Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menjaga Diri di Tengah Percakapan yang Terlalu Personal

ilustrasi menjaga batasan dalam obrolan (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi menjaga batasan dalam obrolan (pexels.com/Edmond Dantès)

Kita tentu pernah terlibat dalam percakapan yang menyentuh ranah pribadi. Situasi itu bisa membuat kita kurang nyaman dan bingung bagaimana harus menanggapinya. Sehingga penting bagi kita untuk tahu cara menjaga diri agar tetap tenang sekaligus sopan.

Menjaga diri di tengah percakapan yang terlalu personal bukan berarti menutup diri sepenuhnya. Sebaliknya, kita perlu menemukan cara yang tepat untuk melindungi privasi tanpa menyinggung lawan bicara guna menjaga interaksi tetap aman. Berikut beberapa cara yang bisa kita terapkan.

1. Mengenali batas kenyamanan

ilustrasi menetapkan batasan pribadi (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi menetapkan batasan pribadi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Setiap orang memiliki batas kenyamanan yang berbeda ketika berbicara dengan orang lain. Ada yang mudah membagikan cerita pribadi, sementara ada juga yang lebih berhati-hati. Mengenali batas itu membantu kita tahu kapan harus terbuka dan kapan harus menjaga jarak.

Jika kita sudah memahami batas nyaman tersebut, kita lebih siap menghadapi percakapan yang cenderung menekan. Kita bisa memilih mana informasi yang pantas dibagikan dan mana yang sebaiknya disimpan. Dengan begitu, percakapan yang kita lakukan tetap terkendali.

2. Mengalihkan topik dengan halus

ilustrasi menggali topik obrolan yang menarik (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menggali topik obrolan yang menarik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Percakapan yang mulai masuk ke ranah pribadi bisa diarahkan ke topik yang lebih umum. Hal itu bisa dilakukan dengan mengangkat isu yang sedang ramai atau berbicara tentang pengalaman yang netral. Cara demikian membuat lawan bicara tetap dihargai tanpa merasa ditolak.

Mengalihkan topik juga memberi kita kesempatan bernapas di tengah obrolan yang terasa terlalu mendalam. Kita tidak perlu bersikap defensif, cukup menjaga nada suara tetap ramah. Dengan begitu, suasana tetap nyaman bagi semua pihak.

3. Menjaga bahasa tubuh

ilustrasi memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi (pexels.com/George Milton)
ilustrasi memperhatikan bahasa tubuh dan ekspresi (pexels.com/George Milton)

Selain kata-kata, bahasa tubuh juga berperan besar dalam menjaga diri. Ekspresi wajah, gerakan tangan, dan postur bisa memberi sinyal bahwa kita tidak nyaman membicarakan hal tertentu. Tanda-tanda tersebut sering kali lebih mudah dipahami daripada penjelasan panjang.

Ketika kita menjaga bahasa tubuh dengan tenang, pesan yang tersampaikan akan lebih halus. Kita tidak terlihat menolak, namun tetap menunjukkan bahwa ada batasan yang perlu dihargai. Hal itu membantu percakapan tetap berjalan tanpa ketegangan.

4. Memberikan jawaban singkat

ilustrasi menyikapi orang yang mendominasi dalam obrolan (pexels.com/Marcus Aurelius)
ilustrasi menyikapi orang yang mendominasi dalam obrolan (pexels.com/Marcus Aurelius)

Saat ditanya hal yang terlalu personal, kita tidak selalu perlu memberikan jawaban panjang. Cukup dengan jawaban singkat, kita sudah bisa menjaga privasi tanpa membuat suasana canggung. Cara itu membantu kita tetap berpartisipasi tanpa membuka terlalu banyak ruang.

Jawaban singkat bisa menjadi perisai yang sederhana namun efektif. Kita tetap terlihat sopan dengan mengendalikan informasi pribadi yang perlu dibicarakan. Dengan begitu, percakapan tidak berubah menjadi interogasi.

5. Berani menetapkan batasan

ilustrasi menetapkan batasan dalam pertemanan (pexels.com/Following NYC)
ilustrasi menetapkan batasan dalam pertemanan (pexels.com/Following NYC)

Terkadang, percakapan personal bisa terus berlanjut meski kita sudah mencoba beberapa cara untuk mengakhirinya. Di kondisi itu, keberanian untuk menetapkan batas menjadi penting. Menolak dengan sopan lebih baik daripada membiarkan diri terus merasa tidak nyaman.

Menetapkan batas juga merupakan bentuk menghargai diri sendiri. Kita menunjukkan bahwa privasi adalah hal yang penting dan sudah semestinya dijaga. Dengan begitu, lawan bicara pun belajar untuk lebih peka terhadap perasaan kita.

Menjaga diri di tengah percakapan yang terlalu personal adalah keterampilan yang bisa dilatih. Sehingga kita bisa menghadapi berbagai situasi komunikasi dengan lebih percaya diri. Privasi pun tetap bisa terlindungi dan hubungan dengan orang lain tetap harmonis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us