Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hindari 5 Kesalahan Ini saat Membuat Goals untuk Diri Sendiri

ilustrasi membaca surat (pexels.com/ronlach)
ilustrasi membaca surat (pexels.com/ronlach)

Membuat goals atau tujuan untuk diri sendiri bisa menjadi langkah penting menuju pengembangan pribadi, tetapi tanpa pendekatan yang tepat, proses ini bisa menjadi rumit. Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan saat menetapkan tujuan, yang bisa menghambat kemajuan dan bahkan membuat frustrasi.

Menyadari kesalahan-kesalahan ini sejak awal dapat membantu kita merancang goals yang lebih realistis, terukur, dan sesuai dengan kapasitas diri, sehingga peluang untuk mencapai tujuan menjadi lebih besar. Kira-kira apa saja kesalahan yang perlu dihindari saat menetapkan goals untuk diri sendiri? Yuk, cari tahu lewat artikel berikut ini!

1. Membuat tujuan yang tidak dapat diukur

ilustrasi potret saat bekerja (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi potret saat bekerja (pexels.com/karolinagrabowska)

Ketika tujuan tidak memiliki ukuran yang jelas, sulit untuk mengetahui apakah kemajuan telah dicapai atau apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Tanpa indikator yang spesifik, seperti angka, waktu, atau parameter lainnya, seseorang bisa kehilangan arah dan motivasi, karena tidak ada cara yang pasti untuk menilai keberhasilan.

Selain itu, tujuan yang tidak dapat diukur sering kali membuat seseorang merasa frustasi karena tidak ada pencapaian konkret yang bisa dirayakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menetapkan tujuan yang dapat diukur agar dapat memantau perkembangan dan menjaga motivasi dalam perjalanan menuju pencapaian.

2. Membuat tujuan yang tidak dapat dikendalikan

ilustrasi wanita menatap layar handphone (unsplash.com/danrop)
ilustrasi wanita menatap layar handphone (unsplash.com/danrop)

Menetapkan tujuan yang berada di luar kendali bisa menjadi masalah, karena kamu tidak memiliki kendali penuh atas hasilnya. Misalnya, menetapkan tujuan "mendapatkan promosi tahun ini" bergantung pada keputusan atasan dan kondisi perusahaan yang mungkin tidak bisa kamu pengaruhi.

Tujuan seperti itu sering kali bergantung pada faktor-faktor eksternal, seperti keputusan orang lain atau perubahan situasi. Ini dapat menyebabkan frustrasi dan kekecewaan jika tujuan tersebut tidak tercapai, meskipun kamu telah melakukan segala upaya.

Sebaiknya, fokuslah pada tujuan yang bisa kamu kendalikan langsung. Misalnya, "meningkatkan keterampilan kerja" atau "menyelesaikan proyek dengan kualitas terbaik," sehingga bisa mengambil langkah konkret untuk mencapainya.

"Jika ekspektasi kamu terlalu tinggi untuk apa yang ingin kamu capai saat ini, kamu akan sangat kecewa," kata James Doty, MD., seorang penulis, dilansir Mind Body Green.

3. Membuat tujuan tanpa batas waktu

ilustrasi wanita berada depan laptop dengan wajah cemberut (pexels.com/anthonyshkrabaproduction)
ilustrasi wanita berada depan laptop dengan wajah cemberut (pexels.com/anthonyshkrabaproduction)

Tanpa tenggat waktu yang jelas, sulit untuk menentukan kapan dan seberapa cepat kamu harus mencapai tujuan tersebut. Batas waktu memberikan struktur dan dorongan untuk tetap fokus dan termotivasi, serta membantu kamu mengatur langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan.

Tanpa batas waktu, tujuan bisa terasa kabur dan tidak mendesak, sehingga kamu mungkin menunda-nunda atau kehilangan arah dalam proses pencapaiannya. Sebaliknya, menetapkan tenggat waktu yang spesifik membantu kamu memantau kemajuan, merayakan pencapaian, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk tetap berada di jalur yang benar.

4. Menetapkan tujuan karena orang lain

ilustrasi kedua wanita bercengkrama (pexels.com/cliffbooth)
ilustrasi kedua wanita bercengkrama (pexels.com/cliffbooth)

Menetapkan tujuan orang lain adalah kesalahan yang sering terjadi dalam perencanaan tujuan pribadi. Hal ini terjadi ketika seseorang mengadopsi atau mengikuti tujuan yang ditetapkan oleh orang lain, seperti keluarga, teman, atau atasan tanpa mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan pribadi mereka sendiri.

Meskipun mungkin ada niat baik di balik saran atau harapan orang lain, mengejar tujuan yang bukan keinginan pribadi dapat mengurangi motivasi dan kepuasan. Ketika tujuan tidak selaras dengan nilai-nilai dan aspirasi yang kamu punya, kamu mungkin merasa kurang bersemangat atau bahkan tertekan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa tujuan yang kamu tetapkan sesuai dengan minat dan aspirasi pribadimu.

5. Mengejar terlalu banyak tujuan sekaligus

ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/olly)
ilustrasi wanita berada depan laptop (pexels.com/olly)

Jika kamu mencoba mengejar terlalu banyak tujuan sekaligus, kamu mungkin merasa kewalahan dan tidak bisa fokus pada masing-masing tujuan dengan baik. Ini dapat mengurangi efektivitas dan membuat pencapaianmu menjadi lebih sulit. Selain itu, mengerjakan banyak hal dapat membuat kamu kehabisan waktu dan energi, yang bisa menimbulkan rasa frustrasi dan menurunkan produktivitas.

Sebaliknya, dengan memilih beberapa tujuan utama yang benar-benar penting dan memberi mereka perhatian penuh, kamu akan bisa bekerja lebih efisien dan mencapai kemajuan yang lebih berarti. Menetapkan prioritas dan fokus pada tujuan yang paling berdampak adalah kunci untuk meraih hasil yang lebih baik.

“Melihat tujuan dan langkah-langkah yang harus diambil akan membantu kamu tetap termotivasi dan konsisten dalam usaha mencapai tujuan itu,” jelas Catherine Jackson, psikolog berlisensi, dilansir Verywekk MInd.

Itulah tadi beberapa kesalahan yang perlu dihindari saat membuat goals  untuk diri sendiri. Dengan memperhatikan hal-hal ini, kamu akan dapat merancang dan mengejar tujuan yang lebih efektif, membuat kemajuan yang nyata, dan meraih kesuksesan yang berkelanjutan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us