5 Kesalahan Umum saat Mengambil Rumah Subsidi, Awas Nyesel!

- Lupa memeriksa lingkungan sekitar rumah, termasuk keamanan, fasilitas umum, dan suasana kompleks perumahan.
- Tidak meneliti kualitas bahan bangunan secara langsung sehingga dapat muncul masalah seperti retaknya dinding dan bocornya atap.
- Tidak memahami hak dan kewajiban KPR bersubsidi yang dapat berakibat pada pencabutan subsidi atau sanksi hukum.
Akhir-akhir ini warganet dihebohkan dengan beredarnya video rumah subsidi pemerintah yang disebut 'tak manusiawi' karena ukurannya yang sangat sempit dan dinilai kurang layak huni. Rumah subsidi ditujukan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki hunian yang nyaman dan terjangkau.
Namun, realitanya tak sedikit yang merasa kecewa setelah membeli rumah subsidi karena kurang teliti sejak awal. Agar kamu tidak terjebak dalam penyesalan yang sama, berikut ini lima kesalahan umum yang sering dilakukan saat mengambil rumah subsidi.
1. Lupa memeriksa lingkungan di sekitar rumah

Kualitas hidup sehari-hari sangat dipengaruhi oleh kebiasaan tetangga, tingkat keamanan, ketersediaan fasilitas umum, hingga suasana kompleks perumahan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain kondisi kerawanan banjir di area tersebut, ketersediaan akses transportasi umum, jarak ke minimarket dan fasilitas kesehatan.
Hal-hal kecil yang dapat mengganggu seperti suara bising dari jalan utama, tetangga yang suka memutar lagu dengan pengeras suara, atau akses masuk yang terlalu gelap justru baru terasa setelah rumah dihuni. Maka dari itu, lakukan observasi saat hari biasa, malam hari, dan akhir pekan untuk tahu keadaan lingkungan sekitar.
2. Tidak meneliti kualitas bahan bangunan secara langsung

Banyak calon pembeli rumah subsidi terlalu fokus dengan harga dan lokasi, hingga lupa meneliti kualitas material yang digunakan. Padahal, biaya pembangunan ditekan agar harga jual tetap rendah menyebabkan tak sedikit pengembang memilih bahan bangunan dengan kualitas seadanya.
Masalah baru muncul setelah rumah ditempati beberapa bulan, seperti dinding yang mulai retak, lantai yang mudah mengelupas, atau atap yang bocor saat hujan deras. Ketahanan bangunan yang buruk jelas akan menambah beban biaya renovasi di kemudian hari.
3. Tidak memahami hak dan kewajiban KPR bersubsidi

Banyak yang tertarik mengambil rumah subsidi karena cicilannya ringan, tetapi tak benar-benar memahami skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi. Padahal, ada syarat dan ketentuan yang mengikat, seperti tidak boleh disewakan, dijual dalam waktu tertentu, atau harus dihuni sendiri.
Melanggar aturan-aturan ini dapat berakibat pada pencabutan subsidi atau bahkan sanksi hukum.
Selain itu, calon debitur juga wajib mengetahui tanggung jawabnya dalam membayar cicilan tepat waktu, mengurus dokumen legalitas, dan memahami ketentuan penalti jika ingin melunasi lebih cepat.
4. Tertipu developer nakal yang tidak resmi terdaftar

Salah satu risiko terbesar dalam pembelian rumah subsidi adalah memilih developer yang tidak resmi atau tidak terdaftar dalam program pemerintah. Beberapa developer nakal menjual rumah dengan embel-embel 'subsidi', padahal tidak bekerja sama dengan bank penyalur KPR, dan tak jelas legalitasnya.
Agar terhindar dari penipuan, pastikan developer yang kamu pilih sudah terdaftar di situs resmi Kementerian PUPR atau bekerja sama dengan bank penyalur KPR subsidi. Jangan mudah percaya pada iklan berlebihan, promosi terlalu murah, atau proses yang terlalu cepat tanpa prosedur jelas.
5. Tidak menyimpan dana cadangan

Rumah subsidi sering kali perlu diperbaiki atau disesuaikan sebelum benar-benar nyaman dihuni. Beberapa hal umum yang sering ditemui antara lain ventilasi yang kurang memadai, tidak adanya pagar, atau dapur yang sangat sederhana.
Kamu perlu menyisihkan dana cadangan di luar uang muka dan cicilan bulanan, terkadang rumah subsidi memerlukan sedikit renovasi seperti membuat talang air hingga saluran listrik. Semua ini diperlukan agar rumah nyaman untuk ditempati dalam jangka panjang.
Keputusan untuk membeli rumah bersubsidi membutuhkan pertimbangan yang matang agar tidak berujung pada penyesalan. Harga yang terjangkau memang menggoda, tetapi jangan sampai membuatmu lengah terhadap detail penting yang memengaruhi kenyamanan, kualitas, dan jangka panjang kepemilikan rumah.