Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Bisa Dilakukan Anak Rantau saat Krisis Keuangan

ilustrasi krisis keuangan (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Menjadi anak rantau memang ada senang dan susahnya. Senangnya, pertemanan biasanya bertambah luas. Kamu bisa mengenal lebih banyak orang dengan berbagai latar belakang. Sementara sisi susahnya, ada kalanya kamu harus berjuang sendirian saat kondisi keuanganmu kritis.

Orangtuamu tinggal di daerah yang jauh. Kalaupun kamu masih dalam tanggungan mereka, belum tentu mereka dapat mengirimkan uang dengan cepat. Sementara itu, kamu yang sudah lulus kuliah bakal lebih sungkan buat minta uang pada mereka. Nah, jika kamu kini sedang menghadapi masalah keuangan, ada baiknya lakukan upaya berikut ini.

1. Menekan pengeluaran konsumtif, termasuk jajan dan main

ilustrasi menyantap makanan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ada begitu banyak pengeluaran tidak penting yang bisa dipangkas. Jajan dan nongkrong di tempat yang mahal jelas harus dihentikan dulu. Kalau bisa, ke depan juga tetap dibatasi meski kondisi keuanganmu telah membaik.

Di samping itu, makanan yang disantap sehari-hari pun perlu diatur ulang. Kamu yang terbiasa banyak mengonsumsi makanan dengan harga mahal, sebaiknya beralih ke yang lebih murah tapi tetap menyehatkan. Minuman kekinian juga perlu diganti dengan air putih atau cukup teh dan kopi sachet.

Pengeluaran konsumtif lainnya yang mungkin dipangkas adalah pembelian kuota internet dan belanja pakaian, sepatu, atau aksesori. Gunakan internet hanya saat kamu benar-benar membutuhkannya. Sebab setiap "klik" akan membuat kuotamu berkurang.

2. Mengambil pekerjaan sampingan

ilustrasi jaga parkiran (pexels.com/Phạm Chung)

Tidak ada yang tahan berlama-lama dalam situasi krisis. Kondisi keuanganmu yang sedang gak stabil juga bisa membuatmu malu pada orang-orang di sekitar. Buat kamu yang paling anti meminta bantuan keuangan pada orang lain, bekerja apa saja pasti bukan masalah buatmu.

Soal besaran gaji, sesuai atau tidaknya dengan passion, apalagi gengsi semata bukanlah prioritasmu. Saat ini, yang utama hanyalah ada pemasukan daripada tidak sama sekali. Kamu yang sudah bekerja dapat mengambil pekerjaan sampingan yang waktunya sesuai.

3. Menjual beberapa barang

ilustrasi memilah buku (pexels.com/cottonbro)

Selama barang yang dijual merupakan milik pribadi, tentu bukan masalah. Jangan menjual barang kepunyaan teman, pemilik kos, apalagi kantor. Bahkan kalau kamu hendak menjual barang pinjaman dari orangtua seperti sepeda motor, harus izin terlebih dulu, ya.

Walau kamu tidak punya barang berharga tinggi, buku-buku bekas, pakaian, dan sepatu yang masih bagus bisa diuangkan. Begitu juga kamera yang tak lagi terpakai karena sekarang kamu sudah punya smartphone. Berapa pun hasilnya dapat dipakai untuk menyambung hidup atau modal usaha.

Apabila ada teman yang juga ingin melepas barang-barangnya tetapi tidak telaten dalam menjual atau mempromosikannya, kamu dapat mengajukan diri untuk membantunya. Sepakati saja berapa bagian uang yang akan diperoleh jika kamu berhasil menjualkannya.

4. Pindah kos atau kontrakan yang lebih terjangkau

ilustrasi pindah kos (pexels.com/MART PRODUCTION)

Perpindahan yang dilakukan tentu tidak asal-asalan. Pertimbangannya adalah biaya sewa. Pindahlah dari kos atau rumah kontrakanmu sekarang ke tempat lain yang lebih murah. Toh, tidak semua fasilitas di dalamnya sungguh-sungguh diperlukan.

Contoh, kosmu yang sekarang dilengkapi dengan Wi-Fi gratis serta kamar mandi dalam. Bukankah dengan menggunakan smartphone, kamu sudah punya kuota internet sendiri? Sedangkan fasilitas Wi-Fi dapat kamu nikmati secara cuma-cuma di kampus atau kantor.

Demi penghematan, pindahlah ke kos-kosan tanpa fasilitas WiFi. Selain itu, pilih kamar dengan kamar mandi luar sekalipun kamu jadi harus sabar mengantre. Sedikit pengorbanan dan kesabaran bakal membuat kondisi keuanganmu lebih aman.

5. Meminjam uang pada teman atau minta transferan dari orangtua

ilustrasi uang pinjaman (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bila benar-benar terdesak, berutang pun boleh, kok. Kalau kamu memerlukan uang tunai pada saat itu juga, mencoba meminjamnya dari teman boleh dicoba, asalkan kamu harus bisa memastikan kamu mampu melunasinya sesuai kesepakatan.

Namun apabila masih dapat ditunda, kamu dapat menghubungi orangtua dan meminta bantuan mereka. Akan tetapi, jangan jadikan ini sebagai kebiasaan, ya. Terlebih kamu telah memasuki usia produktif. Kamu harus tetap berusaha untuk mencukupi kebutuhanmu sendiri. Jangan lupa mengembalikan pinjaman yang diperoleh dari teman, orangtua, atau pihak lainnya.

Pertama kali merantau dan belajar mencari uang sendiri, kamu barangkali bakal sering mengalami krisis keuangan. Jangan berkecil hati. Seiring dengan usahamu untuk memperoleh penghasilan serta belajar mengelolanya sebaik mungkin, lama-kelamaan kondisi keuanganmu pasti kian stabil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us