Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan saat Mulai Investasi Emas, Pemula Harus Tahu

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)
Intinya sih...
  • Investasi emas aman dan stabil, tapi tetap punya risiko
  • Beli emas harus ada tujuan investasi yang jelas agar tidak panik saat harga turun
  • Jangan beli emas dalam jumlah besar di awal, pilih jenis emas yang ideal untuk investasi, dan simpan dengan baik

Investasi emas sering dianggap pilihan investasi yang paling aman dibanding jenis investasi lainnya. Gak heran kalau banyak orang tertarik untuk memulainya, apalagi di tengah harga emas yang melambung tinggi. Harga emas juga relatif stabil dan mudah dicairkan, bikin logam mulia ini jadi satu cara berinvestasi yang populer. Namun, walaupun kelihatannya simpel, investasi emas tetap punya risiko.

Terutama kalau kamu asal ikut-ikutan tren tanpa ngerti dasar-dasarnya. Beberapa orang nekat beli emas hanya karena FOMO. Kesalahan-kesalahan kecil yang kamu anggap sepele bisa bikin nilai investasimu berkurang atau malah bikin kamu kapok. Biar kamu gak rugi, berikut ini lima kesalahan saat mulai investasi emas yang wajib kamu hindari!

1. Beli emas tanpa tujuan yang jelas

ilustrasi membeli emas (unsplash.com/halyzia)

Kesalahan paling umum adalah beli emas cuma karena katanya bagus buat tabungan masa depan. Iya, emas memang aset jangka panjang yang aman, tapi tetap harus ada tujuan saat membelinya. Kamu harus tahu kenapa kamu beli emas agar punya tujuan investasi yang jelas, boleh dengan alasan apa pun yang relevan.

Tanpa tujuan, kamu akan gampang panik saat harga turun, atau malah tergoda jual emas di waktu yang salah. Dengan miliki tujuan, kamu juga bisa menentukan jenis emas yang paling pas. Apakah itu emas batangan untuk investasi serius, atau perhiasan yang bisa dipakai tapi tetap punya nilai jual nantinya.

2. Langsung beli dalam jumlah besar

ilustrasi investasi emas (unsplash.com/scottsdalemint)

Terkadang, karena takut harga makin naik, banyak orang buru-buru beli emas dalam jumlah besar di awal. Padahal, strategi yang lebih aman adalah dengan metode dollar cost averaging, yaitu beli sedikit-sedikit secara rutin. Cara ini bisa mengurangi risiko beli di harga tinggi dan membantu kamu tetap konsisten berinvestasi. Sehingga, kamu bisa punya harga beli rata-rata yang normal.

Kalau kamu langsung all in, kamu gak cuma berisiko beli di harga puncak, tapi juga kehilangan kesempatan untuk diversifikasi aset. Apalagi kalau dana yang kamu pakai untuk beli emas adalah dana darurat atau tabungan sehari-hari. Jangan sampai investasi emas justru bikin keuanganmu gak stabil dan berakibat fatal, ya!

3. Gak perhatikan jenis dan sertifikasi emas

ilustrasi emas (pexels.com/Michael Steinberg)

Emas itu gak cuma ada satu jenis, jenisnya banyak, ada emas batangan, perhiasan, sampai koin. Emas batangan seperti produk dari Antam atau UBS biasanya lebih ideal untuk investasi karena punya kadar kemurnian tinggi dan lebih mudah dijual kembali. Namun, pastikan kamu beli emas yang punya sertifikat resmi dan terpercaya.

Jangan gampang tergiur harga murah, apalagi kalau belinya dari tempat yang gak jelas. Pastikan tempat kamu beli emas adalah toko resmi, aplikasi investasi emas terpercaya, atau bank yang menyediakan produk logam mulia. Emas palsu atau tanpa sertifikat bisa bikin kamu rugi besar saat dijual kembali pastinya.

4. Gak punya rencana penyimpanan yang aman

ilustrasi safe deposit box (pexels.com/Ehtiram Mammadov)

Beli emas itu memang gampang, tapi menyimpannya bisa jadi tantangan besar kalau kamu gak hati-hati. Banyak orang menyimpan emas di tempat yang rawan, seperti di laci meja, lemari, bahkan diselipkan di bawah kasur. Padahal, emas fisik rentan hilang, dicuri, atau rusak kalau gak disimpan dengan baik.

Jadi, kalau kamu simpan di rumah, setidaknya gunakan brankas kecil yang tahan api dan air. Atau kalau kamu punya budget lebih dan ingin jaminan keamanan, sewalah safe deposit box di bank yang bisa jadi pilihan terbaik. Ingat, penyimpanan emas yang aman itu bagian penting dari strategi investasi, bukan sekadar urusan teknis, lho!

5. Ekspektasi dapat keuntungan dalam jangka pendek

Ilustrasi berbagai nominal mata uang rupiah Indonesia (pexels.com/Robert Lens)

Ini dia yang sering jadi jebakan buat pemula. Emas memang bisa naik nilainya, tapi itu bukan dalam hitungan minggu atau bahkan bulan. Naiknya cenderung pelan tapi stabil. Jadi kalau kamu berharap bisa beli sekarang dan jual sebulan lagi dengan untung besar, kemungkinan kamu bakal kecewa.

Investasi emas itu cocok buat tujuan jangka menengah sampai panjang, misalnya tiga tahun ke atas. Kalau kamu butuh instrumen yang bisa kasih untung cepat, mungkin saham atau reksa dana bisa lebih sesuai, tapi tentu dengan risiko yang juga lebih tinggi. Pahami karakter emas sebagai aset investasi biar kamu gak salah paham, ya!

Emas memang investasi yang ramah pemula, tapi tetap perlu pengetahuan dasar supaya hasilnya maksimal. Dengan menghindari lima kesalahan tadi, kamu bisa mulai investasi emas dengan lebih percaya diri dan terhindar dari penyesalan nantinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us