Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Masalah Spesifik Para Penulis IDN Times selain Artikel Pending

masalah spesifik para penulis IDN Times (pexels.com/Ivan Samkov)
masalah spesifik para penulis IDN Times (pexels.com/Ivan Samkov)
Intinya sih...
  • Banyak penulis IDN Times mengalami artikel kedaluwarsa yang tidak dapat bonus poin
  • Artikel ditolak karena sudah ada penulis lain yang menulis topik yang sama
  • Momen keberuntungan dengan banyak artikel terbit membuat stok artikel di kolom pending habis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai penulis di IDN Times, kita semua mungkin cukup akrab dengan permasalahan mengenai artikel yang pending. Bahkan, tidak hanya kerap diributkan oleh penulis baru saja. Banyak juga penulis lama yang telah lebih dulu bergabung, suka membahas masalah ini juga. Bukan hal yang aneh memang, mengingat tujuan kebanyakan penulis bergabung di platform ini adalah karena ingin agar tulisannya dapat diterbitkan. 

Tapi, selain problem tadi, sebenarnya masih ada banyak sekali, lho, masalah-masalah lain yang juga pernah dialami oleh penulis IDN Times. Mulai dari persoalan mengenai klaim poin hingga hal-hal tak terduga lainnya. Coba cek, apakah daftar masalah spesifik di bawah ini juga pernah kamu alami sebagai community writer IDN Times?

1. Beberapa artikel hangus dan tidak memenuhi syarat untuk klaim poin

ilustrasi kumpulan event bulanan di IDN Times (community.idntimes.com)
ilustrasi kumpulan event bulanan di IDN Times (community.idntimes.com)

Biarpun setiap bulan ada banyak event yang bisa penulis ikuti di IDN Times untuk mendulang bonus poin. Namun, kadang ada beberapa artikel yang tidak memenuhi syarat untuk diklaim karena tidak sesuai dengan periode yang berlaku. Alhasil, beberapa tulisan pun berubah statusnya menjadi kedaluwarsa dan tidak bisa mendapat bonus poin. Kalau hanya beberapa yang kedaluwarsa, sih, mungkin tidak masalah.

Tapi, kalau jumlahnya ada banyak, rasanya sedih sekali. Padahal, biarpun dari jauh-jauh hari kita telah berusaha menulis sebanyak mungkin artikel demi memperbesar peluang terbit. Tetap saja, kadang masih belum rezeki kita untuk mendapatkannya. Apakah jika ada momen begini, kamu bakal tetap lanjut menulis atau memilih hiatus dulu sejenak karena merasa kecewa?

2. Keduluan oleh penulis lain dalam penerbitan artikel

ilustrasi merasa shock sekaligus bingung (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi merasa shock sekaligus bingung (pexels.com/Yan Krukau)

Dikarenakan ada banyak sekali penulis yang tergabung di IDN Times, kita pun tidak bisa menebak penulis lain sedang menulis topik apa. Alhasil, kadang ada momen tak terduga di mana artikel kita ditolak karena sudah keduluan oleh penulis lain. Padahal, meski di hari mengerjakan tulisan, kita sudah mengecek bahwa belum ada artikel serupa yang diterbitkan di IDN Times.

Rupanya, bisa saja ada pula penulis lainnya yang juga tengah menulis topik yang sama persis dengan kita, meski isinya berbeda. Entah kapan mereka mengirimnya, apakah lebih cepat dari kita, tepat di hari yang sama dengan kita, atau bahkan jauh lebih lambat dari kita. Pada akhirnya, sebagai penulis, kita tidak bisa menebak tulisan siapa yang bakal duluan diterbitkan oleh editor. 

3. Senang artikel diterbitkan sekaligus, tapi stok artikel pending jadi kosong

ilustrasi terkejut artikel diterbitkan sekaligus (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi terkejut artikel diterbitkan sekaligus (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau pengalaman di poin ketiga ini, mungkin lebih relate buat penulis yang telah lama bergabung. Barangkali, kamu juga pernah mendapatkan satu momen atau hari keberuntungan, di mana satu per satu artikelmu yang pending, berhasil diterbitkan dalam jarak waktu yang berdekatan. Momen satu ini selain tidak terduga, kehadirannya juga bikin kamu bahagia tak karuan.

Tapi, rupanya momen ini pun juga membuat masalah baru muncul. Sebab, kamu yang sebelumnya sering mengeluh artikelmu menumpuk di kolom pending, kini jadi tidak punya stok artikel lagi yang tersisa di kolom tersebut. Meski ada artikel dari beberapa bulan atau tahun sebelumnya, tapi peluang terbitnya cukup kecil. Akibatnya, jadi kelimpungan sendiri karena ingin segera submit artikel baru pun, naskahnya masih belum dibuat. 

4. Menulis isi artikel cukup cepat, giliran mencari gambar sangat lama

ilustrasi mencari gambar (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi mencari gambar (pexels.com/cottonbro studio)

Biarpun pekerjaan menulis artikel tidak bisa dibilang mudah. Tapi, banyak yang merasa bahwa jauh lebih susah mencari gambar untuk disertakan dalam artikel. Selain harus mencari yang benar-benar merepresentasikan topik yang dibahas. Gambar pun juga harus bebas copyright. Masalahnya adalah meskipun situs free license, macam Pixabay, Pexels, atau Unsplash, menyediakan banyak gambar menarik yang bisa dipilih.

Kadang, ada beberapa gambar yang sudah terlalu banyak digunakan community writer lainnya, sehingga bakal amat membosankan bila artikel kita juga memakai gambar yang sama. Tapi, kebutuhan untuk gambar yang sangat spesifik, kadang persediaannya terbatas sekali. Bahkan, perlu mengotak-atik kata kunci hingga scrolling untuk waktu yang lama. Inilah yang bikin proses mencari gambar cukup jadi masalah sekaligus tantangan yang perlu dihadapi penulis.

5. Sulitnya memprediksi artikel mana yang bakal diterbitkan editor

ilustrasi menebak artikel yang bakal diterbitkan (pexels.com/George Milton)
ilustrasi menebak artikel yang bakal diterbitkan (pexels.com/George Milton)

Entah ini juga bisa dikategorikan sebagai masalah atau tidak. Tapi, nyatanya apa yang kita prediksikan tidak selalu bakal terjadi. Kamu mungkin pernah merasa percaya diri saat menulis artikel tertentu yang kamu rasa idenya sangat brilian dan amat sempurna dari segi judul, pemilihan gambar, serta isinya. Namun, artikel yang benar-benar kamu percaya diri bisa diterbitkan tadi, justru malah berakhir mengendap lama di kolom pending.

Sebaliknya, artikel lain yang kamu anggap biasa-biasa saja dan tidak terlalu berharap banyak, justru malah artikel tersebutlah yang dapat kesempatan untuk terbit. Kira-kira, kenapa hal ini bisa terjadi, ya? Mungkin, prinsip bahwa tidak usah terlalu berharap pada sesuatu, memang juga perlu diterapkan ketika tengah mengirim artikel. Setuju tidak?

Selain permasalahan mengenai artikel pending. Rupanya, masih ada banyak pula daftar masalah spesifik lain yang kerap dialami oleh penulis di IDN Times. Apakah kamu juga pernah menjumpai semua masalah di atas? Kalau iya, apa kamu punya masalah spesifik lainnya yang pernah kamu alami, tapi tidak ada dalam list artikel ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us