Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pesan Buat Kamu yang Suka Berasumsi Buruk pada Sahabat Sendiri

Ilustrasi sahabat (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)
Ilustrasi sahabat (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)

Setiap orang pada dasarnya memiliki pemikirannya sendiri dalam menilai sesuatu, termasuk juga baik buruknya sahabat sendiri. Pada akhirnya, kamu membuat sebuah asumsi yang mungkin ada benarnya dan juga ada salahnya. 

Namun, hal ini sifatnya sangatlah sensitif, bahkan bisa merugikannya dari berbagai macam sisi. Maka dari itu, sedikitnya ada lima pesan buat kamu yang masih suka berasumsi buruk pada sahabat sendiri. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasan di bawah ini. 

1. Lebih baik cari fakta yang ada dibandingkan hanya menerka berdasarkan asumsi belaka

Lebih baik cari fakta yang ada dibanding hanya menerka berdasarkan asumsi belaka (Unsplash.com/Dario Valenzuela)
Lebih baik cari fakta yang ada dibanding hanya menerka berdasarkan asumsi belaka (Unsplash.com/Dario Valenzuela)

Sebuah asumsi bisa timbul di benak kita biasanya berdasarkan pada rasa penasaran yang tinggi, yang mana kamu membuat kesimpulan sendiri dan membenarkan apa yang belum jelas kebenarannya. 

Pada akhirnya, berasumsi sesuka hati bukan tindakan yang baik, apalagi asumsi tersebut mengarah pada suatu hal yang buruk. Lebih baik cari fakta yang ada dibanding membuat asumsi belaka, toh juga ini demi kebaikan bersama. 

2. Sadar bahwa berasumsi yang aneh-aneh itu sifatnya bisa merugikan sahabat sendiri

Ilustrasi sahabat (Unsplash.com/Ben White)
Ilustrasi sahabat (Unsplash.com/Ben White)

Membuat asumsi sendiri memang tidak ada salahnya, dengan catatan tidak merugikan orang lain. Namun, segala macam asumsi buruk yang kamu tunjukkan untuk orang lain sifatnya akan selalu berakhir buruk. 

Pada akhirnya, kamu harus sadar bahwa tindakan ini bukanlah yang terbaik. Kamu bisa sangat merugikan orang lain, apalagi yang merasa dirugikan adalah sahabat sendiri. 

3. Gunakan asumsi yang berdasar sebagai awal dari pencegahan timbulnya asumsi buruk

Unsplash.com/Katie Treadway
Unsplash.com/Katie Treadway

Kita semua sadar bahwa sebuah asumsi tidak akan pernah terjadi begitu saja, sudah pasti ada pemicu di balik itu semua. Namun, segala macam asumsi buruk gak semuanya ada dasarnya, bahkan itu bisa berasal dari emosi kamu sendiri. 

Pada akhirnya, yang harus kamu lakukan hanyalah membuat segala macam asumsi dengan dasar yang jelas, tidak berdasarkan balas dendam, emosi yang membara, atau ketidaksukaan kamu pada dirinya. 

4. Percaya bahwa sebatas berasumsi tidak akan pernah bisa menghasilkan sesuatu yang baik

Unsplash.com/Matheus Ferrero
Unsplash.com/Matheus Ferrero

Jika kita pandang secara logika, berasumsi hanya sebatas membenarkan apa yang menurut kamu benar. Namun, sayangnya bukan berarti itu sesuai dengan fakta yang ada, bahkan bisa berbanding terbalik. 

Pada akhirnya, kamu harus mulai percaya bahwa berasumsi tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang baik. Apalagi, dalam konteks ini adalah asumsi buruk yang sifatnya merugikan. 

5. Mulai memberanikan diri untuk bertanya di saat kamu penasaran tentang sahabat sendiri

Ilustrasi lingkungan sosial (Unsplash.com/Ingrid Vasconcelos)
Ilustrasi lingkungan sosial (Unsplash.com/Ingrid Vasconcelos)

Sebuah asumsi bisa timbul di benak kita di saat ada keingintahuan yang tinggi namun ada perasaan malu untuk bertanya. Pada akhirnya, kamu hanya bisa menerka-nerka saja. 

Padahal, kamu bisa belajar memberanikan diri untuk bertanya pada sahabatmu sendiri. Daripada menimbulkan keburukan yang berkepanjangan, lebih baik untuk bertanya secara langsung pada orang yang bersangkutan. 

Itu dia deretan tips buat kamu yang masih suka berasumsi buruk pada sahabat sendiri. Tidak ada salahnya jika kita ingin berasumsi, namun harus tahu aturan dan batasan yang wajar. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Andri Yanto
EditorAndri Yanto
Follow Us