Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Bahaya Anchoring Bias dalam Mengambil Keputusan, Gampang Terpengaruh

ilustrasi seseorang sedang memilih (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi seseorang sedang memilih (pexels.com/Sora Shimazaki)

Pernah gak, kamu merasa keputusan yang kamu ambil dipengaruhi oleh informasi pertama yang kamu terima, meskipun itu gak relevan sama sekali? Atau, mungkin kamu pernah membeli sesuatu dan merasa, ‘Ah, karena harga yang pertama kali aku lihat lebih mahal, jadi yang kedua ini terasa lebih murah dan pas.’ Nah, itu adalah contoh anchoring bias atau bias jangkar. Bias ini bisa mengacaukan cara kita berpikir dan mengarah ke keputusan yang gak selalu tepat.

Sayangnya, kita sering gak sadar kalau bias ini sedang terjadi, padahal bisa banget memengaruhi banyak aspek hidup kita, mulai dari keputusan belanja, karier, bahkan hubungan. Jadi, supaya kita gak terjebak dalam pengambilan keputusan yang kurang objektif, penting banget untuk tahu bahaya dari anchoring bias ini. Berikut adalah bahaya yang bisa muncul kalau kita gak hati-hati.

1. Membuat keputusan berdasarkan informasi yang gak lengkap

ilustrasi seseorang salah mengambil keputusan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang salah mengambil keputusan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bayangkan kalau kamu baru mulai mencari barang yang ingin dibeli, dan kamu langsung melihat harga yang lumayan tinggi. Setelah itu, kamu melihat harga yang lebih murah dan merasa cocok banget! Padahal, bisa jadi harga yang lebih murah tersebut bukan yang paling terbaik, atau ada pilihan yang lebih sesuai dengan kebutuhanmu.

Inilah bahaya pertama dari anchoring bias, kamu bisa jadi memutuskan sesuatu hanya berdasarkan informasi pertama yang kamu lihat, meski itu gak lengkap atau bahkan gak relevan dengan keputusan yang harus kamu buat. Agar gak terjebak, coba ambil waktu untuk membandingkan lebih banyak pilihan dan menilai dengan lebih bijak.

2. Terjebak dalam pemikiran yang terlalu sempit

ilustrasi seseorang terjebak dalam pemikiran yang terlalu sempit (pexels.com/MART  PRODUCTION)
ilustrasi seseorang terjebak dalam pemikiran yang terlalu sempit (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ketika terlalu terfokus pada informasi pertama yang diterima, kamu cenderung hanya melihat satu sudut pandang dan melupakan faktor-faktor lain yang seharusnya juga diperhitungkan. Misalnya, saat memilih pekerjaan, kamu mungkin lebih fokus pada gaji yang ditawarkan pada awalnya dan merasa itu sudah cukup, meskipun ada faktor lain seperti lingkungan kerja atau kesempatan berkembang yang lebih penting.

Ini bisa bikin pemikiranmu jadi sempit dan terbatas, padahal keputusan yang baik seharusnya mempertimbangkan berbagai faktor. Cobalah untuk lebih membuka pikiran dan pastikan kamu gak terburu-buru membuat keputusan hanya karena terfokus pada informasi awal.

3. Mengabaikan informasi baru yang lebih relevan

ilustrasi seseorang menbaca koran (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi seseorang menbaca koran (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ini yang sering terjadi, setelah terjebak dengan informasi pertama, kamu jadi kurang peduli dengan data baru yang lebih relevan dan lebih akurat. Misalnya, saat membeli HP kamu sudah terlanjur tergiur dengan harga yang terjangkau dan melupakan spesifikasi yang lebih penting untuk kebutuhanmu. Padahal, bisa saja ada HP lain yang lebih cocok dengan harganya yang sedikit lebih tinggi, tapi punya kualitas yang jauh lebih baik.

Karena anchoring bias, kamu akhirnya mengabaikan informasi baru yang lebih berguna dan malah memilih keputusan yang kurang optimal. Agar gak terjadi, selalu pastikan kamu menilai semua informasi yang ada dan tetap terbuka terhadap hal-hal baru yang muncul.

4. Meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang bias

ilustrasi mengambil keputusan dalam memilih investasi (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
ilustrasi mengambil keputusan dalam memilih investasi (pexels.com/Jakub Zerdzicki)

Pernah merasa seperti kamu cenderung memilih keputusan yang aman atau nyaman karena sudah terbiasa dengan cara itu? Nah, anchoring bias bisa makin memperburuk kecenderungan itu. Misalnya, dalam memilih investasi atau keputusan besar lainnya, kamu jadi terlalu terpengaruh oleh angka atau statistik yang pertama kali kamu dengar, meskipun ada pilihan lain yang lebih menguntungkan.

Keputusan yang terlalu bias bisa membuat kamu kehilangan kesempatan besar atau malah memilih jalan yang lebih mudah, meskipun bukan yang terbaik. Cobalah untuk lebih kritis dalam mengevaluasi setiap keputusan dan gak hanya mengandalkan informasi pertama yang muncul di pikiranmu.

5. Menyulitkan proses evaluasi yang objektif

ilustrasi seseorang menyulitkan proses evaluasi (pexels.com/George Milton)
ilustrasi seseorang menyulitkan proses evaluasi (pexels.com/George Milton)

Saat terlalu terfokus pada satu informasi, kamu juga jadi kesulitan dalam menganalisis secara objektif. Padahal, proses evaluasi yang objektif sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.

Satu-satunya cara agar gak terjebak dalam evaluasi yang subjektif adalah dengan berhenti sejenak dan mempertimbangkan semua aspek, bukan hanya yang pertama kali datang ke pikiranmu. Jangan biarkan bias mempengaruhi cara kamu menilai situasi.

6. Menghambat proses belajar dan pengembangan diri

ilustrasi seseorang kecewa salah mengambil keputusan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi seseorang kecewa salah mengambil keputusan (pexels.com/Timur Weber)

Bias ini juga bisa menghambat kamu untuk terus belajar dan berkembang. Padahal, pengambilan keputusan yang baik datang dari pengalaman dan pembelajaran yang terus berkembang.

Untuk itu, penting banget buat menjaga pikiran terbuka dan gak terpaku pada satu sumber informasi saja. Cobalah untuk terus mencari cara baru untuk meningkatkan kemampuan diri, agar kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dan relevan.

Anchoring bias memang sering terjadi tanpa kita sadari, dan pengaruhnya bisa cukup besar terhadap pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, selalu waspada dan menjaga objektivitas saat memilih sesuatu. Jangan biarkan satu informasi pertama mengarahkan keputusanmu tanpa melihat faktor-faktor lain yang lebih relevan. Semakin sadar kamu terhadap bias ini, semakin mudah kamu membuat keputusan yang lebih tepat dan bijaksana!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us