10 Buku Nonfiksi di Bawah 250 Halaman, Perluas Wawasan

Buku adalah jendela dunia. Semakin banyak buku yang kita baca, semakin luas wawasan kita. Tetapi, kebiasaan membaca buku tidak dimiliki semua orang. Mumpung masih awal tahun 2025, tak ada salahnya untuk mencoba kebiasaan baru yakni membaca.
Jika ingin mulai membaca buku nonfiksi di tahun 2025 ini, kamu bisa mulai dengan membaca buku-buku pendek. Ada 10 rekomendasi buku nonfiksi di bawah 250 halaman atau bahkan kurang dari itu, lho. Sebagian dari buku-buku ini juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dari memoir sampai self help, buku nonfiksi memiliki beragam genre, bacalah yang sesuai minatmu!
1. Rich Dad, Poor Dad–Robert T. Kiyosaki

Rich Dad, Poor Dad adalah buku self help dengan tema keuangan personal. Dinarasikan oleh sang penulis Robert Kiyosaki, ia bercerita tentang pelajaran keuangan yang dibentuk dari hubungannya dengan kedua ayahnya, yaitu ayah kandungnya sendiri dan ayah sahabatnya.
Melalui bahasa yang ringan dan mudah dipahami, Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana membuat uang bekerja untuk kita. Buku ini membahas masalah finansial yang sering dihadapi orang dewasa akibat kesalahan didikan orang tua mereka.
2. Crying in H Mart–Michelle Zauner

Bagi penyuka buku memoir, Crying in H Mart adalah buku nonfiksi yang cocok dibaca. Ditulis oleh penyanyi dan penulis lagu Michelle Zauner, buku ini bercerita tentang lika-liku kehidupan yang dirasakan oleh Michelle yang berdarah campuran Korea dan Amerika.
Semakin lama ia menjalani kehidupan di Amerika Serikat, Michelle merasa semakin kehilangan identitasnya sebagai keturunan Korea, bahkan saat hidupnya berjalan mulus dan indah. Tetapi lalu ibunya didiagnosis kanker, dan Michelle harus merengkuh kembali semua bahasa, sejarah, dan selera makanan Korea yang diwariskan ibunya kepadanya. Crying in H Mart adalah memoir yang menyentuh hati tentang kehidupan seorang blasteran.
3. The Secret–Rhonda Byrne

The Secret adalah buku self help karya Rhonda Byrne yang didasarkan pada film dengan judul yang sama. Buku dan filmnya mengulas tentang Law of Attraction alias hukum tarik-menarik. Intinya, apa yang kita pikirkan bisa menarik hal tersebut ke dunia nyata.
Buku ini membahas bagaimana memvisualisasikan sesuatu di benak kita bisa membuat hal tersebut muncul dalam kehidupan. Dengan cara ini, kita bisa meningkatkan hubungan personal, keuangan, sampai kesehatan dengan kekuatan pikiran. Penasaran mencobanya?
4. Everything Happens for a Reason: And Other Lies I've Loved–Kate Bowler

Satu lagi rekomendasi memoir yang cukup pendek, Everything Happens for a Reason ditulis oleh Kate Bowler, seorang profesor sekolah teologi sekaligus istri dan ibu satu anak. Tetapi setelah akhirnya memiliki anak yang dinanti-nantikan selama bertahun-tahun, ia justru didiagnosis kanker usus besar stadium IV.
Memoir ini mengeksplorasi perjalanan hidup Kate setelah didiagnosis. Hidupnya diwarnai teman, orang tua, dokter, dan pastor. Melalui buku ini, Kate membagikan pendapatnya tentang pertemanan, iman, cinta, dan kematian. Kamu akan dibuat merenung oleh pembahasan Kate tentang hidup dan matinya dengan gaya bahasa yang hangat dan cerdas.
5. We Should All Be Feminists–Chimamanda Ngozi Adichie

