblang oleh beberapa anggota reuni. Bukan hanya mengungkap guru-guru dan kelakuan uniknya, tetapi juga mengenai asmara masa remaja yang hanya dipendam dalam hati.

Jadi jangan heran di sesi ini kamu akan mendengar banyak sekali kisah-kisah tentang guru yang menyukai murid, murid menyukai guru, atau murid menyukai murid. Ya, namanya saja cinta monyet, perasaan itu perlahan namun pasti akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu.

Karena takdir dan nasib setiap manusia itu berbeda-beda, saat reuni mini, kita akan dihadadapkan dengan berbagai pengalaman hidup para anggotanya. Kita lihat sendiri, ada anggota yang sudah jadi bos mobil, kontraktor sukses, kepala sekolah, bos pemilik orkes dangdut, pemborong, dan profesi-profesi menjanjikan lainnya.

Lalu, kita juga tak bisa menutup mata dan telinga saat ada anggota lain yang masih terseok-seok jadi honorer, kerja serabutan, sales, ojol, dan lainnya. Tak mengapa, apa pun profesimu sekarang, jangan menyurutkan semangat kebersamaan sebagai sesama alumni, ya? Toh, profesi apa pun yang kamu jalani sekarang, semua pasti memiliki satu tujuan yang sama: mencari rezeki. Besar kecil penghasilan tak masalah yang penting berkah.

Bukan disebut kejahatan, perilaku-perilaku masa sekolah yang biasa disebut dengan kenakalan remaja juga menjadi tema yang cukup menarik untuk dijadikan bahan obrolan. Tak hanya soal bolos berjemaah, beberapa murid juga biasanya akan melakukan aksi-aksi nekat yang jika diingat bikin tercengang anggota lain.

Sebagai contoh, ada murid perempuan yang nyosor murid laki-laki hingga menangis, ada yang menyingkap rok, ada juga yang nekat menggemboskan ban motor guru yang memberikan nilai jelek di rapor. Namun, jangan salah, pelaku-pelaku kenakalan masa remaja ini biasanya di masa depan akan menjadi sosok yang memiliki perangai baik hati dan juga memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dengan lingkungan sekitarnya.

Yakin, dalam satu sekolah, kamu pasti akan menemukan setidaknya satu guru killer yang sangat ditakuti oleh seluruh murid. Jika guru baik hati akan memberikan kesan positif bagi seluruh murid, guru killer dengan segala perangainya akan selalu menjadi bahan obrolan paling seru dari seluruh rangkaian kegiatan reuni mini.

Meski demikian, tak peduli bagaimana perangainya, para guru sudah berjasa memberikan ilmu kepada para murid dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Tak ada alasan untuk tidak berterima kasih atas segala pengabdian mereka yang tulus demi kebaikan masa depan murid-muridnya.

Karena usia merupakan rahasia Tuhan, sudah keniscayaan saat ada beberapa murid yang "mendahului" menghadap Sang Pencipta. Karena mereka sudah menjadi bagian dalam perjalanan hidup saat sekolah, tugas kita adalah mendoakan mereka agar tetap diberikan kebaikan di alam yang baru.

Penilaian pribadi anggota reuni pada anggota lain juga kerap terjadi sebagai selingan obrolan di sela-sela acara. Entah terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, penilaian pribadi itu biasanya melulu mengenai fisik, karakter, atau hal-hal yang terlihat atau terasa oleh pancaindra secara langsung. Saat kita melihat ada satu-dua anggota yang karakternya bikin kita mengernyitkan dahi, akan ada obrolan-obrolan rahasia yang biasanya berlanjut di sesi bahasan yang lain.

Tak mengapa, namanya saja penilaian pribadi, semua orang berhak menilai segala hal yang terjadi di hadapannya. Saat kamu menilai kepribadian orang, orang yang kamu nilai juga sejatinya punya penilaian pribadi terhadapmu. Di sisi lain, kita juga tidak tahu bagaimana pahit manis perjalanan hidup seseorang yang menyebabkan karakternya dinilai begitu ekstrem oleh anggota-anggota yang lain.

Jadi intinya, bukan penilaian pribadi yang harus didahulukan, tapi setiap anggota sejatinya harus terbiasa dan maklum. Toh, setiap kita sudah pasti punya kelemahan dan kelebihan masing-masing, bukan?

Oalah, kalau tema yang satu ini sih sepertinya memang jadi rumus abadi dalam setiap momen pertemuan alumni. Terutama bagi yang mengadakan reuni 10--20 tahun setelah kelulusan, si lajang ini biasanya akan menjadi sorotan karena dianggap melenceng dari kodrat kehidupan. Padahal kita semua tahu, urusan jodoh, rezeki, dan maut itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat.

Jika jawaban "doakan saja" tidak mempan jadi alasan, jurus andalan yang dipakai kaum lajang saat ditanya "nyari pasangan yang bagaimana" biasanya langsung dijawab dengan "nyari yang mau!" Bukan tak menghargai diri sendiri, kadang pada saat-saat tertentu, kita memang harus menyenangkan orang lain meski harus mengorbankan perasaan diri.

Karena waktu bergerak tanpa jeda, usia pun semakin bertambah seiring dengan kejadian demi kejadian yang terjadi dalam kehidupan. Sadar dengan usia yang semakin menua, pemahaman-pemahaman hidup juga biasanya akan lebih mudah masuk dan mengerti dengan sebuah pemakluman.

Orang-orang yang usianya sudah banyak biasanya sudah tak terlalu memikirkan hal keduniawian, tapi sudah melesat memikirkan kehidupan akhirat yang sifatnya kekal. Jika ia merasa ada banyak hal yang tidak tercapai di dunia, paling tidak dia masih punya harapan kebaikan di akhirat.

Esensi dasar dari reuni mini adalah silaturahmi. Jadi, sedikit atau banyak anggota yang hadir sama sekali tak menyurutkan semangat kebersamaan yang sudah terjalin sejak lama. Kita juga tidak bisa memaksakan kehendak menuntut anggota lain untuk hadir karena kesibukan dan prioritas hidup setiap manusia itu berbeda-beda. Intinya, tetap jaga kekompakan dan jalin silaturahmi dengan lebih terjaga, ya? Salam kompak selalu!