Buku We Should All Be Feminists adalah esai karya Chimamanda Ngozi Adichie yang didasarkan pada pidatonya di Tedx Talks. Dengan bahasa yang ringan dan penuh humor, Adichie membahas definisi feminisme yang cocok untuk abad ke-21. Menurutnya, feminisme berakar pada kesadaran dan inklusivitas.
Di esai ini, Adichie menceritakan pengalaman pribadinya di Amerika Serikat, Nigeria, dan negara-negara lain. Ia berargumen bahwa diskriminasi gender itu berbahaya, baik bagi pria maupun wanita.
6. The Psychology of Money–Morgan Housel

Satu lagi buku self help dengan tema keuangan dengan panjang sekitar 250 halaman, The Psychology of Money membahas tentang cara kita memandang keuangan. Memiliki keuangan yang stabil bukan tentang apa yang kita ketahui, tetapi bagaimana kita bertindak.
Melalui The Psychology of Money, Morgan Housel membagikan 19 cerita pendek tentang bagaimana orang memandang keuangan. Sebab, di dunia nyata, keputusan keuangan dibuat di tempat-tempat yang tak terduga dan dipengaruhi oleh pandangan dan pendapat unik kita terhadap dunia.
7. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat–Mark Manson

Judul buku self help yang satu ini mungkin sudah cukup familiar. Ditulis oleh blogger Mark Manson, buku ini berargumen bahwa lebih baik kita bersikap “bodo amat” dibandingkan bersikap positif sepanjang waktu. Dengan tidak memaksakan diri untuk selalu berada di mindset positif dan menerima kalau kadang hidup tidak berjalan sesuai rencana, kita akan menjadi lebih bahagia.
Ini bukan berarti kita justru bersikap negatif atau pesimis. Melainkan, Manson berpendapat kita perlu mengetahui dan menerima batas-batas kita. Dengan gaya bahasa yang blak-blakan dan penuh humor, buku ini akan membuka pikiranmu terhadap mindset baru.
8. Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life–Hector Garcia & Francesc Miralles

Buku nonfiksi pendek yang satu ini membahas tips fisik dan mental untuk menjaga kesehatan. Secara khusus, buku ini menyoroti gaya hidup penduduk Okinawa di Jepang, daerah yang populasinya rata-rata berumur panjang. Di Jepang, ada kepercayaan bahwa setiap orang memiliki ikigai, alias alasan untuk hidup.
Buku ini menjelaskan apa kegiatan penduduk Okinawa sehari-hari, apa yang mereka makan, sampai bagaimana mereka berkomunitas. Buku ini cocok dibaca buat kamu yang ingin meningkatkan wawasan mengenai kesehatan, baik fisik maupun emosional.
9. Bicara Itu Ada Seninya: Rahasia Komunikasi yang Efektif–Oh Su-hyang

Buku nonfiksi pendek selanjutnya adalah Bicara Itu Ada Seninya yang ditulis Oh Su-hyang dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Komunikasi yang baik adalah hal yang penting untuk mempertahankan hubungan personal maupun profesional. Lewat buku ini, pakar komunikasi Oh Su-hyang membahas teknik-teknik komunikasi, persuasi, hingga negosiasi. Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, terlebih lagi orang yang ingin meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi.
10. The Mountain Is You: Transforming Self-Sabotage Into Self-Mastery–Brianna West

Rekomendasi buku self help terakhir adalah The Mountain is You, buku self help yang membahas tentang self sabotage, tindakan atau pikiran yang sengaja maupun tidak sengaja yang menghalangi seseorang mencapai tujuan.
Buku ini membahas mengapa kita bisa melakukan self sabotage, kapan kita melakukannya, baik secara sadar maupun tidak, dan bagaimana cara berhenti menyabotase diri sendiri agar tidak membatasi potensi diri.
Rekomendasi buku nonfiksi di bawah 250 halaman atau bahkan kurang dari itu bisa kamu jadikan referensi bacaan sekali duduk. Mulai dari self help hingga memoir, pilihlah buku yang menarik minatmu. Semoga buku-buku di atas membantumu membiasakan diri membaca